TEMPO.CO, Jakarta - Solo traveling atau wisata sendirian kini semakin diminati perempuan pelancong. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh sebuah perusahaan riset pasar pariwisata, Future Partners, hampir 40 persen perempuan pelancong tertarik untuk melakukan perjalanan seorang diri pada 2025. Angka ini meningkat 8 persen dibanding tahun sebelumnya.
Tidak hanya mengunjungi destinasi terkenal, saat ini semakin banyak perempuan yang ikut menjelajah alam melalui berbagai kelompok, seperti Women in the Wild yang dikelola oleh Natural Habitat Adventures. Selama 2024, kapasitas perusahaan tur ini meningkatkan 75 persen dan berencana untuk menambah lagi hingga dua kali lipat pada 2025. Di samping itu, Natural Habitat Adventures melaporkan bahwa ada permintaan kuat dari kalangan wanita yang lebih tua untuk melakukan solo traveling.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan Road Scholar, yang berfokus pada perjalanan untuk orang-orang berusia 50 tahun, setiap tahunnya melayani 90.000 wisatawan dan 85 persen adalah perempuan. Solo traveler perempuan Road Scholar rata-rata sudah menikah dan bepergian tanpa pasangan karena minat perjalanan yang tidak sama.
Perusahaan perjalanan Virtuoso juga melaporkan 71 persen penggunanya ialah perempuan. Sekitar 41 persen dari mereka sudah berpisah atau bercerai.
Motivasi Solo Traveling
Motivasi perempuan untuk bepergian sendiri karena rasa ingin tahu, mencari kebahagiaan, mengagumi keindahan alam, dan merasakan kegembiraan. Kebanyakan pelancong solo perempuan ialah orang dewasa dengan penghasilan menengah ke atas. Oleh karena itu, perusahaan perjalanan menargetkan para pensiunan untuk menciptakan pengalaman bagi diri mereka sendiri.
“Sekitar 85 persen perempuan yang mengikuti perjalanannya bepergian sendiri bersedia dan mampu mengeluarkan uang untuk menciptakan pengalaman hidup yang luar biasa bagi diri mereka sendiri," katanya Doni Belau, pendiri Girls' Guide to the World, dikutip dari NBC News, Rabu, 15 Januari 2025.
Perempuan sudah lama menghadapi stigma buruk dan beberapa tantangan saat bepergian sendiri. Perempuan yang melancong solo harus dihadapkan dengan ketidaknyamanan bahkan bahaya fisik. M. Terry Bowman, seorang manajer terapi okupasi di Seattle, berusaha menghilangkan tantangan yang dihadapinya saat melakukan solo traveling dengan mengunjungi destinasi yang menyambut dan menghormati perempuan.
Destinasi Solo Traveling untuk Perempuan
Dilansir dari Time Out terdapat sembilan destinasi untuk perjalanan solo bagi perempuan. Pertama, Portugal, pelancong akan menemukan kastil bergaya barok, jalur pendakian dan pantai yang luas. Kedua, Republik Ceko. Di Ceko, khususnya Praha, solo traveler bisa jalan-jalan di gang sempit, mengunjungi Jembatan Charles yang ikonik, ke Kastil Praha, mengelilingi alun-alun Kota Tua, dan menjelajah ke katedral ikonik di Praha.
Ketiga, Jepang, negara ini merupakan tempat teraman di dunia yang bisa pelancong datangi. Di negara ini terdapat gerbong kereta khusus perempuan yang akan membuat perjalanan terasa aman.
Keempat ialah Guatemala yang populer di kalangan perempuan pelancong solo karena infrastruktur bagus dan harga makanan terjangkau. Kelima, Vietnam dengan objek wisata terdiri dari gunung, pantai, pulau, serta wisata kuliner.
Keenam adalah Australia, perencanaan berlibur ke negara ini cukup mudah karena proses visa yang sederhana. Objek wisata yang ditawarkan menarik mulai dari landmark ikonik hingga pantai yang indah. Tujuh, Yunani dengan keindahan alam serta sejarahnya yang menarik untuk dijelajahi. Kedelapan, Selandia Baru, negara ini aman untuk dikunjungi saat solo traveling dengan datang ke fjord, gunung, gletser, dan pantai. Sembilan, Sri Lanka, populer di kalangan backpaper untuk menghabiskan waktu seminggu menjelajahi situs UNESCO.
NIA NUR FADILLAH | NBC | TIMEOUT