TNI Serbu Polres Tarakan, SETARA Institute: Manifestasi Jiwa Korsa yang Keliru

3 hours ago 5

Hendardi menilai pengeroyokan oleh TNI terhadap personel Polres Tarakan, Kalimantan Utara, sebagai tindakan preman yang memalukan.

25 Februari 2025 | 14.28 WIB

Puluhan TNI diduga mengeroyok anggota Polres Tarakan pada Senin malam, 24 Februari 2025. Dokumentasi Istimewa.

Puluhan TNI diduga mengeroyok anggota Polres Tarakan pada Senin malam, 24 Februari 2025. Dokumentasi Istimewa.

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi menilai pengeroyokan yang dilakukan anggota TNI terhadap personel Polres Tarakan, Kalimantan Utara, sebagai tindakan preman yang memalukan. Insiden ini membuat lima polisi terluka karena dipukuli oleh 20 tentara pada Senin malam, 24 Februari 2025.

slot-iklan-300x100

“Penyerangan ke markas Polres Tarakan oleh 20 anggota TNI itu tindakan keji, premanisme, manifestasi jiwa korsa yang keliru dan memalukan. Apapun motivasi dan latar belakang penyerangan ini, tetap tidak bisa dibenarkan dan harus diproses secara hukum,” kata Hendardi melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 25 Februari 2025.

slot-iklan-300x600

Berdasarkan catatan SETARA Institute, konflik antara TNI dan polisi selalu dimulai dari persoalan pribadi. Semisal tersinggung karena sikap salah satu pihak maupun terprovokasi kabar bohong terhadap sebuah peristiwa. Bahkan lebih jauh lagi konflik antar dua instansi ini bisa terjadi karena perebutan kewenangan operasi di daerah tertentu.

Menurut Hendardi, petinggi dari dua institusi itu juga tidak mampu menyelesaikan akar masalah yang memicu konflik pada anggota mereka di lapangan. Penanganan terhadap konflik di TNI maupun Polri hanya ditutupi secara simbolis dengan dalih sinergitas. Padahal kondisi di lapangan menunjukkan mereka kerap bersinggungan satu sama lain.

“Penanganan konflik secara substantif dan fundamental harus menyasar pada kepatuhan terhadap disiplin bernegara dan berdemokrasi. Masing-masing institusi harus menjalankan perannya tanpa melampaui batas-batas tugas dan fungsinya,” ucap Hendardi.

Kronologi TNI Serang Polres Tarakan

Penyerangan oleh personel TNI itu berlangsung sekitar pukul 23.00 WITA, mereka membawa batu, kayu, dan besi saat mendatangi Polres Tarakan. Anggota TNI datang memakai truk hijau menuju Bank Mandiri di Jalan Yos Sudarso, Tarakan. Mereka turun dari truk dan berjalan menuju Mako Polres Tarakan. 

Tiba di Mako Polres Tarakan, anggota TNI ini langsung memukul polisi yang sedang berjaga. Mereka lalu merusak beberapa peralatan yang ada di tempat itu. Tak berselang lama, datang anggota polisi lain ke Polres Tarakan. Mereka juga turut menjadi korban akibat dikejar oleh anggota TNI itu.

Tempo telah menghubungi Kepala Seksi Humas Polres Tarakan Inspektur Polisi Dua Anita Susanti Kalam; Kepala Bidang Penerangan Umum Pusat Penerangan TNI Kolonel Agung Saptoadi dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo mengenai insiden ini. Namun mereka belum merespons untuk memberikan pernyataan.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Kolonel Kav Kristiyanto mengatakan kasus tersebut sedang dalam tahap penyelidikan dan pemeriksaan. “Kami memang menerima informasi terkait insiden di Tarakan yang melibatkan oknum TNI dan polisi,” kata Kristiyanto dikutip dari Antara, Selasa, 25 Februari 2025.

Kristiyanto mengatakan TNI dan Polri sedang berkoordinasi untuk mencari penyelesaian terbaik. Petinggi TNI dan Polri di Kalimantan Utara disebut telah mengadakan pertemuan merespons insiden itu. “Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Tarakan untuk menyelesaikan masalah ini,” ucap dia.

Adapun prajurit TNI yang terlibat dalam penyerangan ini, kata Kristiyanto, sudah diperiksa. Dia memastikan anggota yang terbukti bermasalah akan ditindak sesuai hukum dan prosedur yang berlaku. “Kami akan membuka informasi setelah proses penyelidikan selesai,” ujar Krisiyanto.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |