Top 3 Dunia; Pesawat Jeju Air 7C2216 Jatuh dan Hambatan Investasi Asing Masuk Indonesia

1 month ago 63

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia pada Minggu, 29 Desember 2024, diurutan pertama berita tentang pesawat jatuh Jeju air 7C2216 di Bandara Muan International Airport. Sampai berita ini ditulis, jumlah korban tewas 179 orang dan 2 selamat. KBRI Seoul memastikan tidak ada WNI dalam penerbangan itu.

Diurutan kedua top 3 dunia berita tentang Peneliti dari Yonsei University, Ko YoungKyung, yang mengungkap ada beberapa tantangan yang dialami pemerintah asing, terutama Korea Selatan ketika hendak berinvestasi di Indonesia. Salah satu yang menghambat adalah soal aturan yang tidak tentu. Regulasi dan kebijakan yang tidak pasti, masalah kepercayaan, dan kurangnya infrastruktur telah menghambat masuknya investasi asing ke Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. KBRI Seoul Pastikan Tak Ada WNI dalam Pesawat Jatuh Jeju Air 7C2216

KBRI Seoul dan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta memonitor perkembangan kecelakaan pesawat jatuh Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 yang terjadi di Muan International Airport, Korea Selatan, pada Minggu, 29 Desember 2024.

Dalam keterangannya, KBRI Seoul menjelaskan sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat. Berdasarkan informasi melalui media setempat, pesawat naas itu terbang dari Bangkok membawa total 181 orang yang terdiri dari 173 WN Korea dan 2 WN Thailand serta 6 awak pesawat. Tidak ada WNI yang menjadi penumpang dalam pesawat tersebut.

Kementerian Transportasi Korea Selatan menjelaskan Jeju Air 7C2216 berusaha melakukan pendaratan setelah pukul 9 pagi di bandara Muan International Airport. Data kementerian memperlihatkan ini adalah kecelakaan udara paling mematikan yang pernah dialami maskapai dari Negeri Gingseng dalam hampir tiga dekade.    

Jeju Air 7C2216 adalah pesawat bermesin ganda tipe Boeing 737-800. Rekaman video memperlihatkan pesawat meluncur di landasan dalam kondisi roda tak keluar, lalu menghantam sebuah dinding bandara dan meledak hingga menjadi puing-puing. Dua awak pesawat, yakni seorang laki-laki dan perempuan, diselamatkan dari bagian ekor pesawat.

Baca selengkapnya di sini

2. Aturan Tidak Pasti Jadi Tantangan Masuknya Investor Korea Selatan ke Indonesia

Peneliti dari Yonsei University, Ko YoungKyung mengungkap ada beberapa tantangan yang dialami pemerintah asing, terutama Korea Selatan ketika hendak berinvestasi di Indonesia. Salah satu yang menghambat adalah soal aturan yang tidak tentu.

"Tiga hal yang menjadi tantangan. Pertama regulasi dan kebijakan yang tidak pasti, masalah kepercayaan, dan kurangnya infrastruktur penunjang," kata Ko awal Desember 2024 di Jakarta. 

Ko mengatakan regulasi yang tidak pasti membuat para pengusaha Korea Selatan jadi tidak yakin untuk menanam investasi dalam jumlah besar dan jangka panjang ke tanah air. Salah satu kebijakan yang menurutnya cukup memyulitkan investor Korea dalam berinvestasi ke Indonesia adalah meningkatnya kewajiban Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari 40 menjadi 60 persen. 

Ia pun menilai kebijakan relaksasi pajak kendaraan listrik lebih menguntungkan pembuat kendaraan listrik asal Cina dari pada perusahaan Korea Selatan yang sudah membangun pabrik di Indonesia. Belum lagi ketika ada tawaran untuk melakukan investasi ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca selengkapnya di sini

3. Serba-serbi Jatuhnya Pesawat Azerbaijan: Kronologi hingga Ditemukannya Kotak Hitam

Penerbangan Azerbaijan Airlines J2-8243 dari ibu kota Azerbaijan, Baku, terbang ratusan mil menyimpang dari rute yang dijadwalkan menuju Grozny, di wilayah Chechnya selatan Rusia sebelum jatuh. Pesawat itu jatuh di tepi seberang Laut Kaspia sekitar 3 km dari Aktau di Kazakhstan. Setidaknya 38 orang tewas dan 29 orang selamat.

Belum diketahui mengapa pesawat tersebut menyimpang ratusan mil melintasi Laut Kaspia. Sementara, dikutip dari Reuters, Badan Pengawas Penerbangan Rusia mengatakan bahwa pesawat tersebut telah memutuskan untuk mengubah rute dari tujuan aslinya di tengah kabut tebal dan peringatan lokal mengenai pesawat tanpa awak Ukraina.

Empat sumber yang mengetahui temuan awal investigasi Azerbaijan mengatakan kepada Reuters bahwa pertahanan udara Rusia secara keliru menembak jatuh pesawat itu. Foto-foto reruntuhan pesawat menunjukkan apa yang tampak seperti kerusakan akibat pecahan peluru di bagian ekor pesawat

Baca selengkapnya di sini 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |