Tour de PMI, Strategi Sleman Atasi Krisis 1.000 Kantong Darah Tiap Bulan

2 weeks ago 34

Ilustrasi kantong darah | pixabay

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman tengah menghadapi tantangan serius dalam memenuhi kebutuhan darah bagi pasien di wilayahnya. Setiap bulan, permintaan darah mencapai angka 3.500 kantong, namun suplai yang berhasil dikumpulkan baru sekitar 2.500 kantong. Kekurangan sekitar 1.000 kantong saban bulan ini kerap ditutup dengan mendatangkan darah dari luar daerah, bahkan hingga Malang dan Surabaya.

Menjawab tantangan tersebut, PMI Sleman meluncurkan inovasi baru bertajuk “Tour de PMI”, sebuah program edukatif sekaligus layanan donor darah yang dikemas dengan pendekatan lebih inklusif dan menyenangkan. Program ini secara resmi dikenalkan kepada publik pada Minggu (23/6/2025), di Markas PMI Sleman.

Wakil Ketua PMI Kabupaten Sleman, Hery Dwikuryanto, mengatakan, Tour de PMI dirancang agar masyarakat tak hanya datang untuk mendonorkan darah, tetapi juga mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang proses dan manfaat donor. “Kami ingin mengubah persepsi bahwa donor darah itu sekadar aktivitas medis. Ini adalah bentuk kepedulian, dan sekaligus bisa jadi pengalaman edukatif,” ujarnya.

Berbeda dengan kegiatan donor konvensional yang mengandalkan mobil unit ke lokasi-lokasi komunitas, Tour de PMI mengajak warga atau kelompok untuk datang langsung ke markas PMI. Di sana, mereka tak hanya menjalani proses donor di tempat yang nyaman dan bersih, tapi juga mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis seperti cek gula darah, kolesterol, hingga asam urat.

“Datang ke sini, tidak hanya mendonorkan darah, tetapi juga bisa mengecek kesehatan secara gratis. Ini upaya kami memberi nilai tambah kepada para pendonor,” imbuh Hery.

Tak hanya itu, para pendonor juga mendapat bingkisan kecil dan berkesempatan memenangkan doorprize berupa satu unit telepon genggam yang diundi setiap bulan. Pendekatan ini dinilai efektif untuk meningkatkan minat warga dalam berpartisipasi secara rutin.

Program Tour de PMI mulai mendapatkan sambutan positif. Salah satunya datang dari komunitas jemaat Gereja St Yohanes Chrisostomus Stasi Pojok, Sendangagung, Minggir, yang memilih datang bersama-sama ke markas PMI Sleman. Selama ini, mereka rutin menggelar donor darah di lingkungan gereja, namun kali ini mencoba pendekatan berbeda.

Penggerak donor dari gereja tersebut, Paulus Suryono, mengaku lebih puas bisa berdonor langsung di markas PMI. “Tempatnya bersih, nyaman, dan ada fasilitas cek kesehatan. Kalau di luar kan harus bayar, tapi di sini gratis,” tuturnya.

Menurutnya, donor darah bukan sekadar rutinitas sosial, melainkan kontribusi nyata untuk menyelamatkan nyawa. Dalam satu kegiatan donor di gerejanya, tercatat lebih dari 100 orang mendaftar, meski yang lolos screening biasanya sekitar 80 orang.

Hery menyebut, upaya seperti Tour de PMI ini diharapkan dapat menutup defisit darah yang selama ini masih menjadi persoalan krusial. Jika program ini sukses menarik lebih banyak partisipasi masyarakat, maka ketergantungan Sleman terhadap suplai darah dari luar daerah bisa ditekan.

“Ini tidak bisa kami lakukan sendiri. Butuh gerakan sukarela dan dukungan dari berbagai komunitas, lembaga pendidikan, dan seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Hery.

Dengan pendekatan yang lebih personal, informatif, dan menyenangkan, PMI Sleman berharap budaya donor darah bisa tumbuh lebih kuat di tengah masyarakat. Sebab, menyumbangkan darah bukan sekadar tindakan medis, tapi juga bentuk cinta kasih terhadap sesama. [*]

Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |