KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Embung Setumpeng di Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, menjadi contoh inspiratif kolaborasi antara wisata dan pertanian organik. Terletak di kaki Gunung Lawu, kawasan ini menawarkan pemandangan sawah terasering yang memesona, sekaligus menyimpan semangat besar untuk mengenalkan dunia pertanian kepada generasi muda lewat konsep eduwisata.
Mengusung slogan “Anak Muda Bertani Itu Keren”, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gentungan bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek 1 menggagas wisata edukatif yang memadukan alam, pengetahuan, dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan utamanya adalah menghidupkan kembali minat anak muda terhadap sektor pertanian yang selama ini mulai ditinggalkan.
Sebelum pandemi Covid-19, destinasi ini sempat viral dan mampu menarik hingga seribu pengunjung setiap bulannya. Namun, seperti sektor wisata lainnya, kunjungan menurun drastis saat pandemi hingga 2021. Sejak 2022, Pokdarwis kembali mengaktifkan wisata ini, meski dengan berbagai keterbatasan.
“Setiap hari ada yang datang, tapi mereka pergi lagi karena kawasan wisata yang belum aktif sepenuhnya,” ujar Ketua Pokdarwis, Sriyono, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Melihat potensi besar yang dimiliki kawasan ini, Universitas Sebelas Maret (UNS) melalui program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) dari Kemendikbudristek Saintek turut hadir untuk mendukung pengembangan eduwisata. Program tersebut didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Tahun Anggaran 2024.
Program pengabdian masyarakat yang diketuai Syamsul Hadi bersama tim, yakni Kusumanindyah Nurul Handayani, Emi Widiyanti, dan Ari Prasetyo itu berfokus pada revitalisasi kawasan dan peningkatan kapasitas masyarakat.
Sejumlah kegiatan telah dilakukan sepanjang tahun 2024, mulai dari penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga air untuk penerangan, pembangunan sistem biogas, pembuatan mesin pencacah pupuk organik, hingga pelatihan pembuatan silase. Selain itu, UNS juga membantu dalam modernisasi fasilitas wisata, menyusun masterplan pengembangan kawasan, dan memperkuat branding melalui penyelenggaraan berbagai event.
Program ini disambut antusias oleh para mitra. Ketua Pokdarwis Gentungan menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang terjalin.
“Kami sangat berterima kasih kepada UNS dan program PDB yang telah menghadirkan perubahan positif di desa kami,” ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan pihak pemerintah desa yang merasa terbantu karena program ini sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang desa.
Kini, kawasan eduwisata Gentungan telah memiliki sumber energi terbarukan, sehingga bisa beroperasi hingga malam hari. Kegiatan promosi yang masif juga mendongkrak jumlah kunjungan, termasuk dari kalangan instansi dan wisatawan dari luar daerah. Sementara itu, KWT Anggrek 1 sudah mampu memproduksi dan menjual pupuk organik padat untuk mencukupi kebutuhan lahan pertanian mereka, serta memanfaatkan biogas untuk menghemat penggunaan LPG.
Secara keseluruhan, program PDB dari UNS tidak hanya membangkitkan kembali geliat wisata dan pertanian di Desa Gentungan, tapi juga berhasil memberdayakan masyarakat secara nyata dan meningkatkan taraf hidup warga.
Warga Desa Gentungan pun merasa sangat terbantu dengan kehadiran program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, yang telah memberikan dampak positif bagi pengembangan eduwisata dan sektor pertanian organik di desa tersebut.
Berbagai fasilitas dan pelatihan yang diberikan telah membantu menghidupkan kembali kegiatan wisata dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Dukungan berupa teknologi pembangkit listrik tenaga air, pembangunan sistem biogas, serta pelatihan-pelatihan yang diberikan dirasakan membawa perubahan nyata, yang berpengaruh pada perekonomian dan taraf hidup warga setempat. [Redaksi]