Warga Israel Serbu Masjid Al Aqsa, Teriak Matilah Orang Arab

12 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Israel sayap kanan di Yerusalem menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa dan fasilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina saat pawai tahunan penaklukan Israel atas bagian timur Yerusalem pada Senin, 26 Mei 2025.

Dilansir dari Al Jazeera, beberapa warga Israel meneriakkan kalimat bernada kebencian, seperti "Matilah orang Arab" dan "Semoga desamu terbakar". Warga Israel sayap kanan itu berbaris melalui lorong-lorong Kota Tua Yerusalem, melewati kawasan Muslim untuk menandai "Hari Yerusalem". Mereka memperingati pendudukan dan aneksasi Israel atas Yerusalem Timur setelah perang tahun 1967.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ribuan polisi bersenjata lengkap dan polisi perbatasan dikerahkan lebih awal karena para pemukim secara masif menyerang dan melecehkan warga Palestina dan toko-toko di kawasan Muslim tersebut.

Para pemukim itu tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki. Menurut hukum internasional, para pemukim Israel itu tinggal secara ilegal di pemukiman dan pos-pos terdepan wilayah tersebut. 

Sekelompok anak muda, beberapa membawa bendera Israel, terlihat berhadapan dengan pemilik toko Palestina, pejalan kaki, anak-anak sekolah, serta aktivis hak asasi manusia dan polisi Israel. Mereka terkadang meludahi orang, melontarkan hinaan, dan mencoba memaksa masuk ke dalam rumah. Polisi menahan sedikitnya dua pemuda dalam kejadian tersebut. 

Sekelompok kecil dari mereka yang berunjuk rasa, termasuk seorang anggota parlemen Israel, menyerbu sebuah kompleks di Yerusalem Timur milik badan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Israel telah melarang badan tersebut bekerja di wilayah Palestina yang diduduki dan di Israel. Langkah itu berdampak pada pekerjaan penyelamatan nyawa yang telah dilakukan selama lebih dari 70 tahun di wilayah yang mencakup Jalur Gaza yang dikepung dan dibombardir.

Koordinator Tepi Barat UNRWA Roland Friedrich mengatakan sekitar selusin pengunjuk rasa Israel, termasuk Yulia Malinovsky, salah satu legislator di balik undang-undang Israel yang melarang UNRWA, memasuki kompleks tersebut. Para demonstran memanjat gerbang utamanya di hadapan polisi Israel.

Pada tahun lalu, ketika peringatan tahun pertama serangan Israel di Gaza, orang-orang Israel ultranasionalis menyerang seorang jurnalis Palestina di Kota Tua dan menyerukan kekerasan terhadap warga Palestina. Dan empat tahun lalu, pawai tersebut berkontribusi terhadap pecahnya perang selama 11 hari di Gaza.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, dan politisi lainnya termasuk di antara lebih dari 2.000 warga Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dan daerah sekitarnya.

Ben-Gvir merilis sebuah video di akun X-nya dari Al-Aqsa–tempat suci ketiga umat Islam–yang mengatakan bahwa ia “berdoa untuk kemenangan dalam perang, untuk pengembalian semua sandera kami, dan untuk keberhasilan kepala Shin Bet yang baru diangkat–Mayor Jenderal David Zini”.

Menteri Negev dan Galilea Yitzhak Vaserlauf dan anggota Knesset Yitzhak Kreuzer termasuk di antara mereka yang mendampingi menteri ultranasionalis tersebut.

Didukung oleh polisi bersenjata, Ben-Gvir telah melakukan tindakan provokatif serupa di kompleks tersebut sebelumnya. Sering kali dia melakukan tindakan serupa pada saat-saat sensitif dalam perang Israel di Gaza, untuk mengadvokasi peningkatan tekanan militer dan untuk memblokir semua bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza.

Waqf Yerusalem, otoritas Islam yang mengawasi kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai al-Haram al-Sharif, mengecam penyerbuan kompleks tersebut oleh Ben-Gvir dan anggota Knesset Israel lainnya. Badan itu menyerukan penghentian semua "kegiatan provokatif" di daerah tersebut.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |