Waspada Osteoporosis, Lakukan Deteksi Dini Cegah Risiko Patah Tulang

3 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Osteoporosis dikenal sebagai “silent disease” karena sering kali berkembang tanpa gejala hingga terjadi patah tulang. Kondisi ini ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang. Kondisi ini bisa membuat tulang menjadi keropos, rapuh dan rentan patah, bahkan bisa mengalami cedera. Osteoporosis umumnya menyerang wanita pasca menopause, namun pria dan kelompok usia lain juga memiliki risiko, terutama mereka dengan gaya hidup yang tidak sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Osteoporosis terjadi ketika tubuh kesulitan menghasilkan tulang baru untuk menggantikan yang sudah tua. Biasanya, ini semakin terasa seiring bertambahnya usia, namun faktor lain seperti pola makan yang kurang baik, gaya hidup kurang aktif, dan faktor keturunan juga bisa memperburuk kondisi ini," kata Ray Hendry, Dokter Spesialis Bedah Tulang di Bethsaida Hospital Gading Serpong dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 25 Februari 2025.

Penyebab Osteoporosis yang Harus Anda Waspadai.

Beberapa penyebab utama osteoporosis meliputi:

1. Kurangnya Asupan Kalsium dan Vitamin D: Kedua nutrisi ini penting untuk menjaga kekuatan tulang.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang minim gerak dapat mempercepat kehilangan massa tulang.
3. Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan: Kebiasaan ini berdampak negatif pada metabolisme tulang.
4. Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko individu.
5. Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Obat seperti kortikosteroid jangka panjang dapat melemahkan tulang.

Mencegah Osteoporosis Sejak Dini

Pencegahan osteoporosis dapat dimulai dengan langkah-langkah berikut:

1. Konsumsi Makanan Bergizi: Perbanyak konsumsi makanan kaya kalsium seperti susu, ikan, dan sayuran hijau.
2. Berolahraga Secara Teratur: Aktivitas seperti jalan kaki, yoga, atau latihan kekuatan sangat baik untuk tulang.
3. Hindari Kebiasaan Buruk: Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol.
4. Pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD): Mengukur kepadatan tulang, untuk mendeteksi dini risiko osteoporosis.

Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD)

Salah satu cara terbaik untuk mencegah patah tulang akibat osteoporosis adalah melalui deteksi dini menggunakan pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD). Bethsaida Hospital Gading Serpong menghadirkan teknologi terkini untuk mendiagnosa kesehatan tulang melalui Alat BMD seri terbaru. Pemeriksaan ini menggunakan teknologi DXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry) untuk mengukur kepadatan mineral tulang dan mengidentifikasi risiko osteoporosis bahkan sebelum terjadi patah tulang hingga 10 tahun kedepan.

Pemeriksaan BMD bermanfaat untuk :

1. Deteksi dini osteoporosis dan risiko fraktur atau patah tulang
2. Pemantauan pengobatan
3. Pencegahan patah tulang
4. Skrining kekuatan tulang sebelum melakukan tindakan
5. Pengecekan komposisi tubuh secara menyeluruh

Pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD) disarankan bagi beberapa kelompok individu. Kelompok tersebut meliputi wanita berusia 65 tahun ke atas, pria berusia 70 tahun ke atas, serta wanita menopause yang memiliki faktor risiko osteoporosis. Selain itu, individu yang pernah mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas dan mereka yang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat melemahkan tulang juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan BMD.

“BMD adalah alat penting dalam diagnosis osteopenia (mulai melemahnya tulang) dan osteoporosis. Dengan hasil yang akurat, kami dapat menentukan langkah pencegahan atau pengobatan yang sesuai untuk menjaga kesehatan tulang pasien,” kata Ray.

Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong Pitono mengatakan teknologi terkini seperti Bone Mineral Densitometry mampu mengukur berbagai aspek. "Termasuk Total Body Composition, kepadatan tulang, kondisi tulang secara menyeluruh, hingga risiko fraktur dalam 10 tahun mendatang. Semua ini dilengkapi dengan dukungan dari tim medis yang berpengalaman,” katanya. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |