TEMPO.CO, Jakarta - Usai berhasil menjuarai Piala AFF Futsal 2024, timnas Futsal Indonesia memiliki target yang selanjutnya akan dikejar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia atau FFI Michael Sianipar berangan bisa jadi tuan rumah Piala Dunia futsal.
Di bawah kepemimpinan Michael, pelatih asal Spanyol Hector Souto sukses membimbing timnas futsal Indonesia menjuarai Piala AFF Futsal 2024. Ini pencapaian luar biasa setelah 14 tahun absen gelar di ajang tersebut.
Pencapaian itu memberikan harapan baru dalam perkembangan futsal di Tanah Air, serta raihan prestasi-prestasi lain di masa depan. Sejumlah pekerjaan rumah pun menanti Souto sebagai kepala pelatih.
Federasi meminta Hector berkeliling Indonesia, untuk melihat klub-klub hingga kompetisi pelajar demi mencari bakat-bakat yang bisa diasah menjadi pemain tim nasional. Hal itu dilakukan guna mencapai target panjang federasi, yakni memiliki tim futsal Indonesia yang bisa bersaing di kompetisi level dunia, Piala Dunia pada 10 atau 20 tahun mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wartawan TEMPO, Bagus Pribadi, melakukan sesi wawancara dengan Michael Sianipar di rungannya di Lantai 9 Park Tower selama sekitar satu jam pada Jumat, 10 Januari 2025. Menjabat sebagai Ketua FFI sejak Oktober 2024, ia menuturkan apa saja upaya dan langkah federasi untuk mencapai target hingga usaha yang dilakukan untuk bisa menjadi tuan rumah sejumlah ajang futsal secara global.
Apa saja target dan upaya yang dilakukan federasi sejauh ini?
Perkembangan yang menurut saya paling signifikan dan paling penting bagi kami adalah visi organisasi. Jadi, sebelum bicara soal event, timnas, atau liga, kami harus memenentukan visi dulu dan itu yang saya tekankan ke pengurus.
Misalnya, timnas futsal Indonesia, akhirnya berhasil juara ASEAN. Saya langsung bilang ke teman-teman, akhirnya menjadi juara ASEAN, apalagi dengan kompetisi yang diikuti Thailand, mengingat terakhir kali Indonesia juara pada 2010 itu Thailand absen. Thailand terus juara, tapi sekarang akhirnya Indonesia.
Berikutnya ke jenjang Asia, artinya visi federasi adalah kami mau naik kelas. Kalau rekam jejak juara AFC futsal, itu yang juara Iran dan Jepang paling sering. Memang mungkin saja tahun depan tak langsung juara, ini jangka panjang dan jangan-jangan perlu 10 tahun lagi untuk juara.
Kami sekarang bikin event Indonesia World Series, kemudian rencana pemusatan latihan ke Los Angeles pada 2025, menyoroti liga karena kami punya visi besar di jangka panjang yang harus diturunkan menjadi program kerja di federasi.
Kami mencoba hadir di setiap lini baik timnas, liga, dan kompetisi level pelajar. Soal pengembangan futsal usia dini, ke depan kami kerja sama dengan penyelenggara kompetisi pelajar. Ini harus semakin masif.
Kalau kami punya impian juara Asia, mungkin juara Asia itu baru bisa tercapai 10 tahun dari sekarang. Kalau juara Piala Dunia, kalaupun bisa tercapai, mungkin masih 20 tahun dari sekarang. Jadi pemain timnas nantinya itu sekarang paling masih berumur lima tahun itu yang berusaha kami cari dari sekarang.
Dari internal, federasi itu punya semangat, dan pada saat kami diskusi dengan stakeholder di luar bukan sekadar agar acaranya ramai atau pragmatisme sesaat tapi kami melihat kalau ini bisa kerja sama strategis untuk mewujudkan visi itu.
Mengapa kisarannya 10 atau 20 tahun lagi?
Maksudnya, kalau kami bicara target, juara Piala Dunia, kalau saya bilang 4 tahun dari sekarang juara Piala Dunia, menurut saya terlalu halusinasi juga, gitu ya. Kalau saya bilang 2026 tahun depan kami udah juara Asia, ya saya sih pengin bisa ngomong begitu.
Makanya kami lihat dulu acara Indonesia World Series ini, misalnya lawan Jepang timnas Indonesia bisa menang tidak. Kalau menang, saya bisa katakan kami bisa juara Asia 2026, tapi kalau kalahnya tipis saya juga bisa bilang Indonesia bisa masuk final Piala Asia 2026.
FFI sudah punya roadmap untuk mencapai target jangka panjang itu?
Kalau roadmap dalam bentuk dokumen belum. Kalau tadi sebagai visi yang diulang-ulang sudah ada. Tapi di internal organisasi ada direktorat, ada bidang tertentu yang kami sudah kasih tugas. Coba siapkan dokumen blueprint pengembangan futsal Indonesia 20 tahun ke depan dengan target juara Piala Dunia. Dokumennya belum jadi. Tapi saya bilang nanti kalau memang perlu bikin FGD, perlu ada anggaran kegiatan FGD, undang ahli, akademisi, pengamat atau atlet, dilakukan aja.
Tapi saya pengin di 2025 ini kami bisa menerbitkan dokumen blueprint pembangunan futsal Indonesia 20 tahun ke depan. Tetapi dia menekankan bahwa itu kan jangka panjang pemindaannya dan itu mulai dari futsal usia dini tadi.
Ada niat melakukan naturalisasi pemain seperti langkah PSSI?
Kalau saya punya keyakinan, di futsal, itu tanpa naturalisasi, bisa masuk Piala Dunia karena rating kami sudah tinggi dan sudah punya momentum yang baik. Jadi sekali lagi saya apresiasi apa yang dilakukan di PSSI, karena memang kalau sepak bola itu kompetisinya sudah jauh lebih keras dan Indonesia ini ya jujur saja ketertinggalannya juga sangat besar.
Kalau kami mau memacu, memang perlu ada terobosan-terobosan yang tidak biasa. Kami dalam posisi yang sudah lebih siap dalam konteks futsal dunia. Juara ASEAN itu kan bukan hanya karena saya jadi ketua umum, tapi fondasinya sudah terbangun, klub-klub di liga yang berkembang.
Jadi saya belum melihat ada keperluan untuk mengambil langkah-langkah yang terlalu drastis seperti naturalisasi.
Soal penunjukkan Hector Souto, yang akhirnya membawa Indonesia juara ASEAN?
Kami persiapannya dimulai lebih serius dan lebih awal. Pemusatan latihan kami lebih intens dilakukan dua bulan, sebelumnya cuma tiga minggu, bahkan sebulan pemusatan latihan di Thailand. Jadi itu satu langkah yang menurut saya faktanya ya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan signifikan.
Saya bisa katakan perlakuan yang kami upayakan kepada para pemain dan kepada para pelatih lebih baik. Misalnya, waktu pemusatan latihan hotelnya ya yang layak gitu kan, bahkan sampai konsumsi saya datang cek makan apa mereka. Jadi dengan ada perhatian-perhatian seperti itu, pemain-pemain juga akan lebih semangat. Pemain yang cedera kami datangkan dokter dan selama di Thailand itu dokter ke sana satu minggu. Coach Hector menerapkan metode dan teknik yang digunakan di futsal Spanyol.
Pertimbangan memilih Coach Hector itu masukan dari banyak pihak, kami bikin FGD dan memang mengerucut namanya ke beberapa figur saja, dan pada saat kami bahas di rapat kami lebih merasa cocok dengan Coach Hector. Bahkan waktu kami wawancara coach Hector dia bilang September harus sudah mulai pemusatan latihan. Itu dua minggu setelah wawancara.
Jujur saja waktu itu anggaran belum ada. Dari mana anggaran pemusatan latihan dua bulan. Bantuan Kemenpora belum ada, belum ada kepastian sama sekali, sampai kami akhirnya memutuskan, pokoknya pemusatan latihan kami mulai dulu saja, sama hotelnya menunggak buat pemusatan latihan. Kami sampai bikin video khusus ke hotelnya.
Komunikasi dengan pelatih Hector bagaimana?
Setahu saya baik-baik ya. Saya enggak tahu kalau Coach Hector bilangnya bagaimana, tapi kalau saya lihat baik-baik. Coach Hector sering berkeliling dalam pertandingan liga-liga untuk memonitor pemain-pemain baru. Dia keliling juga ke sekolah-sekolah, kami kumpulkan atlet-atlet pelajar. Jadi bukan cuma Coach Hector, perangkat pelatihnya lengkap.
Kami sekalian sosialisasi kepada teman-teman pelatih, mungkin guru penjas di SMA, dan atlet-atlet pelajar di SMA, supaya mereka tahu kalau di level timnas itu apa yang kami lakukan. Ini kan juga memberikan mimpi kepada mereka, kalau level timnas itu begini ya jadi ada transfer pengetahuan sekaligus memberika cita-cita.
Hal-hal detail kecil seperti ini, mungkin apalah artinya seorang pelatih timnas datang ke sekolah, kayaknya kejauhan gitu levelnya. Tapi bagian ini harus kami lakukan. Kalau memang 20 tahun dari sekarang mau juara Piala Dunia. Nah dari sisi itu, cocok saya dengan Coach Hector. Itu kan prosesnya panjang ya.
Target jangka panjang tetap dilanjutkan setelah kontrak Coach Hector habis?
Secara objektif, menurut saya, Coach Hector bekerja dengan sangat baik, artinya kalau ternyata ke depan ada komplain-komplain atau ada hal-hal yang tidak terlaksana dengan baik, kami pasti evaluasi. Tapi, sampai dengan hari ini, ya, kami sangat puas, dan memang Coach Hector itu kontrak kemarin satu tahun. Berarti kan hitungannya dari Agustus 2024 sampai Agustus 2025.
Tapi, kami dari sekarang sudah ada komunikasi bagaimana kami berencana memperpanjang kontrak itu. Supaya langsung memberikan kepastian. Apalagi Coach Hector baru masuk 10 besar pelatih tahun ini yang otomatis pasti negara-negara yang ngelirik juga banyak jadi sudah pasti akan diperpanjang. Saya bilang ke Coach Hector, target berikutnya AFC.
Tentu kan kami harus evaluasi nanti. Hasil World Series bagaimana, hasil pemusatan, ranking FIFA hasilnya bagaimana. Kami percaya evaluasi bertahap. Tapi kalau yang saya lihat sejauh ini, baik sih. Harusnya enggak ada masalah.
Bagaimana progres gelaran Indonesia World Series sejauh ini?
Bisa dipastikan Januari akhir. Tapi yang sudah bisa saya sampaikan sekarang, Argentina, Jepang, Arab Saudia sudah konfirmasi semua. Teknisnya masih kami rapikan seperti tiket dan juga penginapan. Dari tim kami juga sedang bersurat ke FIFA, supaya bisa mengakui acaranya tier 1 dan lain-lain. Mungkin dapat match point juga.
Rencananya venue di Velodrome, dan ini juga dengan dukungan Kemenpora dan PSSI. Kami komunikasi berkali-kali, rapat berkali-kali meski memang waktunya agak mepet
Kapan berlangsung?
Agendanya itu di FIFA Match Day window. Kalau window tanggal 27 Januari sampai 5 Februari. Cuma kami berekspektasi nanti mereka terbangnya tanggal 27 baru sampai Indonesia. Tanggal 28 harusnya sudah sampai di Indonesia. Jadi rencananya tanggal 30 Januari pertandingan pertamanya. Kemudian karena sistemnya itu round robin, empat negara, ada jeda, ada match lagi. Setiap negara lawan tiga negara nanti ada poinnya. Jadi pasti ada yang peringkat pertama.
Bagaimana respons tiga negara calon peserta lain Indonesia Wolrd Series?
Sebenarnya malah yang mau duluan mereka. Jadi ceritanya ini justru Argentina yang pertama kali kontak kami tahun lalu. Waktu itu Argentina mengontak untuk persiapan menuju Piala Dunia. Jadi bahkan sebelum kami juara di ASEAN. Argentina sudah sempat melirik Indonesia untuk tanding persiapan Argentina menuju Piala Dunia. Tapi kami diminta ke Argentina dan berdasarkan pertimbangan biaya tak memungkinkan karena masih terlalu berat buat kami.
Kemudian Coach Hector masuk. Coach Hector juga punya hubungan yang baik dengan Coach Ken (pelatih timnas Jepang Ken Aston). Coach Ken juga monitor perkembangan di Indonesia dan melihat ada pergantian kepengurusan mereka berinisiatif juga. Makanya kami bikin di Indonesia disatukan saja.
Ini bagian dari rangkaian tuan rumah Piala Asia 2026?
Iya, ini juga rangkaian persiapan kami menuju AFC 2026, di mana ditunjuk jadi tuan rumah. Jadi masuk akal kami bikin acara ini, Indonesia World Series. Jadi tujuannya bagaimana Indonesia itu berada di radar futsal dunia, menjadi tempat perkembangan futsal yang sedang cepat.
Ada rencana jadi tuan rumah event lain?
Ini belum pasti. Tapi saya dan tim dari kepengurusan lagi mengincar tuan rumah AFF juga dan akan tiba-saatnya tuan rumah Piala Dunia. Itu alasan kami bikin berbagai agenda dan jadi tuan rumah, termasuk kualifikasi AFC Futsal Putri yang sedang berjalan di Yogyakarta.
Karena FIFA kan melihat rekam jejak sudah menyelenggarakan acara apa saja sebagai tuan rumah, meski saya tak tahu ketentuan pastinya dari FIFA.
Progres persiapan tuan rumah Piala Asia 2026 sejauh mana?
Sudah diumumkan, cuma tanggal pastinya kami belum ada informasi resmi lagi meski bocoran yang kami dapat itu rencananya diakhir Januari pas ada FIFA Match Day.
Jadi kemungkinan akan terjadi di Januari 2026. Nah kalau sampai di Januari, tapi kalau informasi yang terbaru sih kayaknya cukup valid. Tapi belum resmi ya. Belum surat resmi.
Makanya jadwal kami ini akan sangat padat. Jadi sekarang ini kan liga putra sedang berjalan sampai dengan Juli selesai. Pada Agustus mungkin ada berhenti sebentar, lalu kami kemudian pemusatan latihan di Spanyol satu bulan rencananya. Kemudian akan ada AFF kemungkinan di November, dan AFC Qualifier putra di Oktober. Kemudian, Desember SEA Games, jadi memang empat bulan berturut-turut itu acara besar terus.
Persiapan administrasi bagaimana?
Kalau untuk tuan rumah AFC 2026, tentu banyak yang sifatnya administratif ya jadi kami sedang merapikan, seperti membereskan izin FIFA. Kemudian mencari bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah dan swasta karena kami tak sanggup sendiri.
Kami juga pasti akan mengejar publikasi supaya pada saat acara nanti terselenggara, bukan cuma sekadar fanbase futsal saja yang menyimak sehingga perlu banyak stakeholders. Sehingga investasi, bukan cuma bicara bantuan Kemenpora, tapi investasi pemerintah dari pusat sampai ke daerah. Dari swasta, BUMN, dari klub-klub. Akan lebih banyak memang mau berkontribusi bangun Futsal Indonesia.
PSSI, sejauh apa bisa membantu acara ini sendiri?
Semua surat menyurat kan kami lewat PSSI karena kami di bawahnya. Ini kami mau bangun ekosistem bersama, jadi kalau dari PSSI ada arahan apa kami jalankan.
Kemungkinan merangkul sponsor bagaimana?
Ini makanya kami mau hubungan dengan PSSI. Penting bagi kami karena kami juga mau masuk ke dalam ekosistem yang sama. Meski futsal tak sebesar sepak bola ya, tapi kami bisa belajar lebih mengenai pihak lain yang mau membantu federasi.
Perkembangan futsal putri sendiri seperti apa?
Tak jauh beda dengan visi yang akan kami jalankan dengan futsal putri. Bahkan futsal putri punya liga kan meski klubnya sedikit tapi mereka ada. Artinya regenerasi bisa berjalan melalui klub itu.
Kemarin sempat mau pinjam dua pemain sepak bola?
Iya, tapi tak jadi untuk Kualifikasi AFC ini, mungkin ke depannya bisa dilakukan ya. Kan wajar saja pemain sepak bola bermain fustsal karena beberapa dari mereka juga dasarnya dimulai dari futsal. Bahkan kalau tak salah kapten kita Jay Idzes (kapten timnas sepak bola Indonesia) juga awalnya futsal kan.
Pilihan Editor: Pelatih Timnas Futsal Hector Souto Buka Rahasia Setelah Menjuarai Piala AFF 2024