1.562 Anak Jadi Korban Kekerasan di DKI Jakarta Hingga Oktober 2025

6 hours ago 12

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan praktik kekerasan terhadap anak masih terus terjadi hingga saat ini. Menurut Dinas PPAPP, salah satu faktor utamanya adalah kurangnya komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak.

"Ketika komunikasi tertutup atau diwarnai kemarahan dan penolakan, anak akan mencari pelarian di luar rumah yang terkadang membawanya pada lingkungan yang tidak aman dan berisiko tinggi terhadap kekerasan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas PPAPP Provinsi DKI Jakarta, Evi Lisa, saat memberikan pemaparan dalam acara Sosialisasi Pencegahan Kekerasan terhadap Anak di Jakarta, Kamis (30/10/2025).

Sejak Januari hingga 30 Oktober 2025, jumlah korban kekerasan terhadap anak yang diterima oleh Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) Provinsi DKI Jakarta mencapai 1.562 orang. Dari jumlah korban tersebut, kebanyakan merupakan anak tingkat SMA atau sederajat yaitu 537 orang, lalu 412 anak di tingkat SD atau sederajat dan 392 anak tingkat SMP atau sederajat.

Kemudian sisanya dialami anak di tingkat TK (53 orang), PAUD (39 orang) dan tidak sekolah (129 orang). Berkaca dari jumlah kasus tersebut, Evi menekankan upaya pencegahan kekerasan tidak hanya dilakukan melalui regulasi dan penegakan hukum, tetapi juga melalui penguatan fungsi keluarga dan pola komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak.

"Keluarga adalah benteng pertama perlindungan anak dan komunikasi adalah jembatan yang menjaga hubungan antara orang tua dan anak," kata dia.

Menurut dia, ketika komunikasi antara orang tua dan anak terbuka, kemudian ada saling menghargai, maka akan membantu anak merasa amat untuk bercerita, mengungkapkan perasaan dan meminta nasihat ketika menghadapi masalah. Masa remaja adalah pencarian jati diri. Anak mulai berpikir kritis, ingin diakui dan seringkali menghadapi tekanan dari lingkungan sekitarnya.

"Pada masa inilah peran orang tua menjadi sangat penting bukan sekadar sebagai pengawas, tetapi juga sebagai sahabat, pendengar, dan pembimbing yang penuh kasih," kata dia.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov) DKI terus berkomitmen memperkuat sistem perlindungan anak termasuk melalui kegiatan sosialisasi, edukasi dan kolaborasi lintas sektor. Dia berharap nantinya terwujud gerakan bersama dalam membangun kesadaran, meningkatkan kapasitas, dan memperkuat komunikasi antara orang tua, guru, masyarakat dan remaja itu sendiri.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |