TEMPO.CO, JAKARTA - Pancasila terdiri atas lima sila yang mencerminkan kepribadian bangsa dan negara Indonesia, sehingga tidak dapat ditambah, dikurangi, atau bahkan dihapuskan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pancasila bertindak sebagai dasar negara sekaligus falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia (RI).
Adapun bunyi dari setiap poin Pancasila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; serta (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Setiap butir Pancasila mengandung nilai dan makna yang unik serta harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, seperti apa contoh pengamalan sila ke-2 Pancasila?
Melansir jurnal.uns.ac.id, berikut beberapa implementasi nilai Pancasila sila kedua:
Mengakui Persamaan Hak dan Kewajiban
Setiap individu sebagai makhluk yang merdeka pada dasarnya mempunyai persamaan hak dan kewajiban. Artinya, setiap orang pasti memiliki martabat, sehingga tidak boleh dilecehkan atau dihalangi cita-citanya untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan orang lain, baik benda maupun karakter.
Saling Mencintai Sesama Manusia
Istilah cinta menghendaki akan adanya keinginan yang sangat besar untuk memiliki sesuatu, hingga rela memberikan pengorbanan untuk mempertahankannya. Dengan perasaan cinta pula, manusia dapat menjalin hubungan sosial, seperti gotong royong, kerja sama, atau solidaritas. Dengan cinta kasih, manusia bertindak dengan ikhlas, setia, jujur, dan saling menghargai.
Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa
Sikap tenggang rasa mengajarkan setiap individu untuk menghormati perasaan orang lain. Dalam implementasinya, sikap tenggang rasa dapat dilakukan dengan berpikir terlebih dahulu sebelum mengatakan atau melakukan sesuatu. Rasa penghargaan kepada orang lain juga dapat diterapkan dalam toleransi antarumat beragama.
Tidak Semena-mena
Semena-mena, artinya sewenang-wenang dengan tidak berimbang atau berat sebelah. Seperti disinggung sebelumnya, meskipun setiap orang mungkin memiliki pangkat, jabatan, hingga jumlah harta yang berbeda-beda, pada dasarnya setiap manusia berhak untuk dihargai. Oleh karena itu, menjunjung tinggi hak manusia sebagai makhluk merdeka adalah hal utama.
Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan
Implementasi Pancasila sila ke-2 juga dapat dilakukan dengan aktif berkegiatan pada bidang yang bersifat sosial, seperti melakukan musyawarah dengan kesadaran, melakukan kerja sama dengan itikad baik, dan mengikuti kompetisi dengan jujur. Selain itu, pengamalannya juga dapat dilakukan dalam bentuk sikap, seperti mengakui adanya keberagaman masyarakat yang majemuk.
Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM)
Menghargai HAM setiap orang tanpa perlu memandang perbedaan. Perbedaan yang dimaksud di antaranya suku, agama, gender, ras, pangkat, jabatan, harta, dan lain-lain yang mencerminkan kesetaraan dan keadilan.
Menghormati Pendapat Orang Lain
Perilaku mendengarkan dan menghormati pandangan orang lain tanpa merendahkan menjadi salah satu penerapan dari cinta terhadap Pancasila. Perlu diingat bahwa setiap individu memiliki keunikannya masing-masing, sehingga perbedaan pendapat merupakan hal wajar yang harus dihargai keberadaannya.
Menolong Sesama
Sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, manusia tentu membutuhkan uluran tangan orang lain. Dengan membiasakan diri untuk membantu sesama adalah wujud nyata dari sikap kemanusiaan dan menumbuhkan empati.
Bersikap Sopan dan Ramah
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sopan dan ramah kepada siapa pun, termasuk orang asing. Dengan sikap ramah-tamah tersebut tidak hanya menunjukkan sisi positif dari bangsa, tetapi wujud dari sikap yang beradab dan menghargai eksistensi setiap individu di muka bumi.
Menghindari Diskriminasi
Menanamkan kebiasaan untuk tidak membedakan orang lain berdasarkan suku, agama, ras, dan latar belakang budayanya menunjukkan pengamalan sila ke-2 Pancasila. Sebagai rakyat Indonesia, setiap individu memiliki posisi yang sama di mata hukum, sehingga diskriminasi termasuk ke dalam perbuatan melawan hukum.
Berani Membela Kebenaran
Mengacu pada Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial (2016), setiap manusia memiliki sisi baik dan buruknya masing-masing. Dalam membela kebenaran, seseorang sebenarnya sedang mengambil risiko. Namun, menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan tidak hanya sebatas mengungkap perbuatan jahat, tetapi berusaha mengangkat kembali konsep persamaan derajat.
Menyadari Bahwa Bangsa Indonesia Bagian dari Seluruh Umat Manusia
Untuk mengamalkan sila ke-2 Pancasila, bangsa Indonesia harus memahami bahwa dirinya adalah bagian dari seluruh umat manusia. Oleh karena itu, sudah selayaknya jika sesama manusia harus bahu-membahu membantu bangsa lain atau bersaing secara sportif tanpa perlu menganggapnya sebagai musuh.