3 Daerah Ini Jadi Fokus Kemenag Tingkatkan Kerukunan Antarumat

1 hour ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama (Kemenag) menaruh perhatian khusus pada tiga daerah di Indonesia. Sebab, ketiganya dinilai rawan terjadinya gesekan sosial-keagamaan.

Hal itu diungkapkan Kepala PKUB Kemenag, M Adib Abdusshomad. Menurut dia, ketiga daerah yang menjadi sorotan itu adalah Sukabumi dan Depok di Jawa Barat (Jabar), serta Provinsi Sumatra Barat.

“Daerah-daerah yang akan kita sering libatkan untuk program penguatan kerukunan itu ada di Jawa Barat. Karena, beberapa kasus kemarin itu ada di Sukabumi, kemudian juga di Depok. Kemudian, di Sumatera Barat,” ujar Adib Abdusshomad saat ditemui di sela-sela acara "Kick Off Harmoni Award Pemerintah Daerah dan FKUB" di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Sebagai langkah antisipasi, menurut dia, PKUB akan menggelar pelatihan juru damai resolusi konflik. Bekerja sama dengan Wali Songo Mediation Center, pelatihan tersebut akan dilaksanakan dalam waktu dekat di Batam, Kepulauan Riau.

Adib menjelaskan, para peserta pelatihan berasal dari pelbagai provinsi, termasuk daerah-daerah yang dinilai "rawan." Kemudian, mereka akan mendapatkan sertifikasi sebagai mediator profesional.

“Kita bulan depan rencananya ada penguatan aktor resolusi konflik. Jadi, nanti aktor-aktor kerukunan itu bersertifikat. Kita minta perwakilan dari Jawa Barat dan Sumatra Barat untuk ikut dalam program ini,” ucapnya.

Selain memperkuat kapasitas mediator damai, PKUB juga menyiapkan sistem deteksi dini potensi konflik. Pada 29 September mendatang, PKUB Kemenag akan meluncurkan Early Warning System (EWS) Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan. Ini diistilahkan sebagai "Si Rukun."

“Ini salah satu upaya kita dalam rangka mengantisipasi sebelum konflik itu membesar. Tugas PKUB itu merawat kerukunan. Kalau sudah terjadi konflik, tentu lebih sulit. Karena itu, kita siapkan deteksi dini,” kata Adib.

Ia menegaskan, PKUB akan terus berperan aktif dalam merawat kerukunan dengan menggabungkan pendekatan pencegahan dan penyelesaian konflik.

“Kalau sudah terjadi, maka aktor-aktor juru damai itulah yang akan memediasi dan menengahi,” jelasnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |