5 Cara Menyikapi Orang dengan Kepribadian Narsistik

3 weeks ago 17

TEMPO.CO, Jakarta - Menjalin hubungan dengan orang yang memiliki kepribadian narsistik bisa menjadi tantangan tersendiri. Banyak orang merasa kesal dengan perilaku narsisistik, seperti memaksakan kehendak, tidak peduli terhadap perasaan orang lain, dan selalu mencari perhatian.

Menurut psychiatry.org, sekitar 1 hingga 2 persen populasi di Amerika Serikat memiliki gangguan kepribadian narsistik. Orang dengan gangguan ini sering kali memperlihatkan dua sisi yang bertentangan, yakni mereka bisa bersikap sok hebat, tetapi juga rentan terhadap kritik atau kekalahan, yang membuat mereka merasa tertekan, malu, dan kosong.

Gangguan kepribadian narsistik didefinisikan sebagai pola pervasif dari grandiosity atau perasaan superior. Kebutuhan akan pujian dan kurangnya empati yang dimulai sejak awal dewasa dan terjadi dalam berbagai situasi.

Ketika berhadapan dengan orang narsis, mungkin Anda akan merasa terjebak dalam permainan emosional yang tidak ada habisnya. Mereka cenderung sangat sensitif terhadap kritik, bahkan yang paling kecil sekalipun, dan bisa bereaksi dengan sikap merendahkan atau menunjukkan kemarahan.

Hal ini dapat membuat Anda merasa lelah dan frustasi, terutama jika Anda berusaha untuk menjaga hubungan yang sehat. Berikut adalah cara untuk menyikapi orang dengan kepribadian narsistik.

  1. Jangan Terjebak dalam Fantasi Mereka

Orang narsis seringkali memiliki daya tarik yang kuat dan bisa menjadi sangat mengagumkan. Mereka menciptakan citra diri yang luar biasa, sehingga bisa menarik perhatian orang lain, terutama bagi yang baru pertama kali bertemu.

Namun, penting untuk diingat bahwa mereka tidak merasa butuh teman sungguhan, namun mereka mencari pengagum yang bisa memenuhi kebutuhan ego mereka. Fokuslah pada mimpi dan keinginan Anda sendiri daripada terjebak dalam ilusi mereka.

  1. Tetapkan Batasan yang Sehat

Dikutip dari Help Guide, hubungan yang sehat didasarkan pada rasa hormat dan perhatian timbal balik. Namun, narsisis tidak mampu memberikan timbal balik yang nyata.

Iklan

Mereka tidak melihat orang lain sebagai individu dengan kebutuhan dan perasaan, melainkan sebagai alat untuk memenuhi kepentingan mereka. Penting untuk menetapkan batasan yang jelas mengenai apa yang dapat dan tidak dapat diterima dalam hubungan tersebut.

  1. Jaga Jarak Emosional

Cobalah untuk tidak ambil hati dengan perilaku orang narsis. Mereka sering kali mengalihkan rasa frustrasi dan kekurangan mereka kepada orang lain. Dengan menjaga jarak emosional, Anda bisa melindungi diri dari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh perilaku mereka.

  1. Pahami Karakteristik Narsistik

Mengetahui tanda-tanda umum dari narsisme, seperti grandiosity, kebutuhan akan pujian, dan kurangnya empati, dapat membantu Anda mengenali perilaku mereka. Orang dengan gangguan ini selalu menganggap diri mereka lebih baik daripada orang lain dan merasa berhak mendapatkan perlakuan Istimewa.

  1. Fokus pada Kesejahteraan Diri Sendiri

Alihkan perhatian dari mereka dan fokuslah pada diri sendiri. Carilah kegiatan yang memberikan Anda kebahagiaan dan kepuasan. Menjaga kesehatan mental dan emosional diri sendiri adalah prioritas utama, dan Anda tidak perlu merasa bersalah atas keputusan untuk menjaga jarak dari orang yang berpotensi merusak.

Menghadapi orang dengan kepribadian narsistik memang tidak mudah. Namun, dengan memahami sifat-sifat mereka dan menerapkan strategi yang tepat, Anda bisa menjaga keseimbangan emosional dan melindungi diri dari dampak negatifnya. Dengan cara ini, Anda akan dapat menjalani hubungan yang lebih sehat.

Pilihan editor: Baliho Jokowi Bertuliskan Terima Kasih Bertebaran, Apakah Termasuk Gejala Narsistik?

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |