Israel-Palestina Sepakati Gencatan Senjata Gaza, Bagaimana Bunyinya?

3 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Kabinet keamanan Israel telah merekomendasikan untuk menyetujui gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pengembalian sandera yang dimulai pada Ahad, 19 Januari 2025. Jika berhasil, gencatan senjata akan menghentikan pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza yang sangat padat.

Perang ini telah menewaskan lebih dari 46.000 orang, dan membuat sebagian besar penduduk daerah kantong yang berpenduduk 2,3 juta jiwa sebelum perang itu mengungsi beberapa kali lipat, menurut otoritas setempat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesepakatan ini juga dapat meredakan permusuhan di Timur Tengah, di mana perang Gaza menyebar ke Iran dan proksi-proksi mereka - Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman, dan kelompok-kelompok bersenjata di Irak, serta Tepi Barat yang diduduki Israel.

Pada tahap pertama enam pekan dari kesepakatan tiga tahap, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk semua wanita (tentara dan warga sipil), anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.

Israel akan membebaskan semua perempuan dan anak-anak Palestina di bawah usia 19 tahun yang ditahan di penjara-penjara Israel pada akhir tahap pertama. Jumlah total warga Palestina yang dibebaskan akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan, dan bisa jadi antara 990 hingga 1.650 warga Palestina, termasuk pria, wanita, dan anak-anak.

Kesepakatan gencatan senjata muncul pada Rabu setelah dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat, pendukung utama Israel. Selain pembebasan para sandera dan tahanan Palestina, kesepakatan tersebut juga mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza.

Apa itu Gencatan Senjata?

Secara etimologis, gencatan senjata berasal dari dua kata, yaitu “gencatan” yang berarti penghentian, dan “senjata” yang merujuk pada alat untuk menimbulkan kerusakan, baik dalam penegakan ketertiban, pertahanan diri, maupun peperangan. 

Dengan demikian, gencatan senjata dapat dipahami sebagai penghentian sementara tembak-menembak dalam suatu konflik. Gencatan senjata adalah kondisi saat kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan tindakan agresif masing-masing.

Gencatan senjata merupakan penghentian sementara perang yang disepakati oleh kedua belah pihak yang terlibat, dengan tujuan utama untuk kemanusiaan. Salah satu tujuan utamanya adalah mengurangi korban jiwa, khususnya di kalangan warga sipil, perempuan dan anak-anak yang sering kali menjadi korban paling rentan dalam konflik bersenjata.

Meskipun gencatan senjata bertujuan untuk menghentikan bentrokan bersenjata, penting untuk dicatat bahwa hal itu bukanlah kesepakatan damai yang permanen.

Gencatan senjata dianggap sebagai penundaan operasi militer dalam jangka waktu tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Langkah ini memberi ruang untuk upaya diplomasi yang lebih lanjut dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan di wilayah yang telah dilanda kehancuran akibat perang.

Gencatan senjata ini memberikan harapan baru bagi warga Gaza, di mana pasukan Israel akan menarik diri dari area padat penduduk menuju pinggiran Gaza. Langkah ini memungkinkan pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza, dan juga membuka akses untuk bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

Pihak Palestina dan berbagai organisasi internasional menyebutkan bahwa mayoritas korban tewas akibat agresi Israel adalah wanita dan anak-anak. Agresi yang dilakukan Israel juga memaksa hampir dua juta warga Gaza mengungsi ke kota Rafah di Gaza selatan, yang terletak dekat dengan perbatasan Gaza-Mesir. Kota tersebut kini menjadi semakin padat dengan pengungsi, memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah kritis.

Ida Rosdalina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |