TEMPO.CO, Jakarta - Nama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menjadi kontroversi akhir-akhir ini ketika ia marah-marah di Pantai Indah Kapuk 1 atau PIK 1, Jakarta, gara-gara pemukiman mewah itu membangun pagar yang menutup akses warga sekitar dan menimbun batu di saluran air hingga menyebabkan banjir kawasan sekelilingnya.
“Saya minta batu-batu ini diambil lagi oleh PT Lumbung Kencana Sakti, kalau kalian tidak suarakan, saya yang akan suarakan,” kata pria yang akrab disapa Ara itu kepada sejumlah perwakilan warga yang ikut menemaninya melihat lokasi tersebut, Rabu, 19 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia bahkan sempat 'menyentil' penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, yang mengatakan juga akan ikut menyuarakan hal itu. “Pemda juga akan ikut menyuarakan, Pak,” kata Teguh.
Menanggapi pernyataan Teguh, Maruarar menyela dengan berkata “Kalau Pemda bukan menyuarakan," katanya.
"Kasih perintah, Pak. Beri mereka deadline untuk memindahkan (batu ini). Sekarang sedang musim hujan, jangan sampai rakyatnya kena banjir, gitu lho. Lakukan sesuatu yang berguna bagi rakyat, bukan yang menyengsarakan rakyat. Ampun deh,” katanya.
Ara terlihat agak kesal karena PIK 1 membangun pemukiman eksklusif dan mengorbankan lingkungan sekitar. Peninjauan itu dilakukan sebagai tanggapan atas keluhan warga yang harus memutar jauh karena akses mereka tertutup pagar. Sebelumnya, warga sempat demo namun diserang petugas keamanan kompleks.
Dia mengatakan, setelah tumpukan batu itu dipindahkan, sebagian pagar PIK 1 harus dirobohkan untuk dibangun jalan. Sebelumnya dia mengatakan langkah itu bertujuan agar tidak ada pemisahan antara PIK I dengan permukiman warga.
“Saya sampaikan bahwa tidak ada permukiman yang eksklusif. Semua warga negara harus setara,” kata Ara.
Konser Dewa 19
Musisi Ahmad Dhani (kiri) dan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menyampaikan keterangan pers sebelum acara launching logo Kementerian PKP di Auditorium Kementerian PU, Jumat, 21 Februari 2024. Ahmad Dhani hadir bersama Dewa 19 sebagai pengisi acara. Tempo/Riri Rahayu.
Belum dingin kabar tentang marah-marahnya Ara di PIK 1, muncul kabar kementeriannya mengundang Dewa 19 untuk manggung di tengah perintah Presiden Prabowo untuk menghemat anggaran yang oleh pemerintah disebut sebagai efisiensi.
Maruarar Sirait menanggapi kritik masyarakat ihwal penyelenggaraan konser musik oleh kementeriannya. Ia mengatakan keseimbangan antara kerja dan hiburan adalah hal yang wajar, selama tetap sesuai dengan porsi dan waktu yang tepat.
Usai meninjau lahan kosong eks kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Karawaci, Tangerang, Sabtu malam, 22 Februari 2025, ia menekankan keseimbangan dalam bekerja penting untuk menjaga kekompakan tim. "Hidup ini mesti balance. Waktunya kerja, kerja. Waktunya kita juga rapat-rapat, turun lapangan. Ini semua di luar jam kerja, hari kerja. Jadi kalau ada waktu lowong, memang salah?" ujarnya.
Maruarar Sirait juga membela musisi Ahmad Dhani, yang disebut-sebut justru memberikan semangat baru di tengah kebijakan pemangkasan anggaran di semua kementerian. "Pak Dhani itu seniman yang bagus. Dia punya hati juga. Di tengah situasi efisiensi, orang jadi semangat," katanya.
Ia mengatakan, acara yang diselenggarakan bukan sekadar konser, melainkan bagian dari rangkaian kegiatan penting lainnya. "Kemarin itu ada tiga acara loh, yaitu peluncuran logo baru, pelantikan eselon 2, 3, 4, dan baru ada pentas seni. Jadi jangan lihat sepotong-sepotong, lihat secara utuh," katanya.
Grup band Dewa 19 manggung di acara launching atau peluncuran logo baru Kementerian PKP pada Jumat malam, 21 Februari 2025. Ara mengklaim tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk membayar band milik Ahmad Dhani itu. “Dhani tidak mau dibayar, dia tidak dibayar,” kata Ara ketika ditemui wartawan seusai rapat di Kementerian Keuangan pada Kamis malam, 20 Februari 2025.
Pendukung Setia Jokowi
Arsip foto -Tangkapan layar - Politikus Maruarar Sirait membagikan foto pertemuan dengan Presiden Joko Widodo dalam akun Instagram @maruararsirait, di Jakarta, Senin (15/1/2024). ANTARA/Rangga Pandu/aa.
Pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969, ini adalah anak politisi PDI Perjuangan Sabam Sirait. Mengikuti jejak ayahnya, lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Parahyangan ini, tiga kali duduk di DPR dari 2004 sampai 2019.
Ketika Presiden Jokowi akan mengumumkan kabinet pertamanya (2014-2019), Ara disebut-sebut sebagai kandidat Menteri Komunikasi dan Informasi. Namun namanya tak muncul dalam daftar nama menteri yang diumumkan Jokowi.
Pada awal 2024, ia secara mengejutkan menyatakan mundur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, 15 Januari 2024. Ara beralasan mundurnya dari partai banteng itu karena memilih mengikuti langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Dan sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan hari ini. Dan saya memilih mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia kepercayaan publiknya,” kata salah satu Ketua DPP PDIP itu.
Pada waktu itu, Jokowi berseberangan dengan partai pengusungnya, PDIP, karena mendukung calon presiden Prabowo Subianto, yang berpasangan anak pertamanya Gibran Rakabuming Raka.
Nandito Putra, Dinda Shabrina, Adil Al Hasan, Ihsan Reliubun berkontribusi dalam penulisan artikel ini