TEMPO.CO, Jakarta - Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya di Pegunungan Jayawijaya, Papua, menjadi salah satu dari Seven Summits of Indonesia, sebutan untuk tujuh puncak tertinggi di Tanah Air. Dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), puncak ini menjadi salah satu puncak yang diimpikan para pendaki.
Puncak Jaya merupakan satu dari tiga puncak gunung di Pegunungan Jayawijaya. Selain Piramida Carstensz, ada juga Puncak Mandala dengan ketinggian 4760 mdpl, dan Puncak Trikora dengan ketinggian 4751 mdpl.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut fakta menarik tentang Puncak Jaya di Papua.
1. Salju Abadi
Puncak ini menjadi salah satu keajaiban di Papua. Pulau paling timur Indonesia ini dikenal sebagai daerah tropis, namun puncak gunung tertingginya memiliki salju abadi. Sayangnya, salju abadi ini terus berkurang dari tahun ke tahun. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah beberapa tahun belakangan mengamati perubahan ini dan menyebut kondisi "salju abadi" kian mengkhawatirkan karena terus mengalami pencairan.
Dilansir dari Antara, Donaldi Sukma Permana, Pakar Klimatologi BMKG yang memimpin Studi Dampak Perubahan Iklim pada Gletser di Puncak Jaya mengatakan bahwa dalam rentang waktu tahun 2016-2022, laju penipisan es terjadi sekitar 2,5 meter per tahun. Adapun luas tutupan es pada tahun 2022 sekitar 0,23 kilometer persegi dan terus mengalami pencairan.
2. Sejarah Nama
Sebutan Carstensz diambil dari nama seorang pendaki gunung asal Belanda, Jan Carrstenszoon yang kali pertama mendaki gunung itu. Ia lalu menamakan gunung itu dengan nama Carstensz. Ia menemukan bahwa puncak itu bersalju, tetapi tak ada percaya karena Papua dikenal sebagai daerah tropis.
Pada 1963, di tahun yang sama Papua bergabung dengan Indonesia, puncak itu berganti nama menjadi Puncak Soekarno, setelah itu kemudian diganti menjadi Puncak Jaya. Namun, di kalangan pendaki, nama Carstensz masih sering digunakan.
3. Satu dari World Seven Summits
Selain menjadi puncak tertinggi di Indonesia, Carstensz Pyramid juga dinobatkan sebagai salah satu dari World Seven Summits. Puncak-puncak tertinggi di dunia ini mewakili setiap benua. Dilansir dari Britannica, World Seven Summits terdiri dari Kilimanjaro di Afrika, Gunung Elbrus di Eropa, Denali di Amerika Utara, Gunung Aconcagua di Amerika Selatan, Evereset di Asia, Vinson Massif di Antartika, Kosciuszko di Australia, dan Puncak Jaya di Oseania.
4. Pendakian Pertama ke Puncak Jaya
Seorang penjelajah Belanda bernama Hendrik A. Lorentz adalah orang pertama yang mencapai salju di Gunung Jawawijaya. Namun, Puncak Jaya baru didaki pada 1962 oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Heinrich Harrer, seorang pendaki gunung Austria. Ekspedisi itu melibatkan tiga anggota ekspedisi lainnya, yakni Robert Philip Temple, Russell Kippax, dan Albertus Huizenga.
Philip Temple dari Selandia Baru, adalah yang paling berpengalaman berurusan dengan Puncak Carstensz. Ia sebelumnya memimpin ekspedisi ke daerah tersebut dan merintis rute akses ke pegunungan. Ia menemukan beragam jalur alternatif menuju puncak bersalju, sekaligus membuat peta rute perjalanan tersebut. Namun karena kehabisan dana dan logistik, ia tidak berhasil mewujudkan impiannya menaklukkan Puncak Carstensz. Selanjutnya, ia malah bergabung dalam tim Harrer dan menjadi penunjuk jalan.
Ia berhasil mengantar tim Harrer menginjakkan kaki di puncak gunung bersalju tersebut, meskipun akhirnya nama Harrer yang terpahat sebagai orang yang pertama menundukkan Puncak Carstensz.
5. Jalur ke Puncak Jaya
Untuk mencapai puncak Seven Summit Indonesia ini, pendaki harus memiliki keahlian panjat tebing yang mumpuni, meliputi keterampilan dasar termasuk rappelling, pendakian dengan tali tetap, simpul dasar, dan merasa nyaman bergerak di medan berbatu sedang.
Dilansir dari Indonesia Travel, pendakian ke puncak Carstensz terdapat di empat jalur berjalan kaki. Pertama, melalui Timika-Kampung Dolinokogo (Tsinga)-Carstensz Selatan; kedua melalui Nabire, Ilaga (Kab. Puncak)-Carstensz Utara; ketiga melalui Nabire-Sugapa (Kab. Intan Jaya)-Kp. Ugimba-Carstensz Utara/Timur; dan keempat melalui Nabire-Sugapa (Kab. Intan Jaya)-Kp. Zakumba-Endasiga-Puncak Carstensz Utara/Timur.