TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini pupuk telah menjadi bahan yang sangat penting dalam dunia pertanian. Untuk memastikan tanaman tumbuh optimal dan menghasilkan panen yang berkualitas, petani perlu menyediakan nutrisi yang cukup bagi tanaman.
Nutrisi ini biasanya diperoleh dari tanah, tetapi tidak semua lahan memiliki kesuburan yang memadai. Selain itu, aktivitas bercocok tanam yang intensif dapat menguras unsur hara tanah, sehingga dibutuhkan tambahan nutrisi untuk menggantikan yang hilang.
Pupuk sintesis bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Keunggulan pupuk sintesis terletak pada kemampuannya memberikan nutrisi secara cepat dan efisien kepada tanaman. Namun penggunaannya harus ditakar secara bijak agar tidak merusak lingkungan atau mengganggu keseimbangan ekosistem. Berikut enam jenis pupuk sintesis yang bisa digunakan.
1. Pupuk Nitrogen (N)
Nitrogen adalah unsur esensial yang membantu tanaman dalam proses pembentukan daun dan batang. Dengan kandungan nitrogen minimal 44 persen, urea menjadi salah satu pupuk nitrogen yang paling banyak digunakan. Ada pula amonium nitrat (AN), dan kalsium amonium nitrat (CAN) sering digunakan di pertanian.
Pupuk ini dapat diaplikasikan langsung ke tanah atau disemprotkan ke daun. Namun, menurut EOS Data Analytics, penggunaan berlebihan dapat menyebabkan fertilizer burn, yaitu kerusakan tanaman yang ditandai dengan daun menguning atau bahkan mati.
2. Pupuk Fosfor (P)
Pupuk fosfor memainkan peran penting dalam memperkuat akar dan batang serta meningkatkan pembungaan dan produksi buah. Pupuk ini cenderung lebih efektif jika diaplikasikan sebelum penanaman karena sifatnya yang lambat dilepaskan.
Beberapa jenis pupuk fosfor yang umum adalah superfosfat tunggal (SSP), triple superfosfat (TSP), dan diamonium fosfat (DAP). Untuk memastikan fosfor tersedia sepanjang musim tanam, metode pelepasan lambat sering dipilih.
3. Pupuk Kalium (K)
Kalium membantu tanaman dalam proses fotosintesis, pengembangan akar yang sehat, dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Kalium klorida (KCl), kalium sulfat (K2SO4), dan kalium nitrat (KNO3) adalah beberapa jenis pupuk kalium yang sering digunakan. Pupuk kalium dapat diaplikasikan langsung ke tanah di sekitar akar untuk efisiensi penyerapan.
4. Pupuk Campuran (NPK)
Pupuk NPK mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium dalam satu produk. Formula seperti 10-10-10 atau 15-15-15 memungkinkan petani menyediakan nutrisi lengkap untuk tanaman. Pupuk ini ideal untuk berbagai jenis tanaman dan tanah, terutama pada tanah yang miskin unsur hara, seperti tanah berpasir atau tanah liat.
5. Pupuk Sulfur, Magnesium, dan Kalsium
Dilansir dari Fertilizers Europe, unsur hara sekunder seperti sulfur, magnesium, dan kalsium jarang diaplikasikan secara terpisah. Sulfur sering dicampurkan dalam pupuk nitrogen seperti urea atau amonium nitrat. Magnesium biasanya tersedia dalam bentuk kieserit atau kalium magnesium sulfat. Sementara kalsium umumnya diaplikasikan melalui kalsium nitrat, kapur (kalsium karbonat), atau gipsum (kalsium sulfat) untuk memperbaiki struktur tanah dan kualitas tanaman.
6. Pupuk Mikronutrien
Mikronutrien seperti besi, boron, mangan, dan zinc sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil. Pupuk mikronutrien sering diaplikasikan dalam bentuk semprotan daun untuk mengatasi kekurangan nutrisi secara cepat. Produk ini biasanya dikombinasikan dengan pupuk utama untuk efisiensi penggunaan.