TEMPO.CO, Jakarta - Israel menyerang sejumlah target yang ada sangkut-pautnya dengan kelompok Houthi di Yaman pada Kamis, 26 Desember 2024. Media Houthi mewartakan serangan yang juga menyasar Bandara Internasional Sanaa itu menyebabkan sedikitnya enam orang tewas.
Militer Israel mengatakan selain menyerang bandara, mereka juga menyerang infrastruktur militer di pelabuhan Hodeidah, Salif dan Ras Kanatib di pantai barat Yaman. Israel turut menyerang pembangkit listrik Hezyaz dan Ras Kanatib di negara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor berita Saba yang dikendalikan Houthi melaporkan tiga orang tewas dalam serangan di bandara tersebut dan tiga orang tewas di Hodeidah, sementara 40 orang lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Menurut TV Al Masirah, 26 Desember 2024, Houthi menyatakan siap membalas serangan tersebut dengan cepat dan menghadapi "eskalasi dengan eskalasi". Houthi telah berulang kali menembakkan pesawat nirawak dan rudal ke Israel dalam apa yang mereka gambarkan sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Channel 14 bahwa Israel baru saja memulai kampanye melawan Houthi. "Kami baru saja memulainya dengan mereka," katanya.
Pernyataan itu telah diperkuat oleh kampanye militer Israel melawan pasukan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon selatan dan oleh penghancuran sebagian besar senjata strategis tentara Suriah.
Sedangkan Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menuturkan dia hendak menaiki pesawat di bandara tersebut ketika diserang. Seorang awak pesawat terluka. Tedros berada di Yaman untuk merundingkan pembebasan staf PBB yang ditahan dan untuk menilai situasi kemanusiaan.
"Saat kami hendak menaiki pesawat dari Sanaa, bandara tersebut dibombardir dari udara. Salah satu awak pesawat kami terluka," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
"Menara kontrol lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan — hanya beberapa meter dari tempat kami berada — dan landasan pacu rusak," ujarnya, seraya menambahkan bahwa dia dan rekan-rekannya selamat.
Belum ada komentar langsung dari Israel tentang insiden tersebut.
Juru bicara PBB menyampaikan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan serangan udara Israel pada Kamis itu sangat mengkhawatirkan setelah setahun aksi eskalasi oleh Houthi. Guterres khawatir tentang risiko eskalasi lebih lanjut, dan menyerukan semua pihak terkait untuk menghentikan aksi militer dan menahan diri sepenuhnya, kata juru bicara itu.
"Dia juga memperingatkan bahwa serangan udara di pelabuhan Laut Merah dan bandara Sanaa menimbulkan risiko serius bagi operasi kemanusiaan pada saat jutaan orang membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa," ucapnya.
Menteri transportasi Houthi mengatakan kepada Saba bahwa bandara dan pelabuhan Hodeidah akan kembali beroperasi normal mulai hari Jumat. Lebih dari setahun serangan Houthi telah mengganggu rute pengiriman internasional, memaksa perusahaan untuk mengubah rute ke perjalanan yang lebih jauh dan lebih mahal yang pada gilirannya memicu kekhawatiran atas inflasi global.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan pada Rabu, 25 Desember 2024, Dewan Keamanan PBB akan bertemu pada Senin mendatang untuk membahas serangan Houthi terhadap Israel. Sebelumnya pada Sabtu lalu, militer Israel gagal mencegat rudal dari Yaman yang jatuh di wilayah Tel Aviv-Jaffa, melukai 14 orang.
Sumber : Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini