7 Ciri-ciri Diabetes yang Jarang Disadari

3 weeks ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan gaya hidup serta kondisi sosial ekonomi yang disebabkan oleh urbanisasi dan modernisasi, terutama di kota-kota besar di Indonesia disebut-sebut telah memicu peningkatan prevalensi penyakit degeneratif. Beberapa jenis penyakit degeneratif ini meliputi diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, hyperlipidemia, dan lainnya.

Diabetes, yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi, masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin secara efektif. Kondisi ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.

Saat ini, diabetes menjadi salah satu penyakit kronis dengan angka prevalensi yang paling cepat meningkat dan termasuk dalam sepuluh besar penyebab kematian dunia menurut WHO (2016). Jumlah penderita diabetes terus bertambah setiap tahunnya.

Data dari Riskesdas tahun 2013 dan 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia, dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen, sementara prevalensi penyakit DM yang didiagnosis oleh dokter meningkat dari 1,2 persen menjadi 2 persen. Salah satu masalah utama adalah bahwa sekitar 3 dari 4 penderita DM tidak menyadari kondisi mereka, ditambah dengan kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai sebagai langkah awal penanganan adalah:

1. Rasa haus yang berlebihan

Hilangnya cairan tubuh akibat seringnya buang air kecil menyebabkan penderita merasa sangat haus dan memerlukan lebih banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang.

2. Penurunan berat badan yang drastis

Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat. Karena insulin tidak bisa memasok glukosa ke sel untuk energi, tubuh akan memecah protein dari otot sebagai sumber energi alternatif.

3. Frekuensi buang air kecil meningkat

Dilansir dari siloamhospitals.com, frekuensi buang air kecil bisa meningkat karena ketidakmampuan sel-sel tubuh menyerap glukosa. Hal itu membuat ginjal berusaha mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Ini menyebabkan penderita sering buang air kecil, termasuk pada malam hari, karena ginjal berupaya mengeluarkan kelebihan glukosa dalam darah.

4. Infeksi Jamur

Diabetes dikenal sebagai kondisi yang menyebabkan imunosupresi, yaitu penurunan kemampuan sistem kekebalan tubuh. Hal ini meningkatkan risiko berbagai infeksi, terutama yang disebabkan oleh jamur seperti candida. Lingkungan yang kaya akan gula mendukung pertumbuhan jamur dan bakteri.

5. Iritasi Genital

Dilansir dari ciputrahospital.com, penderita diabetes juga berpotensi mengalami iritasi ginjal. Hal itu terjadi jika kadar glukosa yang tinggi dalam urin dapat menyebabkan iritasi di area genital, yang berakibat pada pembengkakan dan rasa gatal mirip sariawan.

6. Kelaparan Berlebihan

Rasa lapar yang intens menjadi gejala umum dari diabetes. Ketika kadar gula darah menurun drastis, tubuh salah mengira bahwa ia belum mendapatkan cukup makanan, sehingga memicu keinginan untuk mendapatkan lebih banyak glukosa yang dibutuhkan oleh sel.

7. Lambatnya Penyembuhan Luka

Diabetes juga dapat ditandai dengan luka, infeksi, atau memar yang sembuh lebih lama dari biasanya. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah akibat tingginya kadar glukosa, yang menghambat peran sel progenitor endotel (EPC) dalam membantu perbaikan jaringan yang rusak di lokasi cedera.

ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | CIPUTRAHOSPITAL.COM | SILOAMHOSPITALS.COM | PRIMAYAHOSPITAL.COM

Pilihan Editor: Peran Posyandu dalam Mencegah Diabetes Anak 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |