PEMBENTUKAN Family Office kini semakin dikembangkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Secara sederhana, family office adalah sistem pengelolaan kekayaan bagi keluarga kaya agar investasi, aset, dan filantropi lebih terstruktur. Meski sering dianggap kompleks, konsep ini sebenarnya bisa dibuat lebih sederhana dengan pendekatan ala startup untuk hasil yang efektif dan efisien. Lantas apa saja kah konsep startup yang bisa diimplementasikan dalam membangun family office?
Adapun gagasan untuk menerapkan family office di Indonesia telah dibahas sejak masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tepatnya pada 2024. Baru-baru ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan tim pembentukan family office antara pihaknya dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan bekerja mulai Kamis, 13 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahun lalu, Luhut pernah mengunggah, "Family office merupakan salah satu upaya untuk menarik kekayaan dari negara lain untuk pertumbuhan ekonomi nasional," kata Luhut melalui akun Instagram resmi @luhut.pandjaitan, dikutip Tempo pada Selasa, 2 Juli 2024.
Dalam beberapa bulan ke depan, Luhut juga akan melaporkan perkembangan pembentukan family office kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia mengaku sudah mendapatkan sinyal persetujuan dari kepala negara. “Presiden sudah memberikan ‘go-ahead’ saat bertemu di Istana waktu itu. Jadi, secara teknis kami laporkan ke presiden nanti,” kata Luhut di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025 dikutip dari Antara.
Mengembangkan Family Office Ala Startup
Menurut Forbes, secara tradisional, family office dianggap sebagai puncak kecanggihan investasi pribadi. Namun, konsep ini berkembang, terutama bagi family office yang muncul dari penjualan bisnis teknologi atau bisnis keluarga. Mereka tidak langsung memiliki struktur yang matang seperti institusi lama, melainkan dengan pendekatan yang lebih dinamis, eksperimental, dan berjiwa wirausaha.
Itu sebabnya, family office yang baru lebih tepat dipahami sebagai startup daripada firma investasi tradisional. Perbandingan ini bukan sekadar metafora, tetapi juga kerangka berpikir praktis untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam membangunnya dari nol.
Berikut adalah beberapa konsep startup yang bisa digunakan sebagai tips untuk membantu menciptakan dan mengembangkan family office modern.
1. Foundational Questions = Menentukan Visi Awal
Setiap family office harus memiliki tujuan yang jelas sejak awal, seperti halnya startup. Apakah fokusnya menjaga kekayaan lintas generasi, berinvestasi dalam bisnis baru, atau berkontribusi pada filantropi? Menentukan visi ini akan menjadi dasar bagi strategi investasi dan operasional ke depan.
Visi yang jelas juga membantu menyelaraskan pemahaman antara anggota keluarga dan profesional yang terlibat. Tanpa arah yang pasti, family office bisa kehilangan fokus dan terjebak dalam berbagai kepentingan yang saling bersaing.
2. Key Hires = Membangun Tim Inti
Seperti startup, family office membutuhkan tim kecil yang solid di tahap awal. Posisi kunci seperti Chief Investment Officer (CIO) dan Chief Financial Officer (CFO) bertanggung jawab membangun strategi investasi dan tata kelola keuangan. Selain itu, tim operasional dan hukum juga diperlukan untuk memastikan kelancaran administrasi dan kepatuhan regulasi.
Memilih anggota tim awal bukan hanya soal keahlian, tetapi juga kecocokan dengan nilai dan visi keluarga. Seiring waktu, beberapa fungsi bisa dialihdayakan untuk meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas.
3. Tech Stack = Infrastruktur Teknologi yang Efisien
Teknologi memainkan peran penting dalam family office modern, seperti halnya dalam startup. Sistem berbasis cloud memungkinkan akses data real-time, otomatisasi proses, dan transparansi dalam pengelolaan kekayaan.
Selain perangkat lunak akuntansi dan pelaporan keuangan, family office juga dapat memanfaatkan alat manajemen proyek dan pencatatan terpusat. Dengan adopsi teknologi sejak awal, mereka dapat menghindari sistem lama yang mahal dan tidak fleksibel.
4. Processes & Governance = Struktur dan Tata Kelola
Family office membutuhkan kerangka kerja yang jelas untuk memastikan efisiensi dan kesinambungan. Salah satu langkah awal yang penting adalah menyusun family charter, dokumen yang mengatur struktur tata kelola, proses pengambilan keputusan, serta peran anggota keluarga dalam operasional.
Dengan aturan yang terdefinisi sejak awal, keputusan investasi, alokasi dana filantropi, dan keterlibatan keluarga dapat berjalan lebih terarah. Seperti halnya Business Model Canvas dalam startup, family charter menjadi pedoman utama dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang.
5. Building a Brand = Membangun Citra dan Reputasi
Meski banyak keluarga kaya memilih untuk tetap privat, membangun identitas publik yang kuat bisa menjadi aset berharga bagi family office. Citra yang jelas dapat menarik peluang investasi, mitra bisnis, dan talenta terbaik, terutama jika kantor tersebut memiliki fokus tertentu, seperti impact investing atau teknologi ramah lingkungan.
Bagi yang tetap ingin menjaga privasi, branding internal tetap penting. Menyusun dan mengomunikasikan nilai serta misi organisasi dengan jelas membantu menyelaraskan tim dan memastikan semua pihak memahami serta mendukung visi yang dimiliki.
6. Values & Strategy = Budaya dan Prinsip Organisasi
Menentukan nilai-nilai dasar sejak awal sangat penting bagi family office untuk menjaga keselarasan dalam strategi dan pengambilan keputusan. Apakah lebih berfokus pada investasi berdampak sosial, pengelolaan kekayaan lintas generasi, atau mengejar keuntungan finansial?
Jawaban ini akan memengaruhi arah bisnis dan hubungan dengan mitra eksternal. Dengan menyepakati nilai-nilai ini di awal, family office dapat menghindari konflik internal di masa depan.
7. Professionalization & Scale-Up Mindset = Menuju Profesionalisme dan Pertumbuhan
Seiring pertumbuhan, family office perlu bertransformasi dari tim kecil yang fleksibel menjadi organisasi yang lebih terstruktur. Ini mencakup penguatan struktur tim, seperti membentuk divisi investasi khusus, filantropi, atau tata kelola keluarga, serta mengadopsi kebijakan formal dan sistem manajemen risiko yang lebih baik.
Beberapa fungsi yang semula dialihdayakan mungkin mulai ditangani internal untuk meningkatkan kendali. Dengan profesionalisasi yang matang, family office bisa lebih efisien dan adaptif terhadap tantangan.
8. Documents & Legals = Fondasi Hukum dan Operasional
Struktur hukum yang jelas adalah fondasi utama bagi family office untuk memastikan keberlanjutan operasionalnya. Ini mencakup perjanjian internal keluarga, kontrak kerja tim, kebijakan keamanan data, serta dokumen tata kelola investasi yang merinci hak pengambilan keputusan dan toleransi risiko.
Dokumentasi yang kuat tidak hanya membantu menghindari konflik, tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap regulasi, sama halnya dengan startup yang membutuhkan perlindungan hukum.
9. Exit or Long-Term Maintenance = Menjaga Keberlanjutan Bisnis
Berbeda dengan startup yang memiliki strategi exit seperti IPO atau akuisisi, family office lebih fokus pada keberlanjutan jangka panjang. Beberapa mungkin berkembang menjadi multi-family office, membentuk perusahaan modal ventura, atau memperluas divisi filantropi.
Perencanaan suksesi, restrukturisasi tata kelola, dan adaptasi terhadap perubahan ekonomi menjadi kunci utama dalam menjaga kelangsungan family office. Dengan strategi yang matang, kantor ini dapat tetap relevan dan memastikan bahwa visi keluarga terus berlanjut lintas generasi. Pada akhirnya, family office yang paling sukses—seperti startup terbaik—adalah yang tetap setia pada misinya, tetapi tetap fleksibel dalam menghadapi perubahan.