ADHD pada Anak Perempuan, Mengapa Sering Terabaikan dan Sulit Dideteksi?

2 hours ago 5

Anak perempuan dengan diagnosis ADHD (ilustrasi). Gejala ADHD pada perempuan kerap muncul lebih halus sehingga sering terabaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anak laki-laki tercatat tiga kali lebih sering menerima diagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dibandingkan anak perempuan. Namun, para ahli menilai perbedaan ini bukan berarti anak perempuan lebih jarang mengalami ADHD, melainkan karena gejala pada perempuan kerap muncul lebih halus sehingga sering terabaikan.

Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), yang dikutip dari laman Healthline pada Selasa (16/9/2025), ADHD pada anak laki-laki umumnya terlihat dalam bentuk perilaku hiperaktif, seperti berlari, tidak bisa duduk tenang, dan bertindak impulsif. Sebaliknya, anak perempuan cenderung menunjukkan gejala internal, seperti kurang fokus, melamun, hingga masalah harga diri.

Karena anak perempuan dengan ADHD sering kali tidak menunjukkan perilaku yang dianggap “mengganggu” dan gejalanya tampak lebih samar, mereka lebih jarang dirujuk untuk evaluasi maupun pengobatan. Kondisi ini dapat menimbulkan masalah lanjutan di kemudian hari.

Riset juga menemukan anak laki-laki dengan ADHD cenderung meluapkan frustasi secara eksternal, sementara anak perempuan mengarahkan rasa sakit dan kemarahannya ke dalam diri. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental di kemudian hari.

Mengenali Gejala ADHD pada Anak Perempuan

Gejala ADHD pada anak perempuan kerap dikaitkan dengan tipe inattentive (kurang perhatian), berbeda dengan anak laki-laki yang cenderung hiperaktif. Gejala hiperaktif biasanya mudah terlihat di sekolah maupun rumah, sedangkan gejala inattentive lebih samar sehingga sering disalahartikan sebagai kemalasan atau gangguan belajar.

Beberapa tanda umum ADHD pada anak perempuan meliputi mudah menarik diri, rasa percaya diri rendah, kecemasan, kesulitan akademik, sering melamun atau tidak fokus, serta tampak tidak mendengarkan

agresi verbal, seperti mengejek atau mengolok. Para ahli menekankan pentingnya deteksi dini dan pemahaman yang lebih luas mengenai ADHD pada perempuan agar anak-anak tidak kehilangan kesempatan mendapat bantuan medis maupun dukungan psikologis yang tepat.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |