Aksi Demo Ojol Tanpa Kericuhan, Polisi Bagikan Makanan di Tengah Hujan

2 hours ago 5

ilustrasi unjuk rasa / pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Berbeda dengan aksi demonstrasi tanggal 25 dan 28 Agustus 2025 lalu, aksi unjuk rasa pengemudi ojek online (ojol) di depan Kompleks DPR RI, Jakarta, Rabu (17/9/2025) berlangsung adem tanpa insiden.

Unjuk rasa ribuan pengemudi Ojol itu pun berakhir damai. Massa yang sejak pagi memenuhi kawasan Senayan itu mulai meninggalkan lokasi menjelang sore setelah perwakilan mereka diterima anggota DPR RI.

Sekitar pukul 16.30 WIB, hujan deras mengguyur kawasan DPR RI. Di tengah situasi itu, aparat kepolisian terlihat membagikan nasi kotak dan air mineral kepada para peserta aksi. Gestur kemanusiaan tersebut sempat memantik tepuk tangan dari orator di mobil komando yang mengucapkan terima kasih kepada petugas.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyampaikan hasil pertemuan dengan Komisi V DPR RI. Ia mengklaim beberapa tuntutan pengemudi ojol mendapat respons positif. Salah satunya terkait pembahasan RUU Transportasi Online yang diharapkan masuk Prolegnas 2025–2026.

Selain itu, DPR juga disebut sepakat mendorong batasan potongan aplikator sebesar 10 persen, sehingga penghasilan ojol dapat lebih terjamin. “Kami senang aspirasi kami didengarkan. Ini jadi semangat baru bagi kawan-kawan di lapangan,” ujar Igun.

Aksi yang digalang Gabungan Aksi Roda Dua Indonesia ini juga membawa sejumlah tuntutan lain, mulai dari penetapan tarif pengantaran, penghapusan fitur tertentu yang dinilai merugikan pengemudi, hingga desakan pengusutan tragedi 28 Agustus 2025. Mereka juga meminta evaluasi kinerja pejabat terkait yang dianggap berpihak pada perusahaan aplikator.

Berbeda dari demonstrasi pada Agustus lalu yang sempat ricuh, suasana aksi kali ini lebih tertib. Massa bahkan sempat menyanyikan lagu kebangsaan sebelum bubar, lalu berfoto bersama aparat kepolisian yang mengawal jalannya aksi. Arus lalu lintas di sekitar Jalan Gatot Subroto pun kembali normal setelah massa meninggalkan lokasi.

Momen pembagian makanan oleh aparat di tengah hujan deras menjadi potret tersendiri dalam aksi ini. Gestur tersebut menciptakan kontras dengan memori kericuhan sebelumnya, sekaligus menunjukkan adanya ruang dialog dan empati di tengah tuntutan yang masih bergulir. [*]  Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |