WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suasana Kampus STAIMAS Wonogiri mendadak ramai pada Minggu (31/8/2025). Para mahasiswa turun ke halaman kampus menggelar aksi damai dan solidaritas dengan membawa sederet tuntutan yang cukup mengejutkan.
Ketua BEM STAIMAS Wonogiri, Ahmad Choirin, bersama pengurus BEM lain seperti Dwi Cahya Mahdani, Heri Gatot Purwanto, dan Qonita, memimpin jalannya aksi. Choirin menegaskan bahwa mahasiswa berharap Ketua DPRD Wonogiri bisa hadir langsung untuk berdialog.
Lima Tuntutan Mahasiswa STAIMAS Wonogiri
Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan lima poin penting:
✓ Mendesak pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset
✓ Menuntut permintaan maaf anggota DPR
✓ Meminta pemerintah lebih memperhatikan gaji guru
✓ Mengusut tuntas kasus meninggalnya Affan Kurniawan
✓ Memberikan perhatian serius terhadap pendidikan tinggi di Wonogiri
Forkopimda Turun Tangan
Aksi ini awalnya direncanakan berlangsung di Gedung DPRD, Pendopo Pemkab Wonogiri, dan Alun-alun Giri Krida Bakti, namun urung dilakukan setelah pihak kepolisian meminta mahasiswa menahan diri.
Meski begitu, mahasiswa tetap mendesak untuk menyampaikan aspirasi. Akhirnya, Bupati Wonogiri Setyo Sukarno bersama jajaran Forkopimda datang langsung ke Kampus STAIMAS sekitar pukul 16.15 WIB.
Turut hadir Wakil Bupati Imron Rizkyarno, Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo, Dandim Letkol Inf Edi Ristriyono, serta Plt. Kajari Wonogiri Tjut Zelvira Nofani.
Dalam dialog, Bupati Setyo Sukarno menyatakan terbuka untuk menerima aspirasi mahasiswa.
“Silakan sampaikan semua, baik terkait isu nasional maupun daerah. Untuk Ketua DPRD, nanti akan kami jadwalkan audiensi,” tegasnya.
Meski berlangsung damai, aksi ini menjadi sorotan karena keberanian mahasiswa menyuarakan isu-isu strategis, mulai dari perampasan aset, kesejahteraan guru, hingga keadilan hukum. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.