TEMPO.CO, Jakarta - Klaim palsu atau menyesatkan oleh miliarder Elon Musk mengenai pemilihan umum AS telah mencapai 2 miliar tampilan di platform media sosial X tahun ini, menurut sebuah laporan dari kelompok nirlaba Center for Countering Digital Hate.
Platform ini juga memainkan peran sentral dalam memungkinkan penyebaran informasi palsu tentang negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran penting yang kemungkinan akan menentukan hasil pemilihan presiden, kata para ahli pemilu dan disinformasi pada Senin, 4 November 2024.
Juru bicara X mengatakan bahwa fitur Community Notes milik perusahaan, yang memungkinkan pengguna menambahkan konteks tambahan pada postingan, lebih efektif dalam membantu orang mengidentifikasi konten yang menyesatkan dibandingkan dengan tanda peringatan tradisional pada postingan.
Sejak mengambil alih perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Musk telah mengurangi moderasi konten dan memberhentikan ribuan karyawan. Dia telah memberikan dukungannya kepada mantan Presiden Donald Trump, yang terkunci dalam persaingan yang sangat ketat dengan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Jangkauan Musk yang luas dengan hampir 203 juta pengikut membantu memungkinkan "efek jaringan" di mana konten di X dapat melompat ke media sosial dan platform perpesanan lain seperti Reddit dan Telegram, kata Kathleen Carley, seorang profesor ilmu komputer di Carnegie Mellon University dan pakar disinformasi. "X adalah saluran dari satu platform ke platform lainnya," katanya.
Di Pennsylvania, salah satu dari tujuh negara bagian kunci, beberapa pengguna X telah memanfaatkan contoh-contoh dari administrator pemilu lokal yang menandai formulir pendaftaran pemilih yang tidak lengkap yang tidak akan diproses, dan secara keliru menganggap peristiwa tersebut sebagai contoh campur tangan dalam pemilu, ujar Philip Hensley-Robin, direktur eksekutif Pennsylvania di Common Cause, dalam sebuah konferensi pers pada Senin.
Common Cause adalah organisasi nonpartisan yang mempromosikan pemerintahan yang akuntabel dan hak suara. Beberapa akun X menyiratkan "bahwa ada kecurangan pemilih, padahal faktanya, kami tahu dengan sangat jelas bahwa para petugas pemilu dan administrator pemilu di semua negara bagian kami mengikuti aturan dan... oleh karena itu hanya pemilih yang memenuhi syarat yang memberikan suara," kata Hensley-Robin.
Cyabra, sebuah perusahaan yang menggunakan AI untuk mendeteksi disinformasi online, mengatakan pada hari Senin bahwa akun X dengan 117.000 pengikut memainkan peran penting dalam membantu menyebarkan video palsu yang mengklaim bahwa surat suara yang dikirimkan melalui pos untuk Trump dihancurkan.
Juru bicara X mengatakan bahwa platform ini mengambil tindakan terhadap banyak akun yang membagikan video tersebut.
Berikut fakta-fakta penyebaran klaim palsu dan disinformasi oleh Musk dan X: