Apakah Kenangan Buruk Bisa Dihapus?

5 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Putus cinta mungkin menjadi salah satu kenangan buruk bagi kebanyak orang. Yang paling menyebalkan adalah nila kenangan tiba-tiba muncul pada waktu yang tak terduga, seperti di tengah-tengah jam sibuk bekerja atau nongkrong bersama teman-teman di toko kopi kekinian yang ramai orang. Apakah kenangan buruk bisa dihapus?

Dilansir dari laman Sciencealert, tim peneliti yang terdiri dari Tao Xia, Danni Chen, Shengzi Zeng, Ziqing Yao, Jing Liu, Shaozheng Qin, Ken A. Paller, S. Gabriela Torres Platas, James W. Antony, dan Xiaoqing Hu berhasil menemukan cara menghapus kenangan buruk dan kilas balik traumatis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penemuan yang dipublikasikan pada PNAS ini menemukan pendekatan baru yang menjanjikan untuk melemahkan kenangan negatif dengan mengaktifkan kembali kenangan positif. Dalam artikel jurnal yang mereka terbitkan, mereka melakukan percobaan terhadap 37 peserta dalam beberapa hari.

Cara kerja secara singkat dari penelitian itu adalah dengan mengasosiasikan kata-kata acak dengan gambaran negatif, sebelum mencoba memprogram ulang setengah dari asosiasi tersebut dan 'mengganggu' kenangan buruk. “Kami menemukan bahwa prosedur ini melemahkan ingatan akan kenangan buruk dan juga meningkatkan intrusi tak sadar ke dalam kenangan positif,” tulis jurnal tersebut.

Untuk penelitian ini, tim menggunakan basis data yang diakui yang diklasifikasikan sebagai negatif atau positif: pikirkan cedera hewan atau manusia berbahaya dibandingkan dengan pemandangan yang tenang dan anak-anak yang tersenyum.

Pada malam pertama, relawan diminta untuk menghubungkan gambar negatif dengan kata-kata tidak masuk akal yang dibuat untuk penelitian melalui latihan memori. Keesokan harinya, setelah tidur untuk menyusun ingatan, para peneliti mencoba mengaitkan setengah dari kata-kata dengan gambar positif yang tertanam dalam pikiran para peserta.

Rekaman kata-kata tidak masuk akal yang diucapkan diputar selama fase tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM), yang diketahui sangat penting untuk penyimpanan memori. Ini terjadi selama malam kedua tidur.

Elektroensefalografi digunakan untuk melacak aktivitas otak. Pemrosesan memori emosional terkait dengan aktivitas pita theta otak yang meningkat ketika menerima isyarat memori suara, dan ini terjadi secara signifikan lebih tinggi ketika isyarat positif digunakan.

Pada hari berikutnya, melalui kuesioner, para peneliti menemukan bahwa para relawan kurang mampu mengingat kembali kenangan negatif yang telah digabungkan dengan kenangan positif. Kenangan positif lebih sering muncul di kepala mereka daripada kenangan negatif dengan kata-kata ini, dan mereka dipandang dengan lebih positif secara emosional.

“Intervensi tidur noninvasif dengan demikian dapat mengubah ingatan yang tidak menyenangkan dan respons afektif. Secara keseluruhan, temuan kami dapat menawarkan wawasan baru yang relevan untuk pengobatan ingatan patologis atau terkait trauma,” demikian kesimpulan dari penelitian tersebut.

Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal, perlu diingat bahwa ini adalah eksperimen lab yang diawasi secara ketat. Selama tidur, otak kita dapat menyimpan kenangan dengan memutarnya kembali, dan banyak penelitian telah menyelidiki bagaimana proses ini dapat dikendalikan untuk memperkuat atau menghapus kenangan baik.

Akan memakan waktu yang lama untuk menemukan bagaimana penyuntingan ingatan dapat terjadi dan seberapa lama efeknya karena ada banyak variabel yang berpengaruh, termasuk jenis ingatan, area otak, dan fase tidur. Namun proses menggabungkan ingatan negatif dengan ingatan positif ini tampaknya membawa beberapa prospek penelitian lebih lanjut.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |