TEMPO.CO, Jakarta - Puncak arus mudik lebaran 2025 diprediksi 52% masyarakat Indonesia akan melakukan perjalanan mudik dengan sekitar 70 juta orang melalui jalur darat berdasarkan survei Kementrian Perhubungan. Kepadatan arus mudik tentu tak terhindarkan dan berpotensi macet sehingga dibutuhkan solusi mengatasi hal tersebut salah satunya melalui rekayasa lalu lintas guna mengatur arus mudik.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 Th. 2011 Pasal 1, rekayasa lalu lintas ialah serangkaian kegiatan atau usaha yang direncanakan, diadakan, dipasang, diatur, dan memelihara fasilitas jalan untuk mewujudkan keamanan, ketertiban, serta kelancaran dalam berkendara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari berbagai sumber, ada sejumlah rekayasa lalu lintas yang seringkali diterapkan polisi saat mudik dan arus balik lebaran. Beberapa cara tersebut termasuk penerapan sistem ganjil genap, contraflow, one way, dan buka tutup untuk memberikan kelancaran arus.
Ganjil Genap
Jenis rekayasa pertama sistem ganjil genap, istilah yang tidak asing lagi terutama area Jakarta. Sistem ganjil-genap dapat dipahami sebagai sistem rekayasa lalu lintas yang mengharuskan pengendara menyesuaikan nomor polisi dengan tanggal berkendara. Misalnya, jika berkendara pada 3 Januari, maka yang bisa melewati jalan dengan aturan ganjil genap, hanya kendaraan dengan nomor polisi ganjil. Sebaliknya, jika berkendara pada 4 Januari, maka kendaraan yang bisa melewati jalan dengan aturan ganjil genap, hanya kendaraan yang dengan nomor polisi genap.
One Way
Konsep dari sistem one way yaitu sistem yang diberlakukan untuk merekayasa lalu lintas dengan mengubah jalur dua arah menjadi jalur satu arah dengan membatasi kendaraan bergerak dalam satu arah tanpa adanya kemungkinan belok atau berputar balik ke arah yang berlawanan di ruas jalan yang ditentukan. Sistem ini dibuat untuk meningkatkan kapasitas jalan sehingga dapat mengurangi kemacetan.
Sistem one way diterapkan khusus pada waktu-waktu tertentu, terutama saat terjadi lonjakan kenaikan kendaraan baik di area tol maupun jalan arteri seperti libur Idulfitri, Natal dan Tahun Baru, atau ketika terjadi kecelakaan dan dibutuhkan pengalihan arus. Selain itu, sistem ini di beberapa kota juga telah diterapkan secara permanen di beberapa ruas jalan guna menjaga kelancaran arus lalu lintas dan mencegah kemacetan terutama di titik-titik rawan kepadatan seperti persimpangan. Hal ini dikutip dari publikasi Pengaruh Pemberlakuan Sistem Satu Arah Terhadap Kinerja Ruas Jalan Berdasarkan Volume Lalu Lintas dan Kepuasan Pengguna Jalan (Studi Kasus Pemberlakuan Sistem Satu Arah jalan Diponegoro Kota Tegal), di banyak kota jaringan jalan di dalam kota telah menggunakan basis operasi one way.
Contra flow
Sementara itu, sistem contra flow memiliki definisi yang berlawanan dengan sistem one way. secara konsep dikutip dari publikasi Studi Efektivitas Contra Flow Dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Simpang (Studi Kasus Jalan Kawasan Industri Krakatau Kota Cilegon), contra flow merupakan sistem rekayasa lalu lintas yang memungkinkan kendaraan melaju berlawanan arah dari arus normalnya di jalur tertentu dengan diubahnya arus yang tadinya satu jalur sementara dapat dilewati kendaraan dari arah sebaliknya. Selain itu, dalam waktu penerapan sistem contra flow diberlakukan secara mendadak tergantung dengan situasi dan kondisi jalan.
Misalnya, jalur yang umumnya mengarah dari utara ke selatan bisa dibuka untuk kendaraan yang bergerak dari selatan ke utara dalam kondisi tertentu. Penerapan contra flow umumnya didukung dengan rambu lalu lintas serta pengawasan langsung dari petugas di lapangan guna memastikan kelancaran dan keamanan pengendara.
Buka Tutup
Sistem buka tutup ini jenis rekayasa lalu lintas di mana akses ke jalan tertentu dibatasi hanya pada waktu-waktu tertentu, mungkin hanya pada jam-jam sibuk atau selama acara khusus. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan rambu lalu lintas yang dapat diubah atau dengan menggunakan penghalang fisik seperti palang atau gerbang.
Reno Eza Mahendra dan Kakak Indra Purnama berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: