Asap Terus Mengepul Selama 14 Hari Pasca Kebakaran Pasar Wonogiri

2 days ago 35
DapurDapur umum Tagana menyediakan konsumsi pasca Pasar Wonogiri terbakar. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Di tengah sisa-sisa bangunan yang menghitam dan aroma arang yang masih tercium di udara, ada satu sudut kehidupan yang tetap hangat di Pasar Wonogiri. Dari tenda sederhana, asap dapur mengepul, aroma tumisan bawang menyeruak, dan terdengar suara sendok beradu dengan wajan besar.

Itulah Dapur Umum Relawan Tagana Wonogiri, yang selama 14 hari tanpa henti menyalakan semangat dan harapan di masa tanggap darurat pasca kebakaran hebat yang melanda pusat ekonomi terbesar di Kota Mete itu.

Setiap hari, sekitar 20 relawan Tagana bekerja bergantian, menyiapkan makanan untuk para petugas dan relawan lintas instansi — mulai dari PMI, BPBD, TNI, Polri, SAR, hingga petugas pasar yang ikut berjibaku membersihkan puing dan menata kembali area terdampak. Dari dapur sederhana itu, 150 porsi makanan disajikan tiga kali sehari: pagi, siang, dan sore. Menu sederhana seperti nasi, lauk pauk rumahan, dan sayur hangat menjadi energi bagi mereka yang terus bekerja di lapangan.

“Tagana bukan hanya soal bencana, tapi tentang kemanusiaan. Kami hadir untuk menyalakan semangat dan memastikan para relawan tetap kuat,” tutur Heri Yuliyanto, Sekretaris Tagana Wonogiri, dengan mata yang tampak lelah namun penuh tekad, baru baru ini.

Dari APBD untuk Rasa Kemanusiaan

Seluruh kegiatan dapur umum ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonogiri melalui pos Belanja Tidak Terduga (BTT). Pemerintah daerah memastikan dukungan penuh bagi semua unsur yang terlibat dalam pemulihan pasca kebakaran Pasar Wonogiri.

Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri menjadi penggerak utama, memastikan setiap kegiatan Tagana berjalan tertib dan tepat sasaran. Dapur umum ini bukan sekadar soal logistik, tapi simbol solidaritas antar warga. Di saat sulit, ada bukti bahwa Wonogiri bisa saling menguatkan.

Kekompakan 5 Binwil Tagana Wonogiri

Kegiatan dapur umum ini menjadi ajang kolaborasi lintas wilayah. Sebanyak 40 relawan Tagana dari lima Bina Wilayah (Binwil) bergiliran mengambil peran. Setiap Binwil mendapat jadwal tugas harian agar seluruh anggota memiliki kesempatan berkontribusi:

✓ Binwil 1: Wonogiri, Selogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi

✓ Binwil 2: Manyaran, Wuryantoro, Eromoko, Pracimantoro

✓ Binwil 3: Sidoharjo, Girimarto, Jatipurno, Jatisrono, Jatiroto

✓ Binwil 4: Slogohimo, Purwantoro, Kismantoro, Bulukerto, Puhpelem

✓ Binwil 5: Tirtomoyo, Karangtengah, Baturetno, Batuwarno, Giriwono, Giriwoyo, Giritontro, Paranggupito

“Setiap wilayah punya semangat yang sama. Ada yang datang malam-malam membawa bahan baku, ada yang rela tidak pulang demi memastikan makanan sampai ke tangan para petugas,” ungkap Heri.

Bagi para relawan, dapur umum bukan sekadar tempat memasak. Ia adalah simbol harapan, tempat di mana tangan-tangan sukarelawan menyalurkan kasih untuk sesama. Dalam setiap nasi bungkus yang dibagikan, terselip doa agar Pasar Wonogiri segera bangkit, para pedagang bisa kembali berdagang, dan denyut ekonomi rakyat bisa pulih.

“Di antara asap dapur, kami belajar arti kebersamaan. Tidak ada yang lebih indah selain melihat senyum para petugas yang kembali bersemangat setelah makan hasil olahan kami,” tutur salah satu relawan muda dari Binwil 3.

Selama dua minggu penuh, dapur umum Tagana Wonogiri bukan hanya menjadi tempat memasak, tapi juga ruang solidaritas yang menghangatkan hati. Di tengah bara duka, mereka menyalakan api semangat — membuktikan bahwa Wonogiri tidak pernah menyerah. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |