Atap Asrama Santri Putri di Situbondo Ambruk, Satu Tewas dan Belasan Luka-Luka

3 hours ago 8
Ilustrasi mayat | pixabay

SITUBONDO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Belum sembuh luka batin keluarga para korban runtuhnya asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, kasus serupa juga terjadi di Ponpes Syeh Abdul Qodir Jailani di Situbondo, Jawa Timur, yang runtuh pada Rabu (29/10/2025).

Musibah itu terjadi di kawasan Blimbing, Kecamatan Besuki, setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah tersebut pada tengah malam. Atap kamar santri putri ambruk dan menimpa para penghuni yang sedang beristirahat. Sedikitnya 19 santri menjadi korban, satu di antaranya meninggal dunia, sementara 18 lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan berbeda.

Korban luka segera dievakuasi oleh pihak pondok bersama warga sekitar ke Puskesmas Besuki, RSUD Besuki, dan RS Jatimed untuk mendapatkan pertolongan medis. Dari jumlah tersebut, empat santri harus menjalani perawatan intensif karena luka cukup serius, sementara sebelas lainnya diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka membaik.

Santri yang meninggal dunia diketahui berinisial P, siswi SMP asal Dusun Rawan, Desa/Kecamatan Besuki. Korban telah dimakamkan pada Rabu pagi di tempat pemakaman umum desa setempat dengan dihadiri keluarga dan rekan-rekan santrinya.

Pengasuh Ponpes Syeh Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, menyampaikan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, hujan deras turun disertai hembusan angin kuat. Tak lama kemudian, terdengar suara gemuruh keras dari arah asrama santri putri.

“Yang roboh itu bagian atapnya, sedangkan tembok bangunan masih berdiri kokoh,” ujarnya saat ditemui di kediamannya.

KH Hasan menuturkan, para santri yang menjadi korban segera dievakuasi dan mendapatkan penanganan medis secepatnya. Dua dari empat santri yang dirawat di RS Besuki bahkan harus menjalani operasi karena luka yang cukup parah. Sementara dua lainnya dirawat di RS Jatimed, dan salah satu dari mereka akhirnya meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan.

“Anak yang meninggal itu memang kondisinya sedang kurang sehat sejak awal, baru saja kembali ke pondok sebelum kejadian,” ucapnya lirih.

Kapolsek Besuki, AKP Febry Hermawan, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengatakan, pihaknya telah menerima laporan resmi dari pihak pesantren dan segera berkoordinasi dengan Polres Situbondo serta tim Inafis untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Berdasarkan laporan awal, total ada 19 korban, satu meninggal dunia dan empat masih dirawat di rumah sakit. Korban yang meninggal sudah dimakamkan sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi,” ujar AKP Febry.

Ia menambahkan, Kapolres Situbondo juga telah turun langsung ke lokasi untuk memantau proses penanganan dan memastikan keselamatan para santri yang masih berada di pondok.

Pihak kepolisian bersama instansi terkait akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti ambruknya atap bangunan tersebut, termasuk memeriksa kondisi struktur bangunan yang digunakan sebagai kamar santri putri. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |