JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Belum pulih duka masyarakat Pulau Bali akibat banjir bandang yang melanda dan menimbulkan sejumlah korban jiwa, duka berlanjut ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di Kabupaten Nagekeo, bencana banjir bandang yang menerjang sejak 7 September 2025 menyapu empat kecamatan dan puluhan desa. Kecamatan Mauponggo menjadi kawasan paling parah terdampak, dengan rumah, fasilitas umum, hingga lahan pertanian porak-poranda.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan enam orang meninggal dunia, tiga masih hilang, dan dua warga lainnya mengalami luka. Total 34.812 jiwa terdampak, dengan puluhan keluarga harus mengungsi di rumah kerabat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa operasi pencarian menghadapi banyak hambatan. Material yang hanyut dari pegunungan berupa bongkahan batu besar, kayu, dan lumpur menutup akses jalan serta mempersulit tim SAR. Meski demikian, sebagian puing berhasil disingkirkan berkat dukungan alat berat.
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Nagekeo, BNPB, relawan, dan unsur TNI-Polri tetap bersiaga untuk menemukan tiga korban yang masih hilang. Sejak 9 September 2025, Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah menetapkan status tanggap darurat cuaca ekstrem hingga 30 September 2025.
Selain korban jiwa, kerugian material meliputi 33 unit rumah rusak berat, rusaknya jaringan air bersih, fasilitas kesehatan dan pendidikan, 18 titik irigasi hancur, serta kerusakan luas pada lahan pertanian dan infrastruktur jalan serta jembatan. Dampak ini diperparah hujan deras yang mengguyur daerah hulu dan memicu arus air deras ke pemukiman warga.
Untuk mempercepat pemulihan, pemerintah daerah mendirikan dapur umum, membangun jembatan darurat, menyalurkan bantuan logistik, dan melakukan kaji cepat kerusakan. Bantuan tambahan dari Pemerintah Provinsi NTT dan BNPB juga telah tiba, berupa tenda, selimut, matras, makanan siap saji, peralatan kebersihan, hingga perlengkapan evakuasi.
BNPB mengingatkan potensi bencana susulan masih mungkin terjadi seiring cuaca ekstrem di kawasan tersebut. Masyarakat diminta segera melapor jika ada peningkatan debit air atau tanda-tanda bahaya lain, serta mengikuti arahan pemerintah daerah untuk mitigasi dan evakuasi.
Dengan kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Nagekeo menyatakan kebutuhan mendesak mencakup pangan, air bersih, obat-obatan, tambahan tenda darurat, dan alat berat untuk membuka akses jalan yang tertutup material banjir. Total 219 personel gabungan kini masih bekerja di lapangan. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.