Banjir Parah di Bekasi: Peningkatan Hujan Tak Hanya di Jabodetabek, Sampai Kapan?

3 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan intensitas tinggi telah menyebabkan banjir bandang di Puncak, Bogor, pada Ahad malam, 2 Maret 2025, dan banjir besar di Jabodetabek, terutama Bekasi, pada hari ini, Selasa 4 Maret 2025. Kondisi cuaca tersebut telah bisa diprediksi sebelumnya.

Saat diwawancarai pada 27 Februari lalu, ketika hujan awet mulai terjadi kembali di Jabodetabek, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin telah mengatakan bahwa hujan berpotensi terus terjadi pada dasarian pertama Maret 2025 alias 10 hari pertama bulan Ramadan. "Bulan puasa masih banyak hujan," katanya saat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Erma, hujan intensitas tinggi dipicu oleh dinamika prakondisi vorteks sekaligus konvergensi luas yang terbentuk di atas Pulau Jawa dan sekitarnya. Dalam sesi live Instagram yang dibuatnya beberapa hari kemudian, Erma kembali menjelaskan bahwa peningkatan curah hujan yang terjadi sejak dasarian ketiga Februari mewakili dinamika musim hujan saat ini semakin tidak teratur akibat perubahan iklim.

“Sering kita selalu menyebut bahwa puncak musim hujan itu Januari dan sekarang seharusnya sudah bukan puncak musim hujan lagi, sehingga menyebut puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari itu kurang relevan dengan kondisi perubahan iklim yang terjadi saat ini,” tuturnya.

Peningkatan Hujan Tak Hanya di Jabodetabek

Dalam keterangan terbarunya kepada Tempo, profesor riset di bidang klimatologi ini menjelaskan bahwa berdasarkan data yang dianalisis menggunakan model prediksi cuaca BRIN, bibit vorteks di Samudra Hindia sudah terbentuk pada awal Maret ini. Bibit vorteks teramati dekat pesisir barat Sumatra, khususnya di sekitar Bengkulu, dan menyebabkan peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Sumatra bagian selatan hingga Jawa bagian barat. 

“Pembentukan vorteks mengakumulasi hujan dan menciptakan konvergensi di barat Indonesia, sehingga hujan terjadi setiap hari dan diprediksi persisten selama dasarian pertama Maret 2025,” kata Erma, Selasa, 4 Maret 2025. 

Pembentukan vorteks ini memicu terbentuknya badai konvektif multisel berbentuk garis memanjang yang disebut squall line. Berdasarkan pengamatan radar cuaca, Erma mengungkapkan, squall line mulai aktif di Sumatra bagian selatan dan Lampung awal Maret. Sistem ini kemudian berkembang menjadi hujan konvektif skala meso di atas laut, yang akhirnya menjalar ke Jakarta dan sekitarnya.

Peta prediksi peningkatan hujan yang terjadi sepanjang 10 hari pertama bulan Maret, yang bertepatan pula dengan Ramadan 1446 H, bangkitan model cuaca KAMAJAYA yang dikembangkan BRIN. Peningkatan hujan (dalam satuan mm/hari) kemungkinan bertahan sampai awal April mendatang. Dok. BRIN

Menurut Erma, penjalaran hujan dari Lampung ke Jakarta didukung oleh penguatan angin dari utara yang terjadi secara lokal di sekitar pesisir utara Jakarta dan Jawa bagian barat. "Hal ini mengakibatkan hujan dinihari tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga di wilayah pesisir utara Jawa Tengah seperti Demak, Kudus, dan Semarang, serta di pesisir utara Jawa Timur seperti Tuban."

Data dari model prediksi SADEWA dan KAMAJAYA yang dikembangkan BRIN menunjukkan bahwa dampak peningkatan curah hujan di beberapa daerah, termasuk Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, mencapai hingga 400 mm per hari. Pola lonjakan hujan ini terjadi tidak hanya secara lokal, tapi meluas hingga Jakarta, Bogor, dan sejumlah wilayah di pesisir utara Jawa bagian tengah dan timur.

Peningkatan Hujan Sampai Kapan?

Erma, dalam siaran instagramnya, juga sempat menekankan bahwa fenomena vorteks ini akan bertahan cukup lama. Dimulai dari dasarian pertama Maret ada vorteks di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, kemudian pada dasarian kedua Maret akan bergeser sedikit ke utara, yaitu ke dekat Sumatera. "Dan pada dasarian ketiga Maret, akan terbentuk dua vorteks atau kita biasa menyebutnya dengan twin vortex.”

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pola lonjakan hujan akibat vorteks juga dapat kembali terjadi pada dasarian pertama April. Oleh karena itu, pemangku kebijakan diimbaunya untuk melakukan mitigasi dini, terutama di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang rawan banjir, serta segera melakukan rekayasa drainase di kota-kota besar.

Setidaknya, Erma memperingatkan, sepanjang 10 hari pertama Ramadan hujan-hujan masih akan sering terjadi. "Selalu timingnya itu abis Ashar, menuju ke Maghrib sampai Isya. Jadi mungkin yang Tarawih pun harus siap payung,” ucapnya. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |