Bank Indonesia: Tak Ada Kasus Uang Palsu yang Signifikan Menjelang Lebaran 2025

2 days ago 12

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyebut tidak terdapat kasus temuan uang palsu yang signifikan dan meresahkan masyarakat pada periode Ramadan dan Idul Fitri 2025. Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Muhammad Anwar Bashori mengatakan situasi peredaran uang menjelang Lebaran 2025 masih terpantau kondusif. 

Anwar mengungkap sepanjang Ramadan bank sentral ini secara intensif memberikan edukasi kepada publik mengenai ciri keaslian mata uang rupiah. “Hal tersebut agar masyarakat dapat berhati-hati dan tetap waspada di tengah meningkatnya transaksi keuangan di masa hari raya ini,” kata Anwar kepada Tempo, Sabtu, 29 Maret 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, upaya ini lah yang mendukung tetap terjaganya transaksi keuangan yang aman di kalangan masyarakat pada periode Ramadan-Lebaran kali ini. 

Ia pun membeberkan tiga strategi utama yang telah dirumuskan dan dilaksanakan Bank Indonesia untuk menanggulangi peredaran uang palsu. Pertama, Bank Indonesia memastikan uang rupiah yang diedarkan berkualitas, aman dan handal melalui standarisasi uang rupiah, meningkatkan kualitas unsur pengaman, dan menindaklanjuti hasil analisis Laboratorium Uang Palsu (Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center atau BI-CAC). 

Kedua, bank sentral Indonesia melakukan edukasi dan sosialisasi pemahaman ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat secara terencana dan berkelanjutan. Langkah ini dilakukan supaya masyarakat dapat mengenali dan merawat uang rupiah baik secara fisik maupun fungsinya sebagai alat transaksi dalam perekonomian nasional.

Terakhir, Bank Indonesia mendukung upaya pemberian sanksi yang tegas terhadap pelaku tindak pidana uang palsu melalui kerja sama dengan aparat penegak hukum. Lingkup kegiatan ini, kata dia, berupa penyediaan tenaga ahli BI pada proses penyidikan dan persidangan di pengadilan.

Sebelumnya, Bank Indonesia mengklaim tren peredaran uang palsu di Indonesia terus menunjukkan penurunan signifikan. Anwar mengatakan data yang tercatat di Bank Indonesia, rasio uang palsu sepanjang 2024 hanya 4 lembar per satu juta uang yang beredar (4 ppm), lebih rendah dibandingkan 9 ppm pada 2019 dan 5 ppm pada 2020-2023. Bahkan, dia menyebut hingga pertengahan Maret 2025, rasio tersebut menyentuh angka terendah, yakni 1 ppm.

Ia mengatakan penurunan itu hasil upaya Bank Indonesia melakukan penguatan kualitas uang rupiah serta literasi keaslian uang yang masif. “Bank Indonesia terus melakukan penguatan desain dan unsur pengaman uang Rupiah agar semakin sulit dipalsukan, serta terus mengedukasi masyarakat mengenai ciri keaslian uang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis, 27 Maret 2025.

Sementara baru-baru ini, Kepolisian Resor (Polres) Batu, Jawa Timur melaporkan telah menggagalkan kasus peredaran uang palsu senilai Rp 14,9 juta menjelang momen Idul Fitri 1446 Hijriah. Peredaran uang palsu ini dilakukan oleh tiga orang yang berasal dari Kabupaten Blitar.

Kepala Polres Batu AKBP Andi Yudha Pranata di Kota Batu, Kamis, 27 Maret 2025, mengatakan terbongkarnya upaya para pelaku yang masing-masing berinisial GA (19), AA (37), dan HP (22) dalam mengedarkan uang palsu bermula dari informasi yang didapatkan oleh tim kepolisian setempat. "Pada Ahad, 23 Maret 2025, sekitar pukul 21.00 WIB, tim Buser Polres Batu menemukan adanya pengedaran uang palsu. Kami sudah mengantongi bahwa uang palsu ini akan diedarkan di Kota Batu," kata Andi, seperti dikutip dari Antara.

Andi mengatakan petugas terlebih dahulu menangkap pelaku berinisial GA di Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu. GA saat itu kedapatan menyimpan cetak fisik uang palsu senilai Rp 14,9 juta dalam bentuk pecahan Rp100 ribu. "Uang palsu yang sudah diamankan ini sebesar Rp14,9 juta, pecahan Rp100 ribu," ucapnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian, GA ditengarai hendak menjual uang palsu tersebut kepada pembeli yang telah memesan melalui Facebook. "Perbandingan 2,5 juta (uang asli) mendapatkan upah Rp 10 juta (uang palsu)," ucap dia.

Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |