Bantuan Indonesia Tiba di Wehdat: Kisah Para Pengungsi Palestina Bertahan Hidup

15 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Andi Muhyiddin dari Yordania

Pagi itu, matahari menyorot lembut gang-gang sempit di Kamp Wehdat, tenggara Yordania.  Suara azan subuh sudah lama berlalu, berganti dengan deru langkah para pengungsi yang bergegas menuju halaman Islamic Charity Center Society (ICCS). Di antara mereka, seorang perempuan berusia enam puluh tahun berjalan perlahan, sesekali menyeka keringat di dahinya.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Ia menolak menyebutkan namanya. “Untuk apa nama?” katanya dengan suara serak. “Kami semua di sini hanya pengungsi. Sama saja, semua pernah kehilangan.”

Perempuan itu telah tinggal di Wehdat hampir seumur hidupnya. Kamp yang berdiri sejak tahun 1955 itu kini menampung lebih dari 100 ribu pengungsi Palestina, generasi demi generasi yang hidup di rumah-rumah sempit, panas, dan berdebu.

Ia mengaku hidup di pengungsian sangat sulit. “Saya butuh seratus dinar sebulan untuk air, listrik, dan makan. Tapi saya tidak punya pekerjaan,” ujarnya.

Secara umum, pengungsi Palestina di Wehdat ini hidup sangat sulit. Mereka tidak bisa bekerja dan hanya bergantung hidup pada donasi atau uluran tangan dermawan.

Bantuan Makanan dari Indonesia

Sabtu pagi halaman Islamic Charity Center Society (ICCS) tampak ramai. Di bawah terik matahari, truk membawa paket makanan, berhenti menurunkan tumpukan kardus bertuliskan “Food Package for Palestine". Suara relawan dari Dompet Dhuafa terdengar memberi aba-aba dalam bahasa Indonesia.

Hari itu, sebanyak 230 paket bahan makanan diserahkan kepada para pengungsi di Wehdat. Setiap kardus berisi 22 jenis bahan makanan kering terdiri dari beras, tepung gandum, minyak goreng, gula, susu, bumbu dapur, dan kacang-kacangan. Berat tiap kardus total berat sekitar 25 kilogram.

Bantuan itu merupakan bagian dari 3.840 paket pangan yang disiapkan Dompet Dhuafa. Setelah proses pengemasan selesai di gudang Marka pada Selasa (28/10/2025), dua kontainer bantuan dikirim menuju tujuh titik pengungsian Palestina di Yordania. Misi ini adalah gelombang ketiga Dompet Dhuafa untuk Palestina, sekaligus bagian dari program jangka menengah lembaga filantropi itu: membangun shelter, food truck, klinik darurat, dan pasar kecil bagi para pengungsi yang terdampak konflik berkepanjangan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |