Banyak Warga Sudan Masih Terjebak di Al-Fasher

3 hours ago 14

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM – Puluhan ribu warga Sudan telah melarikan diri ke kamp-kamp yang penuh sesak untuk menghindari kekejaman oleh pasukan paramiliter sejak mereka merebut el-Fasher di wilayah Darfur barat. Kepala badan hak asasi manusia PBB memperingatkan bahwa banyak orang lainnya masih terjebak.

Mereka yang berlindung di Tawila, sekitar 70 kilometer dari el-Fasher, mendapati diri mereka terdampar di daerah tandus dengan tenda yang hampir tidak cukup. Banyak diantaranya dibuat dari terpal dan lembaran yang ditambal, menurut sebuah video yang diunggah oleh kelompok IDP dan Kamp Pengungsi Sudan. 

Gambar tersebut menunjukkan anak-anak berlarian melintasi kawasan tersebut sementara beberapa orang dewasa membawa sepanci besar makanan, berharap itu akan cukup untuk memberi makan kerumunan orang yang mengungsi.

Sejak Pasukan Dukungan Cepat (RSF) merebut el-Fasher dari militer saingannya pada 26 Oktober, lebih dari 16.200 orang telah melarikan diri ke kamp-kamp di Tawila, kata Adam Rojal, juru bicara kelompok bantuan tersebut. Organisasi Internasional untuk Migrasi memperkirakan bahwa sekitar 82.000 orang telah meninggalkan kota dan daerah sekitarnya pada tanggal 4 November, menuju ke tempat-tempat aman termasuk Tawila, sebuah daerah yang sudah penuh sesak dengan pengungsi akibat serangan sebelumnya, dan beberapa diantaranya melakukan perjalanan dengan berjalan kaki.

Abu Bakr Hammad, direktur kegiatan medis dengan kelompok bantuan Doctors Without Borders di Rumah Sakit Tawila, mengatakan kepada The Associated Press pada Sabtu bahwa rumah sakit tersebut telah menerima setidaknya 1.500 orang yang meninggalkan el-Fasher sejak 26 Oktober, menderita berbagai luka termasuk patah tulang.

RSF dan tentara Sudan telah berperang sejak April 2023, menyusul perebutan kekuasaan di negara terbesar ketiga di Afrika itu. Setidaknya 40.000 orang telah terbunuh, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meskipun jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Sekitar 12 juta orang terpaksa mengungsi, dan hampir separuh penduduknya menghadapi kerawanan pangan akut.

Pekan lalu, RSF merebut el-Fasher setelah pengepungan selama 18 bulan. Paramiliter mengamuk di Rumah Sakit Saudi di kota tersebut, menewaskan lebih dari 450 orang, menurut WHO, dan pergi dari rumah ke rumah, membunuh warga sipil dan melakukan pelecehan seksual. RSF membantah membunuh siapapun di rumah sakit Saudi, namun kesaksian dari mereka yang melarikan diri, video online dan gambar satelit menawarkan gambaran apokaliptik atas serangan tersebut.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |