BEM SI Soroti Kabinet Merah Putih: Banyak Menteri Gagal Jalankan Amanah

4 hours ago 7
Ilustrasi aksi demontrasi | Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Peringatan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Senin (20/10/2025), diwarnai aksi demonstrasi besar-besaran dari kalangan mahasiswa. Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menjadi salah satu elemen utama yang turun ke jalan, membawa 17 poin tuntutan yang dirangkum dalam tema aksi “Indonesia Cemas” disertai tagar #1TahunCukup dan #1TahunMasalahBeruntun.

Koordinator Pusat BEM SI, Muzammil Ihsan, menyatakan aksi ini sebagai bentuk evaluasi atas perjalanan pemerintahan yang dinilai masih jauh dari cita-cita pro-rakyat. Ia menilai berbagai kebijakan justru memunculkan persoalan baru di sektor sosial, ekonomi, maupun demokrasi.

“Satu tahun sudah pemerintahan berjalan, tapi rakyat masih harus berhadapan dengan ketimpangan, kemiskinan, dan kebijakan yang tidak berpihak. Ini bukan sekadar kritik, tapi seruan untuk memperbaiki arah pembangunan nasional,” tegas Muzammil di sela aksi.

Salah satu sorotan tajam mahasiswa ditujukan kepada program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka menilai implementasi program tersebut masih amburadul dan sarat masalah, mulai dari distribusi, pengawasan anggaran, hingga kasus keracunan yang menimpa sejumlah siswa di daerah.

“MBG bukan sekadar program populis. Jika pelaksanaannya buruk, justru rakyat kecil yang jadi korban. Ini bukti bahwa pemerintah belum siap menjalankan kebijakan yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat,” ujar Muzammil.

Selain masalah gizi dan pendidikan, BEM SI juga menuntut evaluasi besar-besaran terhadap Kabinet Merah Putih. Sejumlah kementerian seperti Lingkungan Hidup, ESDM, HAM, dan Kehutanan dinilai gagal menjalankan amanah rakyat. Mahasiswa menuding praktik eksploitasi alam masih marak, sementara penegakan hukum atas pelanggaran lingkungan berjalan lambat.

Mereka juga menyoroti meningkatnya tindakan represif aparat terhadap warga sipil, aktivis, dan jurnalis. Dalam orasinya, mahasiswa mendesak pemerintah menghentikan segala bentuk intimidasi serta membebaskan aktivis yang ditangkap saat menyampaikan aspirasi di ruang publik.

“Kritik bukan musuh negara. Penangkapan terhadap pengkritik justru menunjukkan kemunduran demokrasi,” ujar salah satu orator.

Di sisi lain, BEM SI menuntut reformasi legislatif agar parlemen tidak lagi terjebak praktik politik transaksional. Mereka juga menyoroti pembengkakan anggaran pertahanan di tengah kesulitan ekonomi rakyat.

“Kami menolak militerisme yang merambah kehidupan sipil. Fungsi militer harus dikembalikan pada pertahanan negara, bukan urusan ekonomi atau politik,” tegas Muzammil.

Tuntutan lainnya meliputi penghentian proyek food estate yang dianggap merusak lingkungan, pembubaran komando teritorial, serta percepatan pembahasan sejumlah RUU pro-rakyat seperti RUU Perampasan Aset, RUU PPRT, dan RUU Masyarakat Hukum Adat. Mahasiswa juga menuntut penguatan implementasi UU TPKS dan jaminan perlindungan hukum bagi korban kekerasan seksual.

Dalam isu internasional, BEM SI menyerukan agar pemerintah menolak segala bentuk normalisasi hubungan dengan rezim zionis Israel dan mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Mereka juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap program koperasi desa dan tambang rakyat agar tidak diselewengkan.

1.743 Personel Amankan Aksi di Jakarta

Sementara itu, sebanyak 1.743 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan aksi demonstrasi di tiga titik utama Jakarta: kawasan Monas, depan Gedung DPR/MPR RI, dan BPI Gatot Subroto.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, menyatakan pengamanan dilakukan dengan pendekatan persuasif tanpa penggunaan senjata api.

“Kami memastikan penyampaian aspirasi berlangsung aman dan tertib, tanpa mengganggu aktivitas masyarakat lainnya,” ujarnya.

Polisi mengimbau masyarakat menghindari ruas jalan sekitar lokasi aksi untuk menghindari kemacetan. Beberapa elemen massa yang turut serta antara lain BEM Universitas Indonesia (BEM UI), Koalisi Masyarakat Sipil (KMS), Indonesia Corruption Watch (ICW), Asosiasi Pengemudi Ojek Daring, serta Korpus BEM SI Rakyat Bangkit.

Hingga siang hari, aksi berlangsung kondusif dengan kawalan ketat aparat. Para mahasiswa terus menyuarakan seruan moral mereka agar pemerintah melakukan koreksi menyeluruh atas arah kebijakan yang dianggap semakin menjauh dari kepentingan rakyat. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |