TEMPO.CO, Jakarta - Dalam situasi normal saat tidak ada kesalahan yang diperbuat, seseorang dapat berulang kali memohon maaf pada orang lain selama berinteraksi karena merasa tidak nyaman apabila tidak mengatakan hal tersebut. Tahukah itu bisa terhubung ke rasa percaya diri?
Meskipun memohon maaf dengan tulus merupakan hal penting, namun seseorang tidak harus meminta maaf secara berlebihan. Kebiasaan tersebut bukan hal baik untuk diterapkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Psychology Today, terlalu banyak mengatakan kata maaf dapat menjadi tanda kurangnya percaya diri. Hal tersebut dapat membuat orang lain kurang menghormati dan dapat melemahkan eksistensi yang bisa mengganggu kinerja dalam bekerja dan berinteraksi dengan orang lain.
Memohon maaf terlalu banyak sering dianggap merupakan hal yang sopan. Namun, meminta maaf secara berlebihan dapat merugikan diri sendiri. Mengatakan permintaan maaf secara terus-menerus dapat berakibat buruk pada rasa kepercayaan diri.
- Mengikis Rasa Percaya Diri
Memohon maaf secara berlebihan dapat mengikis rasa percaya diri. Dengan terus-menerus mengatakan kata maaf saat sedang bersama orang lain, maka diri sendiri dapat merasa lebih kecil dari orang lain. Hal tersebut dapat mengakibatkan hilangnya rasa percaya diri di hadapan publik dan orang lain.
- Merusak Kredibilitas Diri
Memohon maaf secara berlebihan dapat merusak kredibilitas diri sendiri. Di tempat kerja maupun lingkungan sekeliling, menyatakan permintaan maaf secara berlebihan dapat membuat diri sendiri mempertanyakan kemampuan diri. Banyak mengatakan maaf juga dapat membuat orang lain beranggapan dan memandang diri sendiri kurang mampu menjalankan tugas dengan baik.
- Menciptakan Kecanggungan
Meminta maaf terlalu sering kepada orang lain juga menciptakan kecanggunan. Orang lain dapat merasa tidak nyaman dengan permohonan maaf yang diutarakan tanpa adanya alasan yang jelas.
Berhenti memohon maaf secara berlebihan dapat menjadi upaya untuk memupuk rasa kepercayaan diri. Dengan berhenti memohon maaf berlebihan, ada usaha untuk mengalihkan perhatian terhadap pencapaian dan hal positif sehingga menghilangkan rasa berkecil hati dalam diri sendiri.
Kebiasaan berhenti mengatakan maaf awalnya akan cukup menimbulkan rasa tidak nyaman. Namun, bila terus-menerus melakukannya, maka rasa percaya diri dapat meningkat seiring berjalannya waktu.
- Mengganti dengan Rasa Syukur
Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk berhenti memohon maaf adalah dengan menggantinya dengan rasa syukur. Dibandingkan meminta maaf karena orang lain bersedia meluangkan waktu atau membantu mengerjakan sesuatu, kata yang dapat diutarakan adalah “terima kasih”.
Cara membingkai kata-kata dapat membentuk cara orang lain memandang diri sendiri. Lewat perubahan tersebut, ada peralihan fokus dari rasa bersalah yang ditujukan kepada diri sendiri. Mengganti perkataan maaf dengan rasa syukur dapat memberikan kesan percaya diri yang positif
- Berhenti Sejenak sebelum Berbicara
Ada baiknya untuk mengambil jeda waktu sebelum berbicara dengan orang lain. Dengan mengambil jeda, maka ada kesempatan yang bisa digunakan untuk mempertanyakan diri sendiri terkait perlunya mengatakan maaf kepada orang lain dan apakah terdapat kesalahan yang diperbuat.
- Berlatih Bersikap Tegas
Saat membutuhkan bantuan orang lain, bukan masalah besar jika dengan tegas langsung mengungkapkannya tanpa harus ditambahkan kata maaf. Mengatakan pernyataan tegas kepada orang lain dengan dasar dan alasan yang kuat dapat menjadi momentum untuk berlatih berhenti meminta maaf. Kalimat yang diucapkan dengan penuh rasa hormat dan meyakinkan dapat menjadi metode untuk menghilangkan rasa bersalah berlebihan kepada orang lain.
Putri Safira Pitaloka berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Kecanduan Tren yang Viral Tanda Tak Percaya Diri dan FOMO