BGN Akui Program MBG Sumbang Hampir Separuh Kasus Keracunan Pangan di Indonesia

2 weeks ago 44
Foto Ilustrasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digalakkan pemerintah mendapat penolakan dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo. Ando

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Badan Gizi Nasional (BGN) akhirnya mengakui bahwa hampir separuh kasus keracunan pangan di Indonesia bersumber dari pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala BGN Prof Dadan Hindayana menyebut, dari total 411 kasus keracunan pangan yang tercatat sepanjang tahun ini, sekitar 48 persen di antaranya berasal dari kegiatan MBG.

“Kalau dilihat dari keseluruhan data, sekitar 48 persen kasus keracunan pangan nasional terkait dengan MBG,” ujar Dadan dalam rapat bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Perbedaan Data BGN dan Kemenkes

Dadan memaparkan, berdasarkan catatan lembaganya, terdapat 211 kasus keracunan yang berkaitan langsung dengan program MBG. Dari jumlah itu, 636 penerima manfaat harus menjalani perawatan inap di rumah sakit.

Namun, data itu ternyata tidak sama dengan milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Menurut Kemenkes, jumlah pasien rawat inap akibat MBG sedikit lebih tinggi, yakni 638 orang, dan pasien rawat jalan mencapai 12.755 orang, lebih banyak dari catatan BGN yang hanya 11.004 orang.

“Memang masih ada ketidaksinkronan antara data kami dan Kemenkes. Tapi hal ini sedang kami selaraskan agar tidak menimbulkan kebingungan di publik,” ujar Dadan yang juga guru besar dari IPB University itu.

Versi JPPI: 16 Ribu Kasus Sejak Awal Tahun

Di sisi lain, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai angka yang disampaikan pemerintah masih jauh dari kenyataan di lapangan.
Menurut Koordinator JPPI Ubaid Matraji, jumlah korban keracunan dalam program MBG mencapai 16.109 orang sejak program itu mulai dijalankan pada 6 Januari hingga 31 Oktober 2025.

“Jika dihitung dari total korban, kasus keracunan dalam program MBG ini bisa disebut sebagai tragedi pangan terbesar di dunia pendidikan tahun ini,” ujar Ubaid dalam keterangannya, Selasa (4/11/2025).

JPPI juga mencatat tren kenaikan tajam dalam tiga bulan terakhir.
Pada Agustus, tercatat 2.226 korban; meningkat menjadi 6.052 orang pada September, dan kembali melonjak menjadi 6.823 orang pada Oktober.

Kenaikan ini, menurut Ubaid, menunjukkan bahwa evaluasi yang dijanjikan oleh BGN dalam dua bulan terakhir belum memberi dampak nyata terhadap perbaikan pengawasan dan mutu makanan di lapangan.

Tantangan Evaluasi MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya dirancang untuk membantu pemenuhan gizi masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, sejak digulirkan awal tahun, program ini berkali-kali tersandung kasus dugaan keracunan massal di sejumlah daerah.

Perbedaan data antara lembaga pemerintah dengan pemantau independen kini menambah sorotan publik terhadap transparansi pelaksanaan program tersebut.

BGN berjanji akan melakukan audit data sekaligus mengevaluasi sistem pengawasan rantai pangan MBG, agar kasus serupa tak terus berulang. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |