BGN Bentuk Tim Investigasi Keracunan MBG, DPR Minta Sipil dan Tenaga Kesehatan Dilibatkan

3 hours ago 5
Ilustrasi menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Ando

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – DPR RI menyambut baik rencana Badan Gizi Nasional (BGN) yang akan membentuk tim investigasi terkait kasus keracunan yang banyak terjadi di sejumlah titik di seluruh wilayah Indonesia.

Namun demikian, Wakil Ketua Komisi IX Charles Honoris wanti-wanti agar masyarakat sipil dan petugas kesehatan tidak boleh ditinggalkan. Dia mengatakan, keberadaan masyarakat sipil dalam tim investigasi itu akan memberikan perspektif lain.

Charles menegaskan bahwa tim investigasi tak cukup hanya diisi para ahli dan lembaga negara. Menurutnya, keterlibatan tenaga kesehatan, ahli gizi, dan elemen masyarakat sipil yang independen akan memperkuat objektivitas hasil investigasi. “Kami berharap tim ini bisa bekerja berbasis data lapangan dan fakta empiris sehingga lebih akurat,” ujar Charles di Kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Politikus PDIP tersebut juga mendukung langkah cepat BGN membentuk tim khusus untuk menyelidiki maraknya kasus keracunan akibat konsumsi menu MBG di berbagai daerah. Ia menilai kejelasan penyebab keracunan massal ini penting agar pemerintah bisa segera mengambil langkah pencegahan yang lebih efektif.

BGN sendiri berencana menurunkan tim beranggotakan lima hingga enam orang yang berasal dari lintas disiplin ilmu, mulai ahli gizi, kimia, farmasi, hingga melibatkan BPOM. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menyebutkan saat ini lembaganya sedang memfinalisasi nama-nama calon anggota tim tersebut. “Kami akan meng-hire sejumlah ahli agar investigasi berjalan lebih cepat,” ungkap Nanik melalui sambungan telepon, Senin (22/9/2025).

Ia memaparkan, berbeda dengan pola sebelumnya yang membutuhkan waktu satu hingga dua pekan, tim investigasi baru ditargetkan mampu mengumpulkan temuan awal hanya dalam tiga hari setelah turun ke lokasi. Mekanisme cepat ini diharapkan bisa mempersempit ruang spekulasi penyebab keracunan massal.

BGN mencatat hingga September 2025 terdapat 4.711 korban keracunan menu MBG yang tersebar di 45 kasus. Angka ini ternyata tidak sama dengan laporan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) yang mencatat 5.360 kasus per 14 September 2025 dan meningkat menjadi 6.452 kasus per 21 September 2025.

Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menyampaikan keprihatinannya atas lonjakan kasus tersebut dalam audiensi bersama Komisi IX DPR. Ia bahkan mempertanyakan apakah fenomena ini sudah masuk kategori kejadian luar biasa karena peningkatannya yang signifikan. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |