TEMPO.CO, Jakarta -PT Blue Bird Tbk. optimistis bisnis taksi yang selama ini telah berjalan tidak akan kalah saing dari perusahaan asal Vietnam, yaitu PT Xanh SM Green and Smart Mobility (GSM) atau Xanh SM yang telah resmi mengaspal di Indonesia. Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono mengatakan hal ini karena industrinya telah melayani masyarakat Indonesia lebih dari lima dekade atau selama 50 tahun.
"Mengantarkan mereka (masyarakat Indonesia) menuju tujuan dan kebahagiaan, serta memberikan dampak positif bagi bangsa," ujar Adrianto dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 27 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adrianto percaya berbagai produk hingga pelayanan dari Bluebird kepada masyarakat selama ini berdampak positif bagi konsumen. Perusahaan juga menurutnya sudah berinovasi menyesuaikan setiap kebutuhan para pelanggan Bluebird. "Bluebird menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kebanggaan masyarakat terhadap produk asli Indonesia, karena kami bangga paling Indonesia," tutur dia.
Menurutnya, dengan adanya pembaruan layanan aplikasi MyBluebird, perusahaan mengalami peningkatan penggunaan sejak 2020. Adrianto mengatakan, saat ini aplikasi tersebut memiliki fitur EZPoint yang menawarkan potongan harga bagi para pelanggan saat melakukan perjalanan.
"Bagi Bluebird, mempertahankan loyalitas pelanggan adalah hal penting. Kami menjaga kepercayaan yang telah dibangun selama puluhan tahun melalui Standar Nyaman Indonesia (SNI), yang menjadi acuan kualitas layanan kami," ucap Adrianto.
Perusahaan, menurutnya, berkomitmen terus menyediakan kenyamanan bagi pelanggan. Adrianto menuturkan, komitmen ini untuk mewujudkan pemberdayaan komunitas hingga mobilitas kepada masyarakat Indonesia. "Kami terus memperkuat komitmen sebagai pelopor kenyamanan, pionir keberlanjutan," tutur dia.
Bluebird menurutnya menyiapkan tiga strategi bisnis untuk bersaing dengan taksi online asal Vietnam yaitu Xanh SM. Dia menyebutkan, tiga transformasi ini di antaranya multi-channel, multi-payment, dan multi-product untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Transformasi kami sebagai perusahaan Mobility as a Service (MaaS) membuat Bluebird mampu menawarkan lebih dari sekadar layanan taksi," ucap Adrianto.
Strategi multi-channel merupakan upaya perusahaan menyediakan layanan secara langsung antara Bluebird dengan masyarakat. Adrianto mengatakan, para pelanggan dapat memesan layanan Bluebird dari berbagai saluran, seperti pangkalan taksi, pusat komunikasi, aplikasi, hingga memanggil taksi saat di jalan. "Kami menghadirkan berbagai solusi mobilitas SNI yang menempatkan human connection menjadi pembeda layanan Bluebird," ucap dia.
Adrianto menuturkan strategi multi-channel ntuk menjangkau masyarakat dalam memberikan kemudahan akses yang lebih luas bagi semua kalangan. "Ini memastikan kami hadir di mana saja dan kapan saja dibutuhkan oleh masyarakat atau penikmat layanan Bluebird," tutur Adrianto.
Berikutnya, strategi multi-payment untuk memudahkan para pelanggan menentukan metode pembayaran. Adrianto menyebutkan cara ini seperti uang tunai, kartu kredit atau debit, dompet digital, corporate voucher, hingga quick response code Indonesian standard atau QRIS. "Bluebird berupaya untuk selalu menjadi relevan dengan kebutuhan mobilitas masyarakat," kata dia.
Terakhir, strategi multi-product merupakan upaya menyediakan solusi pilihan jenis transportasi yang bisa digunakan konsumen. "Mulai dari taksi, logistik, sewa bus, shuttle Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), hingga car ownership dan maintenance," tutur Adrianto.