BNI Ajak Industri FMCG Perkuat Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Digitalisasi dan transparansi rantai pasok menjadi isu krusial bagi industri fast-moving consumer goods (FMCG) di tengah tekanan biaya logistik dan perubahan pola konsumsi. Tantangan ini mendorong pelaku industri dan sektor keuangan mencari model pengelolaan rantai pasok yang lebih efisien dan terintegrasi.

Sektor FMCG memiliki peran penting dalam perekonomian nasional karena menjadi penopang konsumsi rumah tangga sekaligus menyerap tenaga kerja dalam skala besar. Rantai pasok yang panjang, mulai dari principal hingga retailer, membuat sektor ini rentan terhadap inefisiensi jika masih mengandalkan proses manual.

Isu tersebut dibahas dalam forum BNIdirect Capabilities Event yang digelar PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta, Selasa (2/12/2025). Forum bertema “Building a Resilient FMCG Ecosystem through Digital Finance & Supply Chain Transparency” itu mempertemukan regulator, pakar, dan pelaku usaha untuk membahas transformasi digital di rantai pasok FMCG.

Direktur Corporate Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Agung Prabowo mengatakan forum tersebut dirancang untuk membaca arah perubahan industri dan tantangan operasional yang dihadapi pelaku usaha. Menurut Agung, pemahaman tersebut diperlukan agar solusi keuangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ekosistem FMCG.

“Forum ini kami rancang sebagai ruang diskusi untuk memahami arah tren industri dan tantangan nyata di lapangan, sehingga BNI dapat hadir sebagai bagian dari solusi melalui kolaborasi lintas pemangku kepentingan,” ujar Agung dalam siaran pers, Sabtu (13/12/2025).

Sejumlah pembicara dari sektor swasta dan pemerintah turut hadir, antara lain perwakilan Shopee Indonesia, Boston Consulting Group, serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Diskusi menyoroti perubahan perilaku konsumen, tekanan biaya distribusi, serta percepatan digitalisasi sebagai faktor yang memengaruhi kinerja industri FMCG.

Dari sisi kebijakan, pemerintah menyampaikan bahwa perekonomian nasional masih relatif resilien dengan tingkat optimisme konsumen yang terjaga. Kebijakan seperti relaksasi Tingkat Komponen Dalam Negeri dan penguatan sistem logistik dinilai dapat membantu meningkatkan efisiensi dan daya saing industri.

Dalam forum tersebut, BNI memaparkan BNI Smart Receivables sebagai solusi digital untuk mendukung proses penagihan dan penerimaan pembayaran di sektor FMCG. Solusi ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan pada proses manual yang berpotensi menimbulkan keterlambatan pencatatan dan kendala rekonsiliasi.

“Melalui otomasi dan integrasi yang lebih baik, BNI Smart Receivables mampu meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akurasi proses bisnis secara menyeluruh,” kata Agung.

Selain itu, BNI juga menyampaikan skema Supply Chain Financing untuk mendukung arus kas pelaku usaha di sepanjang rantai nilai FMCG. Pendekatan digital terintegrasi dipandang dapat membantu standardisasi proses billing dan collection antara buyer dan seller.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |