Buah Anggur Impor Program MBG di Sukoharjo Terpapar Sianida! Untung Saja Belum Dikonsumsi

2 weeks ago 43
Ilustrasi buah anggur | Freepik

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dari mulai berjalan hingga sekarang, ada-ada saja persoalan yang muncul terkait dengan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mulai dari keracunan massal hingga yang terkini, buah anggur yang diduga terkontaminasi sianida.

Kasus anggur bersianida ini terjadi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kepolisian Resor Sukoharjo menemukan adanya kandungan sianida pada buah anggur hijau impor yang semula disiapkan untuk menu program MBG.

Temuan itu muncul dari hasil pemeriksaan rutin bahan pangan yang dilakukan pada Kamis (6/11/2025).

Dari uji cepat yang dilakukan di dapur SPPG Polres Sukoharjo, diketahui kandungan sianida mencapai sekitar 30 miligram per liter—tiga kali lipat lebih tinggi dari batas aman menurut standar Food and Agriculture Organization (FAO) yang hanya memperbolehkan maksimal 10 mg/liter.

Beruntung, buah yang terkontaminasi itu belum sempat dikonsumsi oleh para siswa penerima manfaat program MBG.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo, membenarkan temuan tersebut. Ia menegaskan, pengecekan bahan pangan merupakan prosedur wajib sebelum makanan dibagikan ke penerima manfaat.

“Kami temukan anggur hijau impor dengan kandungan sianida sekitar 30 miligram. Kalau sampai dikonsumsi tentu sangat berbahaya,” kata Anggaito dalam konferensi pers di Mapolres Sukoharjo, Jumat (7/11/2025).

Anggaito menjelaskan, seluruh bahan makanan yang akan disajikan keesokan harinya selalu melalui dua tahapan pemeriksaan, yakni secara fisik dan organoleptik, serta uji kimia menggunakan rapid test. Apabila hasil menunjukkan indikasi bahan berbahaya, bahan tersebut langsung ditarik dan tidak boleh diedarkan.

“Kami ambil sampel satu kilogram dari pemasok, lalu diuji. Begitu hasilnya positif mengandung zat berbahaya, langsung kami hentikan peredaran dan laporkan,” lanjutnya.

Hasil uji cepat yang dilakukan oleh tim Bidang Kedokteran dan Kesehatan (BidDokkes) Polres Sukoharjo menunjukkan kandungan sianida yang cukup tinggi. Setelah hasil diketahui, pihak Polres segera berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo.

Sesuai rekomendasi BPOM, buah tersebut tidak boleh disajikan dalam menu MBG dan langsung diganti dengan buah jeruk yang telah dinyatakan aman.

Penelusuran Sumber Kontaminasi

Pihak Polres kini bekerja sama dengan Mabes Polri, BPOM, dan Dinas Pangan Sukoharjo untuk menelusuri sumber kontaminasi tersebut.

Kepala Dinas Pangan Sukoharjo, Endang Tien, mengatakan, dugaan awal kontaminasi bisa terjadi pada dua tahap: proses budidaya atau penyimpanan. Ia tidak menutup kemungkinan bahwa sianida berasal dari pestisida atau penyemprotan anti-hama di gudang penyimpanan buah.

“Sianida bisa muncul akibat penggunaan pestisida tertentu atau bahan pengawet di gudang. Tapi kami belum bisa memastikan sebelum hasil laboratorium keluar,” jelasnya.

Menurut Endang, sampel buah telah dikirim ke laboratorium milik Pemprov Jawa Tengah di Kartasura untuk pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk memastikan kadar sianida dan tingkat sebarannya di dalam buah.

“Tidak semua bagian buah dalam satu kilogram bisa mengandung kadar yang sama. Pemeriksaan lanjutan ini untuk memastikan apakah kontaminasi terjadi merata atau hanya sebagian,” tambahnya.

Pengawasan Diperketat

Kapolres Anggaito menegaskan, pengawasan bahan pangan untuk program MBG akan semakin diperketat, terutama untuk bahan impor yang berisiko tinggi.

“Kami pastikan seluruh bahan pangan yang masuk ke program MBG Polri aman, sehat, dan layak konsumsi. Ini bentuk tanggung jawab kami dalam melindungi kesehatan penerima manfaat,” ujarnya.

Sebagai informasi, kandungan sianida sebesar 30 mg per liter dalam bahan makanan tergolong sangat berbahaya. Berdasarkan kajian toksikologi, dosis oral sianida yang mematikan bagi manusia dewasa berada di kisaran 1–3 mg per kilogram berat badan. Dengan kata lain, seseorang dengan berat badan 50 kg bisa berisiko fatal jika mengonsumsi sekitar 50–150 mg sianida.

Temuan ini kembali menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap bahan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis. Sebab, keamanan pangan menjadi fondasi utama keberhasilan program yang bertujuan menyehatkan generasi muda tersebut. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |