TEMPO.CO, Jakarta - Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, bersiap menyambut puluhan ribu umat Buddha untuk merayakan Hari Tri Suci Waisak 2569 BE. Perayaan ini akan diikuti oleh umat Buddha dari berbagai negara pada 12 Mei 2025.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Maya Watono, mengatakan bahwa Waisak tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat lokal, terutama di kawasan destinasi prioritas seperti Borobudur. "Dengan demikian, Candi Borobudur bisa menjadi sustainable tourism melalui penyelenggaraan kegiatan yang berfokus pada spiritual,” kata Maya Watono dalam keterangan Jakarta, Senin, 5 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rangkaian acara Waisak 2025 di Candi Borobudur diselenggarakan 4-12 Mei 2025. Pada puncak perayaan, akan ada pelepasan 2.569 lampion sebagai simbol cahaya perdamaian. Pelepasan lampion ini biasanya menjadi magnet bagi masyarakat untuk berkunjung ke Borobudur.
Perjalanan 34 Biku Tudong
Perayaan Waisak 2025 di Borobudur akan dihadiri oleh 34 Biku Thudong dari berbagai negara, seperti Thailand, Kamboja, Amerika Serikat, dan Malaysia. Para biku itu melakukan perjalanan sampai lebih dari 2.600 kilometer yang dimulai sejak 6 Februari 2025 dari Thailand. Para biku melintasi berbagai negara di Asia Tenggara, dan saat ini telah mencapai Jawa Tengah dan dijadwalkan tiba di Borobudur pada 10 Mei.
Maya mengatakan, perayaan ini jadi cerminan dari semangat kolaboratif dan inklusif sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menjadi bagiannya.
Pakai Busana Serbaputih
Adapun detik-detik Waisak tahun ini jatuh pada Senin, 12 Mei pukul 23.55.29 WIB, yang akan diakhiri dengan pradaksina atau berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak 3 kali. Peserta perayaan ini wajib mengenakan busana serba putih dan sopan, serta dilarang menggunakan celana pendek, rok pendek, baju tanpa lengan ataupun transparan.
"Perayaan Waisak 2569 BE juga akan dimeriahkan dengan bakti sosial kesehatan pengobatan gratis, bedah minor, operasi gigi, hingga pembagian kacamata baca untuk masyarakat di sekitar Borobudur," kata Maya.
Direktur InJourney Destination Management (IDM), Febrina Intan mengatakan pihaknya juga menggelar sejumlah acara sampingan untuk para pengunjung guna memberikan pengalaman yang mendalam, yang dapat menghubungkan jiwa dengan nilai-nilai luhur.
Rangkaian acara bertajuk Unveiling Borobudur yang mengajak pengunjung untuk melakukan perjalanan selama 3 hari 2 malam untuk merasakan keharmonisan dalam hubungan keluarga melalui keseimbangan yang diciptakan oleh diri sendiri. Melalui metode mindfulness dan refleksi, nilai-nilai pemahaman, kasih sayang, kesabaran, keharmonisan, dan kebijaksanaan akan semakin dirasakan.
IDM juga menggelar Pasar Medang yang menghadirkan 60 tenan UMKM di area Plaza Beringin ex-main gate. "Para pengunjung tidak hanya akan merasakan berbagai macam daharan lawas, daharan ramban dan daharan anyaran, namun juga berbagai atraksi dan workshop," katanya.
Pada tahun ini, katanya, tercatat lebih dari 1.900 pelaku UMKM lokal terlibat aktif dalam rangkaian perayaan Waisak, mulai dari kuliner, kriya, hingga penyedia jasa pariwisata. Selain itu, lebih dari seribu tenaga kerja lokal juga dilibatkan, baik dalam hal logistik, penyambutan, pelayanan, maupun pengelolaan acara. Peringatan Waisak diperkirakan mendorong tingkat hunian di sekitar Borobudur.