Cerita Bos Sheriz, Shelma Ayu Desearsa yang Pernah jadi Korban Bullying Karena Berkulit Gelap

4 hours ago 10

CANTIKA.COM, Jakarta - Di tengah ketatnya kompetisi industri kecantikan di Indonesia, brand lokal asal Jawa Timur, Sheriz, membuktikan bahwa misi pemberdayaan, pengembangan produk dan strategi pemasaran tepat sasaran adalah DNA pertumbuhan bisnis. Dengan menjadikan LazMall di Lazada Indonesia (Lazada) sebagai salah satu kanal penjualan utamanya, Sheriz berhasil menjangkau pasar yang lebih luas, didukung oleh ekosistem eCommerce yang peduli pada pertumbuhan penjual di Indonesia.

Menurut laporan Compas Market Insight Dashboard dari Compas, kategori perawatan dan kecantikan menjadi salah satu primadona di platform eCommerce, dengan kontribusi penjualan mencapai 51,6 persen di 2024 dan diperkirakan masih bertumbuh 17 persen di tahun 2025 ini. 

Optimisme ini terbukti dalam kampanye belanja 9.9 Lazada, di mana penjualan produk kecantikan meningkat hingga 222% dibandingkan hari biasa. Data ini memberikan angin segar terhadap pertumbuhan bisnis lewat eCommerce bagi brand lokal Indonesia di kategori perawatan dan kecantikan, seperti brand Sheriz yang menjadikan Lazada sebagai kanal eCommerce untuk berkembang. 

Kisah Sheriz berawal dari kegelisahan owner & founder Sheriz, Shelma Ayu Desearsa di tengah pandemi. Mahasiswi psikologi semester tiga ini merasa tidak produktif sehingga terdorong untuk menjadi wirausaha dan menyalurkan kecintaannya pada produk kecantikan. Setelah melakukan riset produk kecantikan secara mendalam dari berbagai literatur online di rumah, ia meluncurkan produk body care pertamanya pada 1 Januari 2021 dan meraih sambutan luar biasa, dengan omzet Rp200 juta hanya dalam dua bulan.

"Sheriz lahir dari misi pribadi saya untuk mendorong perempuan Indonesia mencintai diri mereka apa adanya. Standar kecantikan di industri ini terkadang terlalu halu, sehingga membuat banyak perempuan tidak bisa mengikuti dan menjadi tidak percaya diri. Sheriz hadir untuk membantu perempuan Indonesia merasa lebih cantik, dengan tetap menjadi dirinya sendiri," ungkap Shelma yang mengaku pernah jadi korban bullying karena dulu berkulit gelap. 

Untuk mewujudkan misi ini, Shelma tidak hanya menjual produknya semata, namun juga dengan memberikan advokasi atas nilai-nilai kecantikan sesungguhnya. Tak hanya itu, ia juga secara aktif membuka kesempatan bagi perempuan yang ingin berdaya secara ekonomi lewat komunitas afiliator yang ia bangun di Sheriz. Semua usahanya bermuara pada upaya pemberdayaan perempuan Indonesia. 

"Saya percaya semua perempuan tetap harus berdaya. Menjadi afiliator merupakan salah satu cara untuk tidak hanya bisa mendapatkan penghasilan, namun juga menyebarkan nilai dan semangat positif ke orang lain. Itulah yang mendorong saya terus mengembangkan komunitas afiliator Sheriz, khususnya untuk perempuan," ucap Shelma melalui siaran pers, Senin, 20 Oktober 2025.

Untuk memasarkan produknya, Shelma langsung menggunakan platform eCommerce, yang sejak pandemi menjadi kanal pemasaran favorit brand dan penjual di Indonesia. Ia juga getol mempromosikan produknya lewat media sosial, hingga kini menjadi salah satu merek body care yang digemari banyak orang. Tak lantas berpuas diri, Shelma terus melebarkan sayap pemasarannya dan memilih Lazada sebagai salah satu saluran utama untuk mengembangkan brand dan bisnisnya. 

Pilihan Editor: Bullying di Tempat Kerja Bisa Memicu Gangguan Tidur Pasangan, Kata Studi

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |