Cerita Diet Sehat ala Shireen Sungkar, Turun 5 Kilogram dalam Sebulan

3 hours ago 5

CANTIKA.COM, Jakarta - Masih banyak orang menerapkan diet untuk mendapatkan berat badan ideal, bukan demi kesehatan yang paripurna. Sebab itu, ada kalanya dia 'menghukum' diri dengan menjalani diet ketat selama 6 hari penuh, dari Senin sampai Sabtu. Jenis diet tersebut dikenal dengan diet Yoyo yang menjadi concern diet untuk dihindari menurut aktris dan pengusaha Shireen Sungkar

"Siapa yang diet tapi gak turun turun? Berhubung banyak banget ya nanya soal diet. Alhamdulillahhhhh Jadi tahun 2024 febuari, aku mulai perjalanan diet. Aku sering banget diet sendiri ujungnya gagal terlalu diet berat yang ada berat badan gak turun eh malah rungsing. Akhirnya mulai program sama @drslimming.id," tulis Shireen. 

Bagaimana prosesnya? Pertama, dikontrol dokter gizi secara online kemudian diatur meal plan dan suplemennya sampai dengan olahraga yang tepat buat ibu tiga anak ini. "Dan se-happy itu karena works bgt di aku. Jujur aku nurunin 1 kilo aja susah itungannya Ini bisa 5 kiloan sebulan."

Selain itu, yang membuat istri Teuku Wisnu ini bahagia adalah diet sehat yang dijalani tidak menyiksa. "Sudah gitu yg bikin happy gak nyiksa gak lemes,asam lambung ku gak kumat dan ini penting banget gak “yoyo”alias gampang turun dan naik. Sekarang malah berat aku udah 58-an btw tinggi ku 171 cm. Terkadang aku ngerasa paham banget diet. Ternyata pas ngobrol sama dokter gizinya salahnya banyak ,pantesan aku suka stuck," tulisnya.

Diet yoyo dikenal sebagai efek yoyo atau siklus berat badan seperti yang dimaksud Shireen menggambarkan kondisi pola penurunan berat badan yang kemudian mendapatkan berat badan itu kembali secara cepat dan berulang setelah melakukan diet. Efek yoyo biasanya terjadi pada orang yang tidak konsisten dalam memilih jenis pola makan dan diet ini umum dilakukan oleh 10 persen pria dan 30 persen perempuan.

Namun, kenyataanya diet yoyo ini banyak memberikan dampak buruk untuk kesehatan alih-alih menjaga berat badan. Berikut alasan kuat mengapa diet yoyo tidak baik untuk kesehatan.

1. Nafsu makan naik, hasilnya berat badan bertambah dari waktu ke waktu

Selama diet, kehilangan lemak menyebabkan penurunan kadar hormon leptin, yang biasanya membantu tubuh merasa kenyang. Jika dalam keadaan normal, simpanan lemak akan melepaskan leptin ke dalam aliran darah, yang mengartikan menjadi sinyal untuk tubuh simpanan energi tersedia untuk mengarahkan agar makan lebih sedikit.

Namun, saat kehilangan lemak, kadar leptin menurun sedangkan nafsu makan meningkat. Hal ini menyebabkan nafsu makan kian meningkat saat tubuh mencoba untuk memasok cadangan energi yang terkuras. Selain itu, hilangnya massa otot selama diet menyebabkan tubuh menghemat energi. Ketika kebanyakan orang menggunakan diet jangka pendek untuk menurunkan berat badan, pada diet yoyo justru akan mendapatkan kembali 30-65 persen dari berat badan yang hilang dalam satu tahun, plus telah diketahui satu dari tiga pelaku diet berakhir lebih berat dari sebelumnya.

2. Persentase lemak tubuh lebih tinggi

Dalam beberapa penelitian, diet yoyo telah menyebabkan peningkatan persentase lemak tubuh karena selama fase penambahan berat badan dari diet yoyo, lemak diperoleh kembali lebih mudah daripada massa otot, yang mengindikasikan dapat menyebabkan persentase lemak tubuh meningkat selama beberapa siklus. Dalam satu ulasan, 11 dari 19 penelitian menemukan riwayat diet yoyo memprediksi persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dan lemak perut yang lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan lain yang membuat lebih sulit menurunkan berat badan.

3. Kehilangan otot

Selama diet penurunan berat badan, tubuh kehilangan massa otot serta lemak karena lemak diperoleh kembali lebih mudah daripada otot setelah penurunan berat badan, yang dapat menyebabkan lebih banyak kehilangan otot dari waktu ke waktu. Kehilangan otot selama diet juga menyebabkan penurunan kekuatan fisik, yang dapat dikurangi dengan olahraga, termasuk latihan kekuatan.

Olahraga berfungsi memberi sinyal pada tubuh untuk menumbuhkan otot, bahkan ketika bagian tubuh lain sedang melangsingkan badan. Untuk mencegah hal ini dapat dilakukan dengan berolahraga dan rutin mengonsumsi sumber protein berkualitas untuk mengurangi kehilangan otot. Hal tersebut diperkuat suatu studi yang menunjukkan ketika 114 orang dewasa mengonsumsi suplemen protein saat menurunkan berat badan, mereka kehilangan lebih sedikit massa otot.

4. Peningkatan risiko diabetes

Diet yoyo juga umumnya dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, meskipun tidak semua penelitian menemukan bukti untuk pernyataan tersebut. Beberapa tinjauan penelitian menunjukkan riwayat diet yoyo memprediksi diabetes tipe 2 dalam empat dari 17 penelitian. Selanjutnya, pada sebuah penelitian terhadap 15 orang dewasa menunjukkan ketika peserta mendapatkan kembali berat badan setelah 28 hari penurunan berat badan, sebagian besar yang diperoleh adalah lemak perut.

Pilihan Editor: Potret Paula Verhoeven Bersama Para Sahabat, dari Shireen Sungkar hingga Ashanty

HEALTHLINE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |