Cerita Nyata di Balik Angka Pembangunan Manusia Indonesia

1 week ago 40

(Beritadaerah-Kolom) Bayangkan kita sedang naik bus dari Banda Aceh ke Wamena untuk mengenal manusia Indonesia. Perjalanan panjang yang membawa kita melintasi kota-kota besar, desa-desa di pegunungan, dan pelabuhan kecil di pesisir. Tapi bukan pemandangan yang ingin kita ceritakan di sini, melainkan manusia. Ya, manusia Indonesia dan kualitas hidup mereka. Tahun 2024, Badan Pusat Statistik menerbitkan laporan terbaru soal Indeks Pembangunan Manusia, dan dari sinilah cerita ini dimulai.

Indonesia terus naik tapi belum merata

Secara nasional, Indonesia makin membaik. IPM tahun 2024 tercatat sebesar 75,02. Ini naik dari 74,39 di tahun sebelumnya. Apa artinya? Rata-rata orang Indonesia hidup lebih sehat, lebih lama, lebih pintar, dan punya pengeluaran lebih banyak dibanding tahun lalu.

Baca juga : Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) Tahun 2021 Mencapai 72,29

Rinciannya begini. Harapan hidup mencapai 74,15 tahun. Anak-anak berumur 7 tahun sekarang punya harapan untuk sekolah hingga 13,21 tahun. Dan orang dewasa berusia 25 ke atas rata-rata sudah menempuh 8,85 tahun pendidikan—setara dengan kelas dua SMA. Sementara pengeluaran per kapita per tahun kini mencapai Rp12,34 juta. Meningkat cukup signifikan dari tahun sebelumnya.

Tapi semua angka itu adalah gambaran besar. Ketika kita pecah ke tingkat provinsi, ceritanya menjadi lebih berwarna.

Jakarta unggul Papua mengejar

Tak mengejutkan, DKI Jakarta masih di posisi teratas. IPM-nya mencapai 82,47—kategori sangat tinggi. Diikuti oleh Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 80,65, lalu Kalimantan Timur, Bali, dan Kepulauan Riau. Kota-kota ini punya banyak fasilitas: rumah sakit besar, universitas ternama, industri kreatif, dan peluang kerja yang melimpah.

Tapi kita tidak bisa menutup mata dari sisi timur Indonesia. Di Papua Pegunungan, IPM masih di angka 56,44. Papua Selatan 57,07. Papua Tengah 58,37. Semua masuk kategori rendah. Tapi, justru di sinilah kita menemukan kabar baik.

Pertumbuhan IPM di provinsi-provinsi baru di Papua tergolong cepat. Papua Pegunungan mencatat pertumbuhan 1,62 persen dalam dua tahun terakhir—tertinggi di Indonesia. Mereka mungkin masih jauh tertinggal, tapi arah mereka jelas: ke atas.

manusia Indonesia(Photo: Tin Rumbo/BD)

Jawa penuh kontras satu provinsi dua dunia

Kalau melihat Pulau Jawa, kita seolah melihat dua dunia dalam satu pulau. Di Jawa Barat, misalnya, Kota Depok punya IPM 82,35. Sementara Kabupaten Pangandaran hanya 66,52. Sama-sama di Jawa Barat, tapi kondisinya bisa sangat berbeda.

Di Jawa Tengah, Semarang terlihat unggul, sementara daerah pegunungan di selatan dan barat masih tertinggal. Hal serupa juga terjadi di Jawa Timur dan Banten. Kota-kota besar terus bergerak maju, sementara kabupaten yang jauh dari pusat ekonomi harus berjuang lebih keras.

Pertanian manusia Indonesia

Apa arti IPM bagi kita semua

IPM disusun dari tiga komponen yaitu

umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak. Ini bukan hanya soal angka statistik. Ini soal hidup nyata.

Untuk komponen kesehatan, harapan hidup naik dari 73,37 tahun pada 2020 menjadi 74,15 di 2024. Di balik kenaikan ini ada lebih banyak bayi lahir dengan selamat, ada perbaikan gizi, ada layanan imunisasi, dan program puskesmas keliling yang lebih aktif.

Manusia Indonesia Menurut Bupati Ipuk, perjuangan Agus tidak sebatas kegiatan mengajar, tetapi juga menjadi penyala semangat dan harapan bagi anak-anak. Pemerintah daerah, lanjut Ipuk, akan terus memperkuat program pendidikan, terutama untuk mengatasi persoalan anak putus sekolah melalui inisiatif seperti Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).Menurut Bupati Ipuk, perjuangan Agus tidak sebatas kegiatan mengajar, tetapi juga menjadi penyala semangat dan harapan bagi anak-anak. Pemerintah daerah, lanjut Ipuk, akan terus memperkuat program pendidikan, terutama untuk mengatasi persoalan anak putus sekolah melalui inisiatif seperti Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

Di bidang pendidikan, harapan lama sekolah naik menjadi 13,21 tahun. Tapi rata-rata lama sekolah orang dewasa masih 8,85 tahun. Ini artinya, kita masih punya PR besar: mengejar pendidikan orang tua kita yang terputus karena keadaan ekonomi, jarak sekolah, atau tradisi.

Untuk standar hidup, pengeluaran per kapita yang disesuaikan naik menjadi Rp12,34 juta setahun. Ini adalah tanda bahwa daya beli membaik. Tapi juga menunjukkan tantangan baru: biaya hidup juga meningkat.

Disparitas tetap jadi cerita lama

Satu hal yang terus menjadi tantangan adalah ketimpangan. Bahkan di provinsi dengan IPM tinggi, ada jurang besar antara kota dan kabupaten.

Contohnya di Kalimantan Timur. Kota Balikpapan punya IPM 81,16. Tapi Mahakam Ulu hanya 67,49. Di Bali, Denpasar berada di angka 82,59, sementara Bangli masih 72,30. Di satu provinsi, perbedaan bisa mencapai 10 poin lebih.

Ini mencerminkan perbedaan akses terhadap dokter, guru berkualitas, internet, transportasi, dan bahkan listrik. Dan ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal perhatian dan kebijakan yang berpihak.

manusia IndonesiaPelabuhan Kolonedale, Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Foto: Kemkominfo)

Perubahan status yang patut dirayakan

Tahun ini, ada dua kabar baik. Sulawesi Barat naik dari status sedang menjadi tinggi. Papua Tengah dari rendah ke sedang. Keduanya menunjukkan bahwa perubahan mungkin, asal ada usaha yang konsisten.

Jumlah provinsi dengan Indeks Pembangunan Manusia kategori tinggi kini mencapai 30. Hanya satu yang masih di kategori rendah. Sisanya di sedang, dan ada tujuh provinsi yang sudah mencapai sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa perlahan tapi pasti, wajah pembangunan manusia Indonesia mulai berubah.

Lebih dari IPM ada banyak indikator penting lainnya

Laporan BPS ini juga memuat berbagai indikator tambahan. Misalnya, angka partisipasi sekolah untuk usia 16–18 tahun, angka melek huruf, pengeluaran rumah tangga, serta angka pengangguran terbuka.

Di Jawa Tengah, partisipasi sekolah anak remaja mencapai 76 persen. Di beberapa kabupaten di Papua, angka ini masih di bawah 60 persen. Tapi di sisi lain, angka melek huruf di Papua Barat melonjak dalam dua tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa kemajuan bisa datang dari berbagai arah.

Manusia Indonesia Soesi menjelaskan bahwa program ini juga didukung oleh dua rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk oleh BPJS Kesehatan Cabang Pati, yakni RSUD dr. R. Soetrasno Rembang dan KSH Pati. Seluruh Puskesmas peserta akan terhubung secara digital dengan dokter di kedua rumah sakit tersebut untuk menunjang pelaksanaan layanan Telemedisin.Lebih lanjut, Soesi menjelaskan bahwa program ini juga didukung oleh dua rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk oleh BPJS Kesehatan Cabang Pati, yakni RSUD dr. R. Soetrasno Rembang dan KSH Pati. Seluruh Puskesmas peserta akan terhubung secara digital dengan dokter di kedua rumah sakit tersebut untuk menunjang pelaksanaan layanan Telemedisin.

Kesehatan pendidikan dan ekonomi harus saling dukung

Tiga pilar IPM—kesehatan, pendidikan, dan ekonomi—tidak bisa berjalan sendiri. Harapan hidup akan sulit naik jika akses ke air bersih dan gizi masih terbatas. Pendidikan tak akan berarti jika murid harus berjalan lima kilometer untuk sampai sekolah. Dan ekonomi tak akan berkembang jika lulusan sekolah tak punya keterampilan kerja yang relevan.

Baca juga : Hutama Karya Resmi Bangun RSUD Tafaeri, Tingkatkan Akses Kesehatan di Nias Utara

Di sinilah pentingnya pendekatan terintegrasi. Pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, masyarakat, dan media perlu duduk bersama. Bukan hanya bicara data, tapi merumuskan aksi nyata.

Pembangunan manusia bukan tugas pemerintah saja

Contoh sukses ada di banyak tempat. Di Sulawesi Selatan, kerja sama antara pemda dan universitas lokal berhasil menurunkan angka putus sekolah di beberapa kabupaten pesisir. Di Kalimantan Utara, perusahaan tambang ikut mendanai pelatihan kerja bagi pemuda lokal. Di Yogyakarta, komunitas warga membangun perpustakaan swadaya untuk anak-anak desa.

Semua ini bukan program nasional. Tapi dampaknya besar. Karena pada akhirnya, IPM bukan hanya milik pemerintah. Ini tentang kita semua.

Manusia Indonesia Warung kopi di Gorontalo bukan hanya tempat ngopi, tapi juga jadi tempat berkumpul dan berbagi pendapat. Di sini, semua orang bebas berbicara. Perbedaan pendapat tidak dianggap masalah, justru menjadi kekayaan. Kebersamaan dan kesederhanaan jadi ciri khas setiap obrolan.Warung kopi di Gorontalo bukan hanya tempat ngopi, tapi juga jadi tempat berkumpul dan berbagi pendapat. Di sini, semua orang bebas berbicara. Perbedaan pendapat tidak dianggap masalah, justru menjadi kekayaan. Kebersamaan dan kesederhanaan jadi ciri khas setiap obrolan.

Kemajuan bukan garis lurus tapi arah yang jelas

Laporan IPM 2024 ini seperti kompas. Ia tak membawa kita ke tujuan akhir, tapi memberi arah. Dan arahnya cukup jelas: kita sedang bergerak maju. Pelan, tapi pasti.

Tantangan masih ada: kesenjangan, urbanisasi, perubahan iklim, bonus demografi, hingga digitalisasi. Tapi jika kita memahami data, lalu menjadikannya dasar keputusan, maka kita bisa memastikan bahwa setiap orang Indonesia—di kota maupun desa, di barat maupun timur—punya kesempatan untuk hidup sehat, belajar, dan berkembang.

Itulah hakikat pembangunan manusia. Bukan soal mengejar angka tinggi, tapi memastikan tidak ada yang tertinggal.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |