Cerita Sutradara Bikin Dokumenter Figur Koes Plus dan Masuk Nominasi FFI 2024

5 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara film dokumenter Koesroyo: The Last Man Standing, Linda Ochi, mengaku mendapatkan pengetahuan mendalam soal Nusantara dari tokoh yang dia angkat dalam filmnya. Tokoh itu adalah pemain bas sekaligus penulis lagu-lagu Koes Plus, Koesroyo Koeswoyo alias Yok Koeswoyo, 81 tahun.

Linda bercerita, saat berbincang dengan Yok Koeswoyo, ia mendengar penjelasan sangat mendalam bagaimana memaknai Nusantara. "Salah satu yang paling kena ke aku adalah kalimat, 'Kita menyampaikan pesan melalui musik. Itu sebabnya kami ada lagu Nusantara satu sampai sembilan. Ingin menanamkan rasa memiliki dan mencintai Nusantara'," tutur Linda kepada Tempo, Rabu, 20 November 2024.

Koesroyo: The Last Man Standing menjadi salah satu film favorit dalam penganugerahan Piala Citra Festival Film Indonesia atau FFI 2024. Ia bersaing dengan Under The Moonlight besutan Tonny Trimarsanto, Ibnu Nurwanto - Sang Kayu (Eriliando Erick), Terpejam untuk Melihat (Mahatma Putra), serta The Journey: Angklung Goes to Europe (Maulana S. Syuhada). Karya Tonny terpilih sebagai penerima Piala Citra.

Ide Awal Film Dokumenter Koesroyo: The Last Man Standing

Kepada Tempo, Linda menceritakan awalnya ia terpacu membuat dokumenter Koesroyo. Saat itu bertemu dengan putri Koesroyo, Sari Koeswoyo. Perkenalan ini membuka pintu kepada Linda bertemu sang musikus. Sebelumnya dia sudah mendengar bahwa Koesroyo adalah satu-satunya personel Koes Plus yang tersisa. Ia memulai film selama April-Agustus 2023.

Linda semakin penasaran menggali lebih dalam bagaimana pria itu menjalani hidup, menata hati, di saat orang-orang dekatnya telah meninggalkannya dengan berkat di sepanjang hidupnya. "Bagaimana kami bertukar makna syukur," tutur dia, tentang latar belakang memilih mengangkat dokumenter tersebut. "Itu dasar aku membuat dokumenter ini."

Ia mengaku bersyukur karena dengan membuat dokumenter Koesroyo, ia bisa mendapatkan banyak makna dari sosok yang ia rekam dalam film dokumenternya itu. "Karena dari sosok ini kita semua dengan mudah mengetahui hidup," ucap dia, sembari berharap film besutannya bisa ditonton semua pihak.

Perjalanan Panjang dan Penuh Pelajaran Berharga

Linda mengatakan, ia pernah berkeliling di berbagai tempat di Indonesia selama tujuh tahun. Tapi seperti ia mengakuinya, selama itu ia merasa tidak mengetahui apa-apa tentang Nusantara. "Setelah dengar Nusantara dari Om Yok, aku jadi makin cinta," kata dia. Lagu 'Kolam Susu' dan sembilan lagu bertema Nusantara yang dikarang Koesroyo bersama Koes Plus, katanya, adalah bukti Nusantara itu kaya.

Dalam cuplikan dokumenter garapan Linda, Koesroyo juga menjelaskan sisi lain di balik lagu bertajuk 'Nusantara'. Ia menjelaskan itu dengan wajah tersenyum. Ia pun mengungkap bagaimana Presiden Soekarno mengkritik musik yang dibawakan band Koes Plus. Melalui lagu-lagu bertajuk Nusantara itu, Koewoyo bertutur, "Ingin menanamkan rasa memiliki dan mencintai."

Sementara dari Sari, putri Koesroyo, Linda mengaku mendengar pernyataan bahwa sang musikus adalah "orang yang menyebalkan". "Papa adalah Papa. Kadang seniman yang menyebalkan namun papa keren di setiap sisi hidupnya. Beneran merasa hidup dengan seniman yang sebenar-benarnya," kata dia, mengutip ucapan Sari.

Koesroyo: The Last Man Standing sepanjang sekitar 1 jam, yang memotret band legendaris Koes Plus ini terpilih sebagai film dokumenter yang ditayangkan di LA Femme Film Festival 2024, Los Angeles, Amerika Serikat, 27 Oktober 2024. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |