Debit Air Sumur Mendadak Susut Usai Groundsiil Jebol, Ribuan Warga Srandakan Bantul Krisis Air Bersih

6 hours ago 7

KekeringanIlustrasi kekeringan. Istimewa

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ribuan warga di wilayah Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Bantul, dibuat kelimpungan. Pasalnya, sumur-sumur yang selama ini menjadi sumber utama kebutuhan air bersih tiba-tiba mengalami penurunan debit drastis, bahkan banyak yang kering total.

Kondisi itu muncul setelah dam groundsiil Srandakan jebol pada akhir Juni 2025. Dampak kerusakan itu mulai dirasakan sekitar 1.500 jiwa di tiga dusun: Nengahan, Srandakan, dan Bendo.

“Warga banyak mengeluhkan air sumur berkurang, bahkan beberapa sumur sudah tidak ada air sama sekali,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta, Selasa (1/7/2025).

Padahal, sebelum kejadian tersebut, wilayah tersebut tak pernah mengalami kekeringan parah meski musim kemarau panjang. Warga selama ini hanya mengandalkan sumur pribadi, sebab jalur PDAM belum masuk ke area itu.

“Jadi sumur mereka mendadak kering, padahal sebelumnya meski kemarau panjang tetap aman. Ini pertama kali terjadi dalam enam tahun,” kata Antoni Hutagaol, Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik dan Peralatan BPBD Bantul.

Antoni menjelaskan, jebolnya groundsiil di Sungai Progo menyebabkan aliran air dari utara langsung meluncur ke selatan tanpa sempat meresap ke pinggir sungai. Padahal, selama ini, groundsiil menahan air agar sebagian merembes ke mata air di sekitar wilayah pinggir sungai.

“Biasanya groundsiil memperlambat arus sungai, sehingga air sempat mengisi cadangan air tanah. Setelah jebol, air tanah ikut habis terbawa arus sungai,” katanya.

Akibat kondisi itu, warga harus mencari air bersih ke tempat lain. Namun sumber air terdekat pun tidak cukup memenuhi kebutuhan ribuan orang.

“Kedalaman sumur di sana rata-rata 15 meter, tapi saat ini ada yang menguras sumur semakin dalam justru airnya keruh,” jelas Antoni.

BPBD Bantul telah mengirim dropping air bersih sekitar 15 ribu liter ke tiga dusun terdampak. Namun keterbatasan anggaran memaksa BPBD menggandeng relawan dan pihak CSR untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.

“Kami memang menganggarkan dropping air untuk musim kemarau, tapi kejadian ini di luar perkiraan. Apalagi musim kemarau basah tahun ini belum masuk puncaknya,” ujar Antoni.

Pemerintah Kalurahan Trimurti kini tengah melengkapi data valid jumlah warga terdampak untuk mempercepat penanganan. Warga berharap distribusi air bersih bisa segera ditambah, mengingat pasokan sumur pribadi benar-benar tak mencukupi.

Antoni menegaskan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) untuk memastikan penyebab teknis di lapangan.

“Kami akan terus memantau dan berupaya mencari solusi agar pasokan air tanah warga bisa pulih. Tidak boleh dibiarkan berkepanjangan,” tandasnya. [*]  Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |