Deg-degannya Pelatih Champion Klaten Sebelum Jadi Juara U-19 Putri Polytron Superliga Junior 2025

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Aurum Oktavia Winata tak bisa duduk tenang saat mendampingi para pemainnya di final U-19 Putri Polytron Superliga 2025. Pasalnya, strategi dan prediksi yang dibuat sebelum partai final melawan Taqi Arena di GOR Djarum, Jati, Kudus, Ahad (21/9/2025) pagi, berantakan.

Bersama rekannya sesama pelatih Elvira Arum, Aurum menargetkan timnya menyapu bersih tiga partai tunggal atas Taqi Arena. Namun, hanya satu poin didapatkan pada tunggal pertama.

"Rasanya lebih mending saya bermain," kata Aurum sambil tertawa usai timnya memastikan kemenangan 3-2 dan tampil sebagai juara.

Target poin meleset

Awalnya Champion Klaten unggul 1-0 lewat Griselda Galafreya Naashir yang mengalahkan Gracela Candrepha Utami 21-18, 21-16. Namun kemudian, Neisya Syaza Vardian kalah dari tunggal kedua Taqi Arena, Berlian Rahma, 20-22, 18-21. Skor berubah menjadi 1-1.

Champion Klaten kemudian tertinggal 1-2 setelah Vanezya Artha Nafasta takluk dari Rayya Aqila Qaireen 15-21 dan 18-21. Dalam kondisi kritis dan tak boleh kalah lagi, Champion Klaten bangkit mengamankan dua partai terakhir.

Griselda yang berpasangan dengan Neisya mengalahkan duet Gracela/Rayya dengan skor 21-14, 21-14. Kemenangan Champion Klaten ditentukan oleh pasangan Ayunda Zalfa Irmanto/Vanezya Artha Nafasta yang mengatasi perlawanan Berliana Rahma/Vania Dwi Yanti 21-15, 21-12.

"Ada beberapa target yang meleset di tunggal kedua dan ketiga. Tapi bersyukur, Alhamdulillah bisa mengambil poin dari ganda. Awalnya kita harapkan bisa mengambil semua poin dari tunggal satu, dua, dan tiga," ujar Aurum.

Atmosfer beda final beregu

Bagi Aurum, kondisi ini merupakan dinamika permainan beregu. Sosok yang diharapkan menyumbang poin bisa saaja gagal karena banyak hal. Di sisi lain, pemain yang tidak begitu diunggulkan justru mampu mempersembahkan angka.

Ia mengatakan, sebagai pelatih, ada kepelikan yang dihadapi dalam menentukan susunan pemain. Ada unsur spekulasi, yakni menduga-duga siapa pemain yang akan diturunkan lawan untuk menjadi pertimbangan menentukan susunan pemain sendiri.

"Memang untuk ganda pertama dan kedua nggak tahu karena masih tentatif. Kita masih yakin tunggal pertama kedua dan ketiga. Kalau meleset ya satu saja, tapi ini dua nomor meleset," ungkapnya.

Dalam situasi dalam tekanan itu, kata Aurum, pemilik klub dan pelatih putra ikut memberikan motivasi dan pencerahan kepada pemain. Sebab, ini kali pertama mereka bermain di pertandingan beregu. Para pemain dibuat lebih tenang menikmati permainan, tidak diberikan beban yang berat.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |