TEMPO.CO, Jakarta - Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar Jules Abraham Abast mengatakan polisi telah selesai melakukan olah TKP kecelakaan maut tol Cipularang di KM 92 B ruas Tol Cipularang, Bandung, Jawa Barat pukul 09.30 WIB. "Sudah selesai, namun masih terjadi antrian kepadatan," ujar Jules dalam keterangannya Selasa, 12 November 2024.
Jules mengatakan hasil dari penyelidikan olah TKP belum dapat diketahui karena masih dalam analisis tim Traffic Accident Analysis (TAA). Menurut Jules, polisi akan memeriksa sopir truk yang diduga menyebabkan kecelakaan.
Petugas Patroli Jalan Raya Cipularang Komisaris Polisi Joko Prihantono menceritakan dugaan sementara kecelakaan ini bermula dari sebuah kendaraan kontainer mengalami rem blong. “Kendaraan kontainer tidak dapat melakukan perlambatan (pengereman), sehingga kendaraan hilang kendali, kemudian terbalik di jalur,” ujarnya.
Dalam video yang beredar di media sosial, kecelakaan di Tol Cipularang melibatkan lebih dari 10 mobil. Awalnya, sebuah truk bermuatan penuh menyalip kendaraan lain dari lajur kanan dengan kecepatan tinggi. Truk tersebut terguling ke arah kiri menabrak sejumlah kendaraan yang ada di depannya.
Kemudian, dalam video tersebut terlihat beberapa mobil yang terhempas hingga menaiki kendaraan lainnya. Mobil-mobil tampak rusak parah hingga sebagian pecahan-pecahannya berserakan di jalan. Tampak juga beberapa orang terjepit dalam tumpukan mobil tersebut.
Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, khususnya di KM 92 itu bukanlah yang pertama, sebelumnya insiden semacam ini pernah terjadi beberapa kali.
Pada 2019, di KM 92, truk bermuatan pasir terguling hingga menyebabkan kendaraan yang berada di belakangnya saling bertabrakan. Sebanyak 21 kendaraan terlibat dalam kecelakaan di KM 91 tersebut. Sebagian kendaraan terbakar setelah beradu dengan kendaraan lain.
Akibat kecelakaan tersebut, 8 orang meninggal dan 20 lainnya luka-luka. Berdasarkan data dari Humas Polda Jabar, 4 orang yang meninggal mengalami luka bakar.
Kemudian, dilansir dari CNN, pada 13 Januari 2020, sebuah truk menabrak kendaraan elf di KM 92.200 Tol Cipularang. Kecelakaan diduga karena sopir truk kurang menjaga jarak saat mengemudikan kendaraannya.
Polisi juga menduga pengemudi truk kurang berkonsentrasi saat berkendara hingga akhirnya menabrak kendaraan di depannya. Kecelakaan naas ini menyebab dua orang tewas. Sementara itu, pengemudi truk disebut melarikan diri usai kejadian.
Berselang satu tahun, tepatnya 5 April 2021, kecelakaan antara mobil Toyota Calya nomor polisi B-XXXX-PFO dan mobil pickup bernomor polisi D-XXXX-UD terjadi di KM 105 Tol Cipularang
Berdasarkan keterangan saksi, kecelakaan diduga berawal saat mobil Toyota Calya sedang melintas di lajur A. Pengemudi mobil tersebut lalu menabrak kendaraan lain. Polisi mencatat kecelakaan naas ini menyebabkan satu orang meninggal dunia. Sementara itu, empat orang lainnya mengalami luka.
Polisi Sebut Korban Kecelakaan di Tol Cipularang Bertambah jadi 30 Orang
Kepolisian menyatakan jumlah korban kecelakaan di Jalan Tol Cipularang Km 92 B, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, bertambah. Kecelakaan yang melibatkan belasan kendaraan itu terjadi pada Senin, 11 November 2024 itu.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Purwakarta, Ajun Komisaris Besar Lilik Ardiansyah, mengonfirmasi hal ini. “Betul, update terbaru ada 30 korban,” katanya ketika dihubungi Tempo pada Selasa, 12 November 2024. “Terdiri atas satu meninggal dunia, empat luka berat, 25 luka ringan.”
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Jules Abraham Abast, menyebut kepolisian telah mengidentifikasi korban meninggal dalam peristiwa itu. “Korban berinisial AM, perempuan berusia 14 tahun,” ujar Jules.
Adapun dari hasil pendataan terakhir pagi ini, kepolisian menyatakan ada sebanyak 17 kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.
Sebelumnya, Petugas Patroli Jalan Raya Cipularang, Komisaris Joko Prihantono menjelaskan dugaan sementara penyebab kecelakaan ini. Menurutnya, peristiwa bermula dari sebuah kendaraan kontainer yang mengalami rem blong. “Kendaraan kontainer tidak dapat melakukan perlambatan (pengereman), sehingga kendaraan hilang kendali, kemudian terbalik di jalur,” ujarnya.
MICHELLE GABRIELA | DEDE LENI MARDIANTI | ERVANA TRIKARINAPUTRI