TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pers akan memanggil wartawan yang diduga terlibat dalam rekayasa laporan polisi dalam kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang. Pemanggilan ini juga ditujukan kepada manajemen CNN Indonesia untuk memberikan klarifikasi.
“Kami dari Dewan Pers akan meminta keterangan manajemen CNN Indonesia dan juga wartawan bersangkutan untuk klarifikasi,” kata Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 4 Desember 2024.
Kasus ini bermula dari laporan polisi yang menyebut penembakan terjadi saat pembubaran tawuran antargeng. Namun, Polres Semarang dan Polda Jawa Tengah membantah narasi tersebut. Polisi menyatakan penembakan dipicu oleh senggolan kendaraan dan tidak ada kaitannya dengan tawuran.
Dewan Pers mengungkap, dalam pemberitaan kasus tersebut, disebut ada rekayasa oleh wartawan yang bekerja sama dengan polisi terduga pelaku penembakan. Wartawan itu disinyalir membantu menyusun narasi untuk menutupi pelanggaran oleh personel polisi.
Menurut Ninik, wartawan wajib bekerja sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. “Hal ini akan kami tekankan dalam proses klarifikasi untuk memastikan permasalahan terungkap secara jelas,” ujar Ninik.
Menyoal kapan pemanggilan tersebut, lanjut Ninik, masih akan dikoordinasikan lebih lanjut.
Dalam keterangan tertulis Dewan Pers itu juga disebutkan bahwa CNN Indonesia menyatakan sedang melakukan investigasi internal dan berkomitmen menyiapkan informasi yang akan disampaikan ke publik. Tempo telah berupaya menghubungi Yenita Achyar, Kepala HRD CNN Indonesia, pada Rabu malam, namun belum mendapat tanggapan.
Dalam kasus ini, Siswa SMK 4 Semarang, GRO, tewas usai ditembak anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes berinisial RZ pada Ahad, November 2024. Menurut Kapolrestabes Semarang, Komisaris Besar Irwan Anwar, awal kejadian membuat GRO bermula saat terjadinya aksi tawuran di wilayah Simongan, Semarang Barat. Menurutnya, RZ melepaskan tembakan usai mendapat perlawanan dari GRO saat hendak melerai tawuran tersebut.
Belakangan, terbukti bahwa penyebab penembakan tersebut bukanlan tawuran. Kabid Propam Polda Jateng Kombes Aris Supriyono menyebut motif Ajun RZ menembak Gamma, siswa jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 4 Semarang, pada 24 November lalu bukan untuk membubarkan tawuran. Namun, Aipda RZ merasa kendaraannya diserempet.
RZ ketika itu baru kembali dari kantor dan di arah berlawanan berpapasan dengan anak remaja yang tengah melakukan kejar-kejaran. Salah satu motor itu kemudian menyerempet kendaraan RZ. "Terduga (Aipda RZ) lalu menunggu mereka putar balik kemudian terjadi penembakan," ujar dia dalam rapat bersama Komisi III DPR yang juga dihadiri oleh Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar pada Selasa, 3 Desember 2024.
Temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap bahwa para siswa awalnya hanya berkumpul untuk bermain futsal, bukan terlibat tawuran. Mereka ditembak tanpa peringatan saat hendak pulang. Dewan Pers mengapresiasi langkah Polri yang terbuka dalam menangani kasus ini. Koreksi terhadap narasi awal dinilai penting untuk membangun kepercayaan publik. Ninik menyebut, pihaknya memberikan perhatian serius pada dugaan ini karena menyangkut prinsip-prinsip dasar jurnalisme.
Pilihan Editor: Korban Kekerasan Seksual Pria Difabel di NTB Diduga 13 Orang, Modus Awal Serupa