YOGYA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, tercatat 29 warga Kota Yogyakarta mengalami gigitan anjing. Meski angka kasus tersebut terbilang cukup tinggi, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta memastikan seluruhnya tidak ditemukan indikasi rabies.
Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan DPP Kota Yogyakarta, Sri Panggarti, menuturkan setiap laporan gigitan yang masuk selalu ditindaklanjuti dengan observasi terhadap hewan penggigit. Pemantauan dilakukan selama 14 hari, disertai pemeriksaan laboratorium melalui sampel air liur yang dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta.
“Semua anjing yang diamati kondisinya sehat. Tidak ada yang menunjukkan gejala rabies. Sampai saat ini Jogja masih berstatus bebas rabies sejak 1997, dan predikat itu terus kami jaga,” ujarnya, Kamis (28/8/2025).
Panggarti menjelaskan, koordinasi penanganan kasus gigitan dilakukan lintas instansi. DPP fokus pada penanganan hewan, sedangkan warga yang tergigit ditangani oleh Dinas Kesehatan. Dengan pola kerja sama ini, setiap kasus bisa dipastikan mendapat penanganan menyeluruh, baik terhadap manusia maupun hewannya.
Untuk mencegah munculnya kasus rabies, Pemkot melalui DPP kembali menggelar program vaksinasi rabies gratis pada 1–30 September 2025. Sebanyak 3.000 dosis vaksin sudah disiapkan dan akan disebar di 45 kelurahan, Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta, serta sejumlah praktik dokter hewan.
Syaratnya, pemilik hewan peliharaan harus berdomisili di Kota Yogyakarta dengan menunjukkan fotokopi identitas. Bagi warga luar kota, diwajibkan membawa surat keterangan tinggal dari pengurus RT/RW. Adapun hewan yang bisa divaksin harus berusia minimal empat bulan, tidak dalam kondisi bunting maupun menyusui, serta sudah diberi obat cacing minimal satu minggu hingga tiga bulan sebelumnya.
“Layanan ini terbuka bagi anjing, kucing, maupun kera peliharaan. Tujuannya agar tidak ada peluang virus rabies masuk ke wilayah Kota Yogya,” jelasnya.
Selain menyasar hewan peliharaan, vaksinasi juga diarahkan pada hewan liar. Untuk kegiatan ini, DPP bekerja sama dengan komunitas pecinta hewan seperti Animal Friends Jogja (AFJ). Mereka akan menjangkau lokasi-lokasi publik, termasuk pasar tradisional, yang sering menjadi tempat berkumpulnya hewan tanpa pemilik.
“Kami perlu melibatkan komunitas karena mereka punya data dan jaringan relawan yang bisa membantu mengendalikan populasi hewan liar. Dengan begitu, upaya pencegahan bisa lebih efektif,” tambah Panggarti.
Dengan langkah observasi ketat dan vaksinasi massal tersebut, Pemkot Yogyakarta optimistis status bebas rabies yang telah disandang selama hampir tiga dekade tetap dapat dipertahankan. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.