Di Tengah Penyelidikan Kejahatan Perang Israel, Jaksa ICC Hadapi Kampanye Kotor

3 weeks ago 12

TEMPO.CO, JakartaDalam apa yang secara luas dianggap sebagai kampanye kotor untuk menghalangi penuntutan terhadap para pemimpin Israel di Mahkamah Pidana Internasional (ICC), muncul laporan-laporan yang menuduh Kepala Jaksa Penuntut Umum Karim Khan terkait perilakunya dengan seorang kolega wanita. Korban yang disebut-sebut belum membuat pengaduan resmi, dan Khan dengan keras membantah tuduhan tersebut.

Menurut Daily Mail Inggris, yang pertama kali melaporkan berita ini, Khan menyatakan bahwa ada kampanye fitnah yang disengaja untuk melawan dia dan ICC.

"Saya benar-benar dapat mengkonfirmasi bahwa tidak ada kebenaran atas tuduhan pelanggaran," kata Khan. "Ini adalah momen di mana saya dan Mahkamah Pidana Internasional menjadi sasaran berbagai serangan dan ancaman. Dalam beberapa bulan terakhir, keluarga saya termasuk istri dan anak saya juga menjadi sasaran."

Mekanisme Pengawasan Independen, yang menyelidiki tuduhan pelanggaran di pengadilan, telah mengkonfirmasi bahwa korban yang dituduhkan telah memutuskan untuk tidak mengajukan pengaduan resmi. Masalah ini tidak dilanjutkan ke tahap investigasi.

Tuduhan tersebut muncul di tengah langkah penting Khan pada Mei untuk meminta surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Namun, sejak permintaan tersebut diajukan, belum ada kemajuan yang terlihat dalam kasus ini.

ICC telah menghadapi tekanan internasional yang signifikan terkait potensi investigasi terhadap para pejabat Israel. Tuduhan terbaru terhadap Khan dipandang oleh para pengamat sebagai bagian dari taktik intimidasi yang sedang berlangsung yang bertujuan untuk menghalangi pekerjaan pengadilan.

Khan, yang terpilih sebagai jaksa penuntut ICC pada 2021, telah mempertahankan komitmennya terhadap misi pengadilan, dengan menekankan bahwa ia telah bekerja secara global selama tiga dekade tanpa ada keluhan seperti itu yang diajukan kepadanya. Dia telah menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama sepenuhnya dengan proses resmi apa pun, sambil menegaskan kembali dukungannya bagi para korban pelecehan.

Waktu dan sifat dari tuduhan-tuduhan ini telah menimbulkan kekhawatiran di antara para pendukung keadilan internasional tentang upaya-upaya untuk melemahkan independensi ICC dan investigasi yang sedang berlangsung terhadap dugaan kejahatan perang.

Israel memiliki sejarah mengintimidasi, mengancam, dan berusaha memeras para pejabat ICC dalam upaya untuk menggagalkan kerja pengadilan. Pada bulan Mei, terungkap bahwa mantan kepala Mossad, badan intelijen Israel, secara pribadi mengancam Fatou Bensouda, mantan jaksa penuntut utama ICC, dan keluarganya dalam serangkaian pertemuan rahasia.

Ancaman tersebut merupakan bagian dari kampanye kotor yang terkoordinasi oleh Israel untuk melemahkan Bensouda, yang juga melibatkan Mossad yang secara aktif mencari informasi yang membahayakan tentang jaksa penuntut dan anggota keluarganya.

Penargetan Bensouda oleh Mossad hanyalah salah satu bagian dari "perang" rahasia selama hampir satu dekade yang dilancarkan oleh beberapa badan intelijen Israel terhadap ICC.

 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |